Nasional

KSP Ungkap Pendapatan Perkapita Indonesia Tembus US$4.580

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 24/10/2023 20:50 WIB

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) DR. Moeldoko dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) terkait ‘Peluncuran Capaian Kinerja 2023’, Selasa (24/10)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) DR. Moeldoko menyampaikan, saat ini Indonesia sudah masuk dalam kategori negara berpenghasilan menengah ke atas atau upper middle income.

Menurut Moeldoko, hal itu ditandai dengan pendapatan per kapita Indonesia yang telah melesat menjadi US$4.580 pada Juli 2022. Angka ini telah melewati batas yakni US$4.466 yang ditetapkan oleh Bank Dunia untuk kategori negara upper middle income.

"Posisi Indonesia di upper midlle country pada 1 Juli 2023, Gross National Income (GNI) kita mencapai US$4.580 di tahun 2022," kata Moeldoko dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) terkait ‘Peluncuran Capaian Kinerja 2023’, Selasa (24/10)

Berdasarkan data Bank Dunia, Gross National Income (GNI) per kapita atau pendapatan per kapita Indonesia naik sebesar 9,83 persen yaitu menjadi US$ 4.580 di 2022, sedangkan di 2021 tercatat sebesar US$4.170.

"Dan itu melewati ambang batas yang ditetapkan Bank Dunia dan ini sebuah peningkatan," ujar Moeldoko.

Dilanjutkannya, pemerintah saat ini terus bekerja mewujudkan target Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap) pada 2036.

Namun, target ini akan menghadapi tantangan berat, yaitu pertumbuhan ekonomi yang harus konsisten di atas 6 persen per tahun. Hal ini bukan pekerjaan mudah, mengingat Indonesia saat ini masih menghadapi banyak tantangan, salah satunya kenaikan inflasi akibat situasi geopolitik yang tidak menentu.

Meski begitu, pemerintah optimistis bahwa Indonesia dapat mencapai target tersebut. Pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, termasuk pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan peningkatan produktivitas.

"Itu bukan pekerjaan mudah tetapi juga tidak mungkin karena itu artinya memerlukan pertumbuhan secara konsisten 6 persen setiap tahun dalam jangka yang cukup panjang kita harus optimis," ujarnya.

Pertumbuhan Investasi

Dalam kesempatan tersebut Moeldoko juga menyampaikan, iklim investasi di Indoensia tumbuh dengan baik. Presiden Joko Widodo, kata dia, tengah berupaya untuk menjaga iklim investasi yang kondusif. Caranya dengan memelihara stabilitas ekonomi dan politik, pengembangan sistem logistik dan penyederhanaan regulasi.

Mantan Panglima TNI tersebut mengamini sebagian investasi, khususnya pengadaan alutsista ada yang menggunakan skema Transfer of Technology (TOT). Skema ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan Indonesia.

"Ada skema yang mengarah ke TOT, khususnya di industri alutsista itu sangat clear ya, bagaimana kalau kita menggandeng perusahaan asing dan berikutnya memberikan komitmen untuk TOT, itu sering terjadi. Tapi ada juga investasi yang bersifat murni," ujarnya.

Moeldoko mengatakan, pemerintah Indonesia akan bekerja sama dengan perusahaan asing untuk mengembangkan industri pertahanan Indonesia. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan produk alutsista yang berkualitas dan kompetitif di pasar internasional.

Kemudian, lanjut dia, Pemerintah Indonesia telah menerima komitmen dari pemerintah Tiongkok untuk terlibat dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Ditekankannya,  pemerintah Indonesia menyambut baik kerja sama dengan Tiongkok dalam pembangunan IKN tersebut. Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan IKN dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

"Yang jelas dari pemerintah Tiongkok memberikan perhatian untuk terlibat dalam pembangunan IKN," kata Moeldoko.

Artikel Terkait