Nasional

LPER Belajar Hilirisasi Shorgum Tambiyaku

Oleh : luska - Minggu, 07/04/2024 08:39 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Panas terik yang menyengat bumi beberapa bulan lalu, merupakan Elnino yang mengeringkan tanah pertanian, bahkan suhu sempat menyentuh angka psikologi 41 derajat. Akibat kekeringan tersebut maka dunia mewaspadai dan hati-hati mengelola rantai pasok bahan pangan termasuk Indonesia.

Lalu apa hubungannya kekurangan bahan pangan dengan Shorgum? Nah ini yang menarik bagi LPER (Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat) melakukan study banding tentang hilirisasi Shorgum ( bahan pangan berupa beras dan aneka produk olahan) merek Tambiyaku di kantor perwakilan Cibubur,pada tanggal 6 Maret 2024.

Rombongan pemgurus LPER yang terdiri Nenden H. Juana, Sarwono, Francisca Sestri, Dessy Ayu serta Rinta.
Muhammad Bayu (27 th) pemilik industri tersebut menjelaskan bahwa Shorgum ditanam di Kalimantan Selatan, memiliki berbagai output berupa : beras, tepung, makanan kering,gula semut,gula cair, mie instan, kecap,cuka dll masih dalam pemgembangan. Dari daunnya diolah untuk pakan ternak, seraya mengklaim produknya sudah ada di beberapa  toko modern dan ekpor kemanca negara. Masih menurut Bayu,saat sekarang kekurangan pasokan bahan,dan diungkapkan juga dibeberapa forum diskusi antara lain di Segmen 3 P TKN, dan Rumah Sawit Indonesia (RSI) melalui zoom secara internasional.

Nenden H. Juana Ketua Bidang Legal dan Hukum LPER merangkap Ketua Ikatan Notaris Kab. Bogor, didampingi Sarwono Ketua bidang Kelembagaan dan Hubungan Pemerintah, menyimak dan melakukan diskusi tentang sistem pemasarannya, dan terungkap bahwa yang di Cibubur hanya untuk memenuhi permintaan konsumen secara online,selebihnya disupply dari pabrik yang ada di Kalimantan.

Kunjungan ini dilanjutkan melihat proses produksi, sekaligus untuk pengetahuan tentang deversifikasi pangan, agar Indonesia yang kaya SDA dan SDM mau memanfaatkan teknologi pengolahan Shorgum sebagai bahan pangan pengganti beras.

TAGS : LPER

Artikel Terkait