Nasional

Wastraprema Memberikan Edukasi Wastra Tenun dan Batik

Oleh : luska - Rabu, 08/11/2023 09:07 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Himpunan Wastraprema kembali  memberikan edukasi mengenai wastra tenun dan batik dalam siklus kehidupan masyarakat Jawa yang diselenggarakan Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Indonesia yang dibuka Dekan Fakultas Ilmu Budaya /FIB Dr.Bondan Kanumoyoso di kampus UI Depok Selasa ( 7/11/2023) .

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Dr.Bondan Kanumoyoso menyambut baik prakarsa penyelenggaraan acara history Fair UI 2023 yang mengangkat tema Sejarah Wastra Indonesia , yang diisi  berbagai kegiatan diantaranya bincang bincang dengan pencinta dan pengamat Wastra diantaranya  Ketua Umum Himpunan Wastraprema Neneng Iskandar serta kegiatan  peragaan busana tenun dan batik sebagai wastra nusantara, serta berbagai  debat dan diskusi mengenai Wastra. 

Ketua Umum Himpunan Wastraprema Neneng Iskandar menjelaskan bahwa wastra selalu hadir dalam kehidupan manusia dan memiliki peran penting terutama dalam ritual yang berhubungan dengan siklus daur kehidupan yang digunakan sebagai pelengkap upacara.

Neneng Iskandar   menjelaskan siklus daur  hidup melalui 40 lembar kain batik dan tenun lurik  lawas koleksinya,   sejak masa di dalam kandungan, kelahiran, anak anak hingga menikah sampai  menutup mata, yang tercermin dari fungsi masing masing wastra yang memiliki corak serta makna philosophy sendiri. Lebih lanjut Ketua Umum Wastraprema Neneng Iskandar  menjelaskan pembuatan  wastra untuk upacara biasanya pada zaman dahulu , diiringi dengan doa sehingga dipercaya memiliki tuah yang diharapkan dapat memberikan kebaikan, kebahagiaan,keselamatan dan perlindungan bagi pemakainya .Ketua Umum Himpunan Wastraprema Neneng Iskandar mengatakan sesuai dengan visi dan misi perkumpulan ini , akan terus memberikan edukasi megenai wastra Nusantara  agar  dapat tetap lestari , dan dipahami oleh generasi muda.Terlebih pada saat ini minat generasi muda terhadap wastra Nusantara semakin berkembang.Kaena itu pihaknya juga memiliki program “Batik and  Tenun Goes to Campus” .

Lebih lanjut Ketua Umum Wastraprema Neneng Iskandar menjelaskan di zaman modern yang serba praktis ini rangkaian upacara daur hidup sudah jarang dilakukan lagi, hanya di beberapa tempat dan golongan tertentu saja yang masih mempertahankan upacara. Ketua Umum Himpunan Wastraprema Neneng Iskandar menghawatirkan kondisi ini, sehingga para pengrajin tentunya semakin berkurang yang berminatdan dapat membuat  kembali motif motif yang mempunyai nilai nilai tinggi yang sarat phylosophy.

Pencina dan pengamat Wastra Neneng Iskandar juga menyinggung mengani batik Vorstenlanden.
Istilah “Vorstenlanden” merupakan sebutan untuk tanah kerajaan  di Jawa Tengah bagian Selatan pada masanya.  Perjalanan sosial-politik serta budaya di tanah ini mempengaruhi politik kebudayaannya.  Batik menjadi salah satunya. Batik keraton adalah batik yang berkembang dalam lingkungan keraton, baik Yogyakarta maupun Surakarta. Batik keraton merupakan awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. 

Pada kesempatan itu , Wastraprema juga berpartisipasi untuk memberikan penilaian dalam acara peragaan busana batikdan tenun . Para peserta memberikan uraian mengani makna dari jenis wastra yang dikenakan serta digunakan untuk kesempatan apa.

Anggota yang juga pengurus Wastraprema Sari Ramdani menjadi salah satu juri yang mewakili Wastraprema untuk memberikan penilaian pada busana yang dipakai peserta.

Menurut Sari Ramdani kegiatan semacam ini sangat baik untuk mengajak para generasi muda lebih mengenal dan mencintai wastra Nusantara.Lebih lanjut dikemukakan melalui kegiatan serupa akan membuat generasi muda semakin menambah kreasi dan kebiasaan dikalangan generasi muda untuk biasa menggunakan kain nusantara, sehingga akan semakin lestari.

Himpunan Wastraprema sebelumnya juga telah memberikan edukasi  ke beberapa kampus  dengan istilah Batik Goes to Campus yang mendapat perhatian yang cukup banyak dari para mahasiswa.
Wastraprema dalam tahun 2023 telah mealukan berbagai kegiatan program diantaranya baru baru ini menggelar bincang bincang mengenai Batik Seratan Vorstenlanden dengan nara sumber Ketua Umum Himpunan Wastraprema Neneng Iskandar yang juga merupakan salah seorang pencinta, pemerhati Wastra di Indonesia.  

Sekilas mengenai Himpunan Wastraprema (HWP)

Himpunan Wastraprema (HWP) merupakan suatu wadah  yang beranggotakan para pencinta kain adati tradisi Indonesia yang didirikan dan dilegalisasi tanggal 28 Januari 1976.
Salah satu pendirinya adalah Ir.Safioen yang ketika itu menjabat sebagai Dirjen Tekstil Departemen Perindustrian yang didukung penuh Ali Sadikin Gubernur DKI Jakarta waktu itu.

Gubernur Ali Sadikin menyediakan tempat sebuah museum, yang dikenal dengan Museum Tekstil yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Wastaprema  pada tanggal 28 Juni 1976 .

Koleksi pertama Museum Tekstil berupa 500 helai lembar kain yang  merupakan hibah dari beberapa  gubernur pemerintah daerah dan anggota Himpunan Wastraprema.

Misi Himpunan  Wastraprema mengangkat citra,pemahaman dan apresiasi terhadap seni budaya kain tradisional Indonesia agar semakin dikenal, diminati, dihayati dan dilestarikan untuk diwariskan ke generasi penerus.
Nama Wastraprema diambil dari Bahasa Sansekerta, Wastra berarti kain dan prema artinya cinta,

Pameran merupakan salah satu sarana untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai wastra nusantara, disamping ceramah, diskusi dan pertemuan periodik.

Artikel Terkait