Bisnis

Musim Mas Fasilitasi Penjualan Kredit RSPO Senilai Rp 20 Milyar untuk Petani Swadaya Binaan

Oleh : very - Kamis, 23/11/2023 19:46 WIB

Penyerahan kredit oleh Deputi Direktur untuk Transformasi, RSPO, Mahatma Windrawan, kepada Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu, Sumatera Utara, Syahrianto, dan disaksikan oleh Rudman Simanjuntak, Independent Smallholders Manager, Musim Mas Group di sebuah hotel di Jakarta, Kamis (23/11). (Foto: Indonews.id)

Jakarta, INDONEWS.ID - Musim Mas Group, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia, hari ini, Kamis (23/11) memfasilitasi penyerahan kredit RSPO secara simbolis kepada petani sawit swadaya senilai Rp20.318.319.713.

Acara penyerahan kredit kepada Gabungan Asosiasi Pekebun Kelapa Sawit Swadaya Binaan Musim Group tersebut digelar di Jakarta sore ini.

Penyerahan kredit tersebut dilakukan oleh Deputi Direktur untuk Transformasi, RSPO, Mahatma Windrawan, kepada Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu, Sumatera Utara, Syahrianto, dan disaksikan oleh Rudman Simanjuntak, Independent Smallholders Manager, Musim Mas Group.

Musim Mas menjembatani penjualan kredit tersebut kepada mitra perusahaan melalui RSPO PalmTrace, sebuah platform yang menghubungkan penjual dan pembeli minyak kelapa sawit tersertifikasi RSPO yang dapat dilacak.

Para petani swadaya tersebut merupakan peserta program Training for Smallholders Musim Mas dan telah berhasil mendapatkan sertifikasi RSPO. Sebanyak 4.586 petani swadaya dengan cakupan lahan seluas 11.011,43 hektar tersebut juga tergabung di dalam enam Asosiasi Pekebun Sawit Inisiasi Musim Mas yang berlokasi di Sumatera Utara, Riau dan Kalimantan.

Jika digabungkan, total penjualan RSPO Kredit sejak 2020 adalah sebesar Rp39 Milyar, dan tahun ini merupakan penjualan tertinggi (Rp1,47 M tahun 2020, Rp.6,24 M tahun 2021, dan Rp. 10,98 M tahun 2022).

Mahatma Windrawan, Deputi Direktur untuk Transformasi, RSPO, mengatakan untuk jangka panjang ke depan, kesejahteraan produsen maupun petani, hanya dapat diperoleh bila kelapa sawit diproduksi secara berkelanjutan.

Menurutnya, sertifikasi RSPO yang menerapkan prinsip dan kriteria keberlanjutan yang ketat, memungkinkan produk sawit Indonesia masuk di pasar dunia.

“Kami sangat mengapresiasi Musim Mas yang telah menjalankan Program Pemberdayaan Petani Swadaya  dengan penuh dedikasi, sehingga para petani swadaya yang dibina dan didampingi dapat menerapkan praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan,” ujarnya dalam acara Media Workshop bertema “Memahami Sertifikasi dan Kredit RSPO: Tingkatkan Kesejahteraan Petani Swadaya dalam Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan”. Acara tersebut dipandu oleh Indonesia Communications Lead Musim Mas, Reza Rinaldi Mardja. 

Menurut Windrawan, jumlah petani swadaya tersertifikasi naik setiap tahun, yang membuktikan semangat industri kelapa sawit untuk menjadi lebih berkelanjutan.

Akhir tahun 2022 saja, jumlah petani swadaya yang telah tersertifikasi RSPO sebanyak 15.485 petani, yang mencakup lahan seluas 35.706 hektar, di mana hampir sepertiga dari petani tersebut adalah petani yang dibina dan didampingi oleh Musim Mas.

Sebagai perusahaan kelapa sawit terintegrasi, sustainable palm oil sudah menjadi bagian utama dalam strategi bisnis Musim Mas. Kebijakan untuk keberlanjutan ini diwujudkan melalui komitmen No Deforestation, No Peat, and No Exploitation; tidak hanya untuk operasional perusahaan, namun juga bagi pemasok dan kontraktor yang bekerja sama dengannya.

Untuk itu, Musim Mas selalu berusaha untuk memenuhi standar keberlanjutan yang paling ketat, agar dapat memastikan operasionalnya selalu mematuhi standar, skema, dan tolok ukur sertifikasi kelapa sawit terkemuka, di antaranya sertifikasi RSPO.

Pada tahun 2019, Musim Mas menjadi perusahaan kelapa sawit pertama yang tersertifikasi RSPO secara global, dan dua tahun berikutnya, 2021, Musim Mas sudah 100% tersertifikasi RSPO untuk pabrik yang terintegrasi.

Salah satu fokus kebijakan untuk keberlanjutan Musim Mas adalah meningkatkan taraf hidup petani, pekerja, dan masyarakat. Di Indonesia, petani swadaya mengelola sekitar 41% dari total lahan perkebunan sawit yang ada, dan menyumbang 35% dari produksi minyak sawit negara.

(Dari kiri ke kanan: Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu, Sumatera Utara, Syahrianto, Deputi Direktur untuk Transformasi, RSPO, Mahatma Windrawan, Rudman Simanjuntak, Independent Smallholders Manager, Musim Mas Group, Indonesia Communications Lead Musim Mas, Reza Rinaldi Mardja. Foto: Indonews.id)

Namun, sebagian besar dari mereka masih terkendala dalam menerapkan praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan, hasil kebun yang sedikit, tidak memiliki akses finansial, dan pasar.

Melalui program Training for Smallholders, Musim Mas memberikan pelatihan dan pendampingan dengan menggunakan modul berdasarkan empat pilar Prinsip dan Kriteria RSPO, yaitu Lingkungan, Manajemen Bisnis, Sosial dan Tantangan lain, yang dapat meningkatkan produksi petani dengan lahan yang ada, dan mendorong sertifikasi agar dapat mengakses pasar global. 

 

Kunci Industri Kelapa Sawit yang Berkelanjutan

Rudman Simanjuntak, Independent Smallholders Manager, Musim Mas Group menjelaskan bahwa bagi Musim Mas, petani swadaya adalah kunci untuk industri kelapa sawit di Indonesia yang berkelanjutan.

Karena itu, katanya, pemberdayaan petani menjadi prioritas ke depannya.

“Bila para petani swadaya kelapa sawit dapat menerapkan praktik-praktik perkebunan yang berkelanjutan, ditambah dengan sertifikasi, maka kami percaya industri kelapa sawit Indonesia bisa lebih bersaing di pasar global,” katanya.

Sejalan dengan hal tersebut, katanya, kesejahteraan petani swadaya juga akan lebih baik melalui peningkatan hasil panen dan akses pasar. “Kami berharap kita semua dapat lebih memahami komitmen para petani terhadap produksi berkelanjutan, yang bermanfaat bagi negara Indonesia dan masyarakatnya,” ucapnya.

Musim Mas telah menjalankan Program Pemberdayaan Petani Swadaya sejak tahun 2015. Saat ini, program pemberdayaan melalui pelatihan untuk petani tersebut memiliki dua pendekatan, yaitu Training for Smallholders yaitu program pelatihan petani secara langsung, dan Training for Trainers: Smallholders Hub yaitu program pelatihan untuk Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Program ini akan diteruskan kepada petani swadaya di masing-masing lokasi.

(Rudman Simanjuntak, Independent Smallholders Manager, Musim Mas Group. Foto: Indonews.id)

Dia mengatakan, program tersebut telah melibatkan lebih dari 42.900 petani swadaya, dan dijalankan di enam provinsi di Indonesia. “Melalui komitmennya yang kuat terhadap dampak dan perubahan positif pada petani swadaya,  Musim Mas Group dan Gabungan Asosiasi Pekebun Sawit Inisiasi Musim Mas (GAPSIMA) dianugerahi penghargaan Smallholders Impact Program dalam RSPO Excellence Awards tahun 2022 dan 2023,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu, Sumatera Utara, Syahrianto mengatakan, program pelatihan petani swadaya Musim Mas membuat mereka harus benar-benar menerapkan praktik-praktik berkebun yang baik dan benar.

“Tidak mudah memang. Namun setelah dijalani, memberikan hasil panen yang lebih banyak dan bagus. Kami juga didorong untuk mengikuti program sertifikasi RSPO, sehingga kami bisa mendapat kredit RSPO ini,” ujarnya.

Syahrianto berharap program pelatihan ini bisa diterapkan lebih luas lagi, sehingga lebih banyak petani swadaya yang dapat menerapkan sawit berkelanjutan.

Musim Mas Group adalah salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia yang beroperasi di 13 negara di Asia-Pasifik, Eropa, dan Amerika. Kegiatan operasional utamanya berada di Indonesia, yang mencakup budidaya hingga penyulingan dan manufaktur. Melalui tenaga kerja global, Musim Mas terus melakukan pengembangan yang inovatif dan berkelanjutan, memastikan kualitas produk, keamanan, dan efisiensi berjalan seiring dengan perkembangan industri. ***

Artikel Terkait