Jakarta, indonews.id - Kementerian Pertanian terus mendorong ketersediaan cabai agar seluruh wilayah mampu memenuhi kebutuhannya. Termasuk wilayah DKI Jakarta, kini mulai mengembangkan tanaman cabai dan aneka sayuran daun dengan memanfaatkan lahan tidur guna memenuhi kebutuhan di wilayahnya.
DKI Jakarta selama ini merupakan salah satu wilayah yang mengalami defisit cabai. Dengan jumlah penduduk 10,5 juta jiwa, ibukota membutuhkan kurang lebih 125 ton cabai per hari. Namun pasokannya masih bergantung kepada wilayah luar DKI Jakarta seperti Jabar, Jateng, Jatim NTB, Bali dan Makassar.
Mendukung peningkatan produksi di wilayah DKI Jakarta, Ditjen Hortikultura mengalokasikan bantuan APBN 2019 seluas 5 ha. Lokasi pengembangan difokuskan di Kecamatan Cilincing Jakarta Utara seluas 3 ha, sisanya di Kecamatan Duren sawit Jakarta Timur dan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Untuk mensukseskan program tersebut, BPTP Provinsi DKI turut memberikan pendampingan teknologi budidaya dan memberikan bantuan saprodi.
Kepala Seksi Pertanian Perkotaan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta, Taufik saat di temui di kantor Dinas DKI Jakarta, Jum’at (27/9) menyampaikan bahwa DKI optimis pengembangan cabai di wilayahnya dapat berproduksi dan menyumbang kebutuhan pasar DKI.
"Kami sudah lakukan uji coba budidaya cabai. Beberapa kali musim tanam produksinya cukup bagus. Petani kami juga mampu menerapkan budidaya cabai sesuai anjuran dari BPTP DKI", jelas Taufik.
Hal senada disampaikan Penyuluhan Pertanian Lapangan Sudin KPKP Jakarta Utara Sutrisno, yang sangat mendukung program pengembangan cabai di wilayah Cilincing.
"Petani kami sudah pernah menanam cabai sebagai tumpang gilir dengan aneka sayuran daun yang ditanam di lahan milik pemprov DKI yang belum termanfaatkan,” kata Sutrisno.
KT Garden Jaya merupakan salah satu kelompok petani yang sukses menjalankan usaha budidaya sayuran di wilayah Cilincing. Rasum, salah satu petaninya, berhasil menyulap lahan tidur seluas 20 ha menjadi lahan produktif dengan dibantu 23 petani lainnya.
"Tiap hari kami panen semua jenis sayuran dan sudah mempunyai pasar, pedagang tinggal ambil dan bayar ditempat", ujar Rasum saat ditemui di lokasi lahan produktif.
Saat ditanya berapa omzet hariannya, dengan penuh senyum Rasum menjawab, "Lumayan lah". Diperkirakan nilai perdagangan sayuran di wilayah tersebut mencapai tidak kurang dari 5 juta per hari.