
Cilacap, INDONEWS.ID - PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (UIT JBT) meluncurkan program inovatif bernama GROW (Green Right of Way) Transmission. Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan lahan di sekitar jaringan transmisi listrik dengan mengganti tanaman keras yang berpotensi mengganggu jaringan transmisi listrik menjadi pohon kaliandra.
Kegiatan ini merupakan wujud komitmen *PLN* dalam upaya mendukung pencapaian 17 tujuan SDGs dengan fokus pada tiga bidang utama, yakni lingkungan, ekonomi, dan pengembangan UMKM.
Program GROW PLN UIT JBT mengganti tanaman keras di sekitar jaringan SUTET 500kV Kesugihan-Tasik yang berada di *Desa Keleng, Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap dengan pohon kaliandra, yang memiliki tinggi terkontrol *sesuai dengan batas aman (Right of Way) pada Permen ESDM No.13 Tahun 2021* sehingga tidak mengganggu operasional jaringan listrik. Pohon kaliandra dipilih karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan ramah lingkungan serta memiliki berbagai pemanfaatan mulai dari batang kayu, daun dan juga bunga. Selain itu, PLN UIT JBT meresmikan workshop pengolahan serbuk kayu (staw dust) kaliandra, *dan Pengelolaan Pelet Ikan dari Daun Kaliandra* sebagai bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Program GROW Transmoission ini diinisiasi oleh PLN UIT JBT melalui Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Purwokerto berkolaborasi bersama pemerintah daerah, dinas lingkungan hidup, dinas peternakan, akademisi dan tentunya warga masyarakat Desa Keleng sendiri.
Peresmian program GROW dan workshop pengolah stawdust dilakukan pada Senin (24/02) oleh General Manager PLN UIT JBT, Abdul Salam Nganro. Dalam keterangannya, Abdul Salam Nganro menjelaskan, Program GROW adalah sebuah inisiatif strategis serta wujud komitmen PLN UIT JBT dalam mencapai tujuan SDG’s melalui kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
“Program GROW Tranmission merupakan langkah nyata PLN UIT JBT dalam menjaga keseimbangan antara operasional sistem transmisi listrik yang andal dan pelestarian lingkungan yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar,” terang Abdul Salam.
Melalui Program GROW, PLN UIT JBT tidak hanya mengurangi risiko gangguan pada jaringan transmisi akibat tanaman keras yang tumbuh terlalu tinggi di area ROW, tetapi menjadi solusi inovatif yang mengintegrasikan tiga aspek penting : Keandalan sistem transmisi, pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang sejalan dengan SDG’s program TJSL PLN.
Kedepannya, Seluas 8ha lahan di bawah SUTET 500kV Kesugihan-Tasik akan ditanami 20.000 bibit pohon kaliandra, dimana dalam 6 sampai dengan 8 bulan dapat dilakukan panen. Dalam satu kali musim panen, GROW akan menghasilkan 100 ton sawdust untuk kegiatan co-firing pembangkit listrik yang dapat menyerap sebanyak 153,87 ton/ha CO2 yang berdampak pada pengurangan emisi karbon.
Harapannya, Program GROW Transmission dapat menjadi model keberlanjutan yang dapat direplikasi dan menjadi Role Model di wilayah lain, mendukung transisi energi hijau dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Program GROW Transmission di area jalur SUTET 500kV Kesugihan-Tasik akan menjadi pilot project bagi unit lain di wilayah kerja UIT JBT. Melihat potensi keberhasilan dan kebermanfaatan dari program ini, Saya berharap program ini dapat menjadi percontohan dan diimplementasikan di Unit PLN lainnya,” ujar Abdul Salam.