
Jakarta, INDONEWS.ID - Kapal kemanusiaan Madleen, yang tengah berlayar mendekati Jalur Gaza untuk mengirimkan bantuan, dilaporkan kehilangan kontak setelah dicegat oleh pasukan komando Israel di perairan internasional.
Kapal tersebut juga dilaporkan disemprot bahan kimia oleh drone-drone milik Israel dalam insiden yang disebut sejumlah aktivis sebagai bentuk intimidasi dan perang psikologis.
Aktivis Jerman Yasemin Acar, yang berada di atas kapal Madleen, melaporkan kepada Al Jazeera bahwa empat kapal milik Israel mendekati mereka, sementara dua kapal lainnya terlihat berada di sekitar kapal.
“Kami sangat dekat dengan Gaza, hanya sekitar 100 mil,” ungkap Acar. Ia menggambarkan situasi saat itu sebagai mencekam, dengan kapal-kapal Israel mendekat hanya dalam jarak 200 meter sebelum menjauh, sementara dua lainnya tetap berada di sekitar kapal.
"Kami melihat banyak cahaya di sekeliling kami, dan beberapa kapal memiliki lampu biru. Kami membunyikan alarm karena pendekatan itu terjadi secara bersamaan," ujarnya. Menurut Acar, tindakan itu tampak sebagai upaya menakut-nakuti dan membuyarkan misi kemanusiaan Madleen yang bertujuan menembus blokade Israel atas Gaza.
Huwaida Arraf, salah satu pendiri Gerakan Solidaritas Internasional yang mendukung Freedom Flotilla Coalition, membenarkan bahwa komunikasi dengan kapal Madleen terputus setelah intersepsi. “Beberapa saat yang lalu, komunikasi sepertinya terputus. Sebelumnya kami mendengar bahwa dua drone melayang di atas kapal dan menyemprotkan bahan kimia tidak dikenal,” kata Arraf kepada Al Jazeera dari Sisilia. “Beberapa orang di atas kapal melaporkan iritasi mata setelah kejadian tersebut.”
Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina, Francesca Albanese, juga melaporkan bahwa dua drone jenis quadcopter terlihat di atas Madleen. “Mereka bilang itu quadcopter yang berbahaya. TIM BERLINDUNG,” tulisnya melalui akun X (sebelumnya Twitter).
Koalisi Freedom Flotilla Gaza mengungkapkan dalam unggahan Instagram bahwa quadcopter tersebut “menyemprotkan zat seperti cat putih” ke kapal dan memancarkan suara-suara mengganggu lewat saluran radio, diduga sebagai bagian dari upaya Israel untuk mengganggu misi kemanusiaan itu.
“Selama lebih dari satu jam setengah terakhir, kapal Madleen telah berada di bawah ancaman langsung dari pasukan Israel,” kata Arraf. “Kita kehilangan semua kontak dengan rekan-rekan kami, dan yang terakhir kami dengar, mereka dikepung dan tampaknya pasukan komando angkatan laut Israel bersiap mengambil alih kapal.”
Kapal Madleen, bagian dari inisiatif Freedom Flotilla Coalition, membawa bantuan kemanusiaan penting menuju Gaza, yang telah mengalami krisis pangan parah akibat blokade total Israel sejak Oktober 2023. Kapal ini membawa 12 aktivis internasional, termasuk aktivis iklim Greta Thunberg, dalam misi kemanusiaan yang diluncurkan sejak 2 Maret lalu.
Jalur Gaza telah berada di bawah blokade darat, laut, dan udara oleh Israel sejak tahun 2007. Situasi kemanusiaan di wilayah tersebut kian memburuk dalam beberapa bulan terakhir, dengan laporan kekurangan pangan, air bersih, serta akses medis yang sangat terbatas.