Nasional

Dialog Interaktif: Membangun Karakter dan Wawasan Kebangsaan Demi Pilkada 2024 yang Damai

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 03/10/2024 21:48 WIB


Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta, Prof. Dr. Nurliah Nurdin, MA

Jakarta, INDONEWS.ID – Dalam upaya memperkuat karakter dan wawasan kebangsaan guna mendukung kesuksesan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024, Kementerian Dalam Negeri menggelar dialog interaktif bertajuk "Urgensi Membangun Harmoni dan Wawasan Kebangsaan Untuk Mewujudkan Pilkada Tahun 2024 yang Damai". Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Oktober 2024, di Ruang Rapat Kementerian Dalam Negeri, Jl. Medan Merdeka Utara Nomor 7, Jakarta Pusat, dimulai pukul 09.00 WIB hingga selesai.

Sebanyak lebih dari 90 peserta hadir secara daring dan 85 peserta yang hadir secara luring, untuk menyimak materi-materi yang disampaikan oleh para narasumber. Dialog ini bertujuan untuk membangun pemahaman yang lebih baik mengenai karakter dan wawasan kebangsaan dalam konteks Pilkada yang akan datang.

Prof. Dr. Nurliah Nurdin, MA memulai sesi dengan materi berjudul "Urgensi Membangun Harmoni dan Wawasan Kebangsaan Untuk Mewujudkan Pilkada Tahun 2024 yang Damai." Dalam pemaparannya, Prof. Nurliah menyoroti pentingnya memahami berbagai bentuk konflik pemilu terjadi karena tiga hal; perjuangan antara kelompok yang berbeda dengan kepentingan yang berlawanan, tidak ada mekanisme yang kredibel untuk menyelesaikan perselisihan, dan pemilih merasa bahwa proses pemilu tidak akan memberikan perubahan atau manfaat yang mereka harapkan, yang menyebabkan frustrasi dan konflik.

Harmonisasi nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan dapat membantu mengurangi potensi konflik tersebut. Dalam menjaga persatuan dan harmoni, Local Wisdom memiliki beberapa prinsip, seperti; seni dan budaya, sistem gotong royong, kearifan lokal dalam resolusi konflik, penghormatan terhadap keragaman, pendidikan tradisional, ritual dan upacara adat. Polarisasi di Indonesia sering muncul dalam konteks politik, dan melalui media sosial dapat mendukung konflik antar pendukung dalam Pilkada.

Prof. Nurliah juga mengangkat isu konflik internasional dan yang terjadi di Indonesia, seperti pada Konflik Pemilu Presiden (2019) yang menunjukkan kemenangan Jokowi dengan sekitar 55% suara, kubu Prabowo mengklaim bahwa terjadi kecurangan besar-besaran dalam proses pemilu.

Tidak hanya itu, konflik Pilkada Jakarta (2017), Konflik Pilkada Maluku Utara (2018), Konflik Pilkada Tolikara (2017) juga dapat menjadi bukti bahwa pengaruh dinamika politik lokal dapat diatasi dengan beberapa strategi membangun harmoni yaitu dengan edukasi pemilih, dialog antar calon, kampanye positif, partisipasi masyarakat, menggunakan media sosial dengan bijak, penegakan hukum yang tegas, dan membangun rasa kebersamaan.

Prof. Nurliah menekankan strategi membangun harmoni antarwarga masyarakat sebagai kunci untuk menciptakan suasana Pilkada yang damai. "Harmonisasi antar individu dan kelompok sangat penting untuk menghindari perpecahan di masyarakat," ujarnya.

Selanjutnya, Dr. Baharuddin Thahir, S.Sos, M.Si, Sekretaris Jenderal MIPI, memberikan materi tentang "Partisipasi Politik Sebagai Upaya Mewujudkan Pilkada dan Kehidupan Demokrasi yang Berkualitas". Dalam sesi ini, Dr. Thahir menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat dalam proses politik sangat vital untuk menciptakan demokrasi yang sehat.

"Semakin aktif masyarakat terlibat dalam proses pemilu, semakin berkualitas pula kehidupan demokrasi yang kita jalani," ungkapnya. Dr. Thahir mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam proses pemilu agar tercipta demokrasi yang sehat dan berkualitas.

Dr. Fathurrahman, S.Pd, M.Si, yang menjabat sebagai Kepala Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan pada Badan Kesbangpol Provinsi Banten, membahas "Tantangan dan Hambatan Serta Langkah Strategis dalam Implementasi PPWK di Daerah". Beliau menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi dalam menerapkan pemahaman wawasan kebangsaan di daerah serta solusi yang perlu diambil oleh pemerintah dan masyarakat.

Memaparkan tantangan yang sering dihadapi dalam penerapan wawasan kebangsaan, serta langkah-langkah strategis yang bisa diambil oleh pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengatasi hambatan tersebut. "Kita perlu bersama-sama mencari solusi untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dalam pelaksanaan Pilkada," tegas Dr. Fathurrahman.

Dialog interaktif ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman peserta mengenai pentingnya karakter dan wawasan kebangsaan dalam menghadapi Pilkada 2024. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan Pilkada yang damai, demokratis, dan berkualitas.

Diharapkan dapat meningkatkan karakter dan wawasan kebangsaan para peserta, serta memperkuat komitmen bersama untuk menyukseskan Pilkada 2024 yang damai dan demokratis. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, diharapkan tercipta sinergi yang solid dalam menghadapi tantangan politik yang akan datang.

Artikel Lainnya