Jakarta, INDONEWS.ID - Calon Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Periode 2024-2027 Hasnu Ibrahim berkomitmen mendorong laboratorium gerakan pada setiap level struktur dan pemetaan zonasi gerakan berbasis isu lokal.
Hal itu dikatakannya apabila dirinya mendapatkan amanah untuk menjadi orang nomor satu di PMII pada Kongres PMII ke-21 yang akan digelar pada 09 sampai 15 Agustus 2024 mendatang di Palembang, Sumatera Selatan.
"Laboratorium gerakan pada setiap level struktur dan pemetaan zonasi gerakan berbasis isu lokal adalah gagasan terdidik dan terpimpin yang ditawarkan oleh PB PMII sebagai proses mengidentifikasi area-area spesifik di suatu wilayah yang memiliki potensi tinggi untuk menjadi pusat gerakan sosial terkait isu-isu lokal yang relevan yang akan dikawal oleh PMII se Nusantara," jelas Hasnu Ibrahim Calon Ketua Umum PB PMII Periode 2024-2027 kepada media, Selasa (06/08/2024) siang di Jakarta.
Hasnu menjelaskan, proses tersebut melibatkan analisis mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan politik di suatu wilayah untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok masyarakat yang paling rentan, sumber daya yang tersedia, dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam melakukan gerakan perubahan bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat.
Hasnu mengurai, ada beberapa alasan strategis mengapa laboratorium gerakan dan pemetaan zonasi gerakan ini penting untuk didorong oleh PB PMII.
Pertama, dari aspek efisiensi. Hal ini, katanya, untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan menargetkan area yang paling membutuhkan intervensi.
Kedua, jelas Hasnu, yaitu terkait relevansi. PMII, katanya, akan memastikan bahwa gerakan yang dilakukan relevan dengan konteks lokal dan kebutuhan masyarakat setempat.
Ketiga, kata Hasnu, dari aspek kolaborasi. Artinya dapat memudahkan koordinasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam gerakan, baik pemerintah, masyarakat dan media demi terciptanya masyarakat madani yang inklusif.
Keempat, lanjut Hasnu, terkait pengaruh. Hal tersebut, katanya, akan meningkatkan dampak gerakan dengan memfokuskan pada area-area yang memiliki potensi pengaruh yang besar.
"Ada beberapa langkah dalam melakukan pemetaan zonasi gerakan berbasis isu lokal dan laboratorium gerakan PMII yakni identifikasi isu lokal, analisis kondisi lokal, pemetaan geografis, analisis SWOT, prioritas zonasi, dan perencanaan strategi dan gerakan," jelas Hasnu.
Hasnu menjelaskan, contoh isu lokal dan potensi zonasi yang ditawarkan seperti isu lingkungan, sosial, agraria, maritim dan perikanan, pariwisata, pertambangan, perkebunan dan ekonomi.
Sebagai simulasi, kata Hasnu, yaitu terkait kampanye lingkungan. Maka tugas utama PMII adalah memfokuskan kampanye pada desa-desa di sekitar sungai yang tercemar, lokasi pertambangan dan atau proyek-proyek negara yang ugal-ugal tanpa memperhatikan keadilan iklim antar generasi.
Dengan demikian, lanjut Hasnu, PMII akan masuk dalam program pemberdayaan masyarakat.
"PMII akan menjalankan program pelatihan keterampilan di daerah dengan tingkat pengangguran tinggi," kata Hasnu.
Selain itu, lanjut Hasnu, advokasi kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan publik.
"Di mana PMII melakukan advokasi kebijakan di daerah dengan regulasi yang tidak mendukung masyarakat, pintu masuknya PMII akan mengawal secara ketat program legislasi nasional (prolegnas) di level nasional," ujar Hasnu.
Hasnu menegaskan, apabila modal historis, modal sosial, modal politik, dan modal budaya yang dimiliki oleh PMII dapat ditopang oleh kepemimpinan yang memiliki visi, maka PMII akan menciptakan arus besar perubahan dan kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia. ***