INDONEWS.ID

  • Senin, 25/06/2018 01:47 WIB
  • Teknologi Hidrografy Dalam Pencarian KM Sinar Baru di Danau Toba

  • Oleh :
    • luska
Teknologi Hidrografy Dalam Pencarian KM Sinar Baru di Danau Toba
Gambaran teknologi Hidrografy yaitu memetakan kedalaman air, bentuk dasar laut dan garis pantai, lokasi kemungkinan penghalang, dan fitur fisik badan air. (Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Tim gabungan yang dikoordinasi Basarnas telah menemukan benda yang menyerupai dan diduga adalah kapal KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.

Penemuan yang diduga bangkai kapal KM Sinar Baru itu pada Minggu ( 24/6/2018) siang, tepatnya pukul 11.12 WIB, Diketahui posisi KM Sinar Bangun berada pada koordinat 2,47 derajat lintang utara dan 98,6 derajat bujur timur. Sedangkan posisi kapal diperkirkan pada kedalaman 450 meter di bawah permukaan air. Setelah penemuan koordinat dan posisi KM Sinar Bangun tersebut, selanjutnya diserahkan ke pihak berwenang dibawah kendali Basarnas untuk melakukan langkah-langkah strategis berikutnya.

Baca juga : Touring Legend Riders tiba di Sumatera Utara, Nikmati Keindahan Alam Danau Toba

Lalu bagaimanakah proses atau pun tahapan dari pencaharian kapal KM Sinar Bangun dan bagaimana peran pushidrosal serta tim gabungan lainnya yang terdiri dari Basarnas, kesatuan di TNI dan Polri serta lembaga lainnya.

Pada awal sebelum dilakukan tindakan pencaharian, tim gabungan dibawah kordinasi Basarnas berkumpul membahas langkah langkah SAR yang terdiri dari penyelamatan penumpang dan pencaharian kapal naas tersebut.

Baca juga : Diskusi FGD Kompolnas Bahas Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba

Dihari pertama Tim SAR gabungan memfokuskan pada penyelamatan ratusan penumpang yang terapung dan terombang ambing di tengah perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin, sekitar pukul 17.30 WIB.

Pencaharian para korban terus dilakukan dengan menyisir wilayah Danau Toba. Secara bergelombang tim gabungan baik dari Marinir, Kopaska, TNI AD, Basarnas, Polri, relawan, maupun warga sekitar berhasil menemukan para korban.

Baca juga : Ini Alasannya! Menpora Optimis Pembalap F1 Powerboat Betah di Danau Toba

Proses pencaharian korban dan bangkai kapal pun diperluas, dalam hal ini peran Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) sangatlah penting. Dalam kerjanya, Pushidrosal bertugas melakukan pemetaan (scanning) lokasi dengan menggunakan teknologi "hydrography" agar proses pencaharian lebih mudah dan cepat.

Teknologi Hidrografy adalah ilmu yang mengukur dan mendeskripsikan ciri-ciri fisik tubuh air dan lahan yang berdekatan dengan badan air tersebut. Survei dengan multibeam echo sounders adalah metode utama untuk memperoleh data hidrografi.

Dengan memetakan kedalaman air, bentuk dasar laut dan garis pantai, lokasi kemungkinan penghalang dan bentuk fisik dari badan air, hidrografi membantu menjaga sistem transportasi maritim kita bergerak dengan aman dan efisien.

Multibeam echo sounder beams menyapu dasar laut saat kapal melewati area survei. Balok suara echo multibeam memantul dari dasar laut dan kembali ke kapal tempat kedalamannya direkam.

Survei hidrografi juga digunakan untuk sejumlah tujuan, termasuk konstruksi struktural dasar laut, pemasangan pipa saluran dan kabel, pengerukan, penahan dan pemahaman habitat ikan.

Multibeam side scan sonar atau pemindai sonar yang merupakan bagian dari teknologi hidrografy ini turut dilibatkan dalam operasi pencarian, sejak Jumat (22/6/2018) pagi.

Setelah tim Pushidrosal berhasil menemukan dan memetakan lokasi objek yang dituju, langsung dikordinasikan kepada semua tim gabungan penyelamatan termasuk dari pihak swasta yang ikut membantu. Merekapun menyebar sesuai dengan wilayah kordinat yang telah ditentukan oleh tim Pushidrosal.

Mengingat kondisi kedalaman yang mencapai 450 meter, kemudian dipergunakan ROV ECA H1000 "semi work class" alat ini dapat menjangkau kedalaman air hngga 600 hingga 2000 meter. Alat ROV ECA H1000 ini berukuran besar, untuk membantu proses pengangkatan kapal. (Lka/Berbagai sumber)

Artikel Terkait
Touring Legend Riders tiba di Sumatera Utara, Nikmati Keindahan Alam Danau Toba
Diskusi FGD Kompolnas Bahas Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba
Ini Alasannya! Menpora Optimis Pembalap F1 Powerboat Betah di Danau Toba
Artikel Terkini
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas