INDONEWS.ID

  • Senin, 22/06/2020 10:55 WIB
  • Seeing And Believing, Konteks Pencegahan Penularan Covid-19

  • Oleh :
    • indonews
Seeing And Believing, Konteks Pencegahan Penularan Covid-19
Prof. Atmonobudi Soebagio. (Foto: Ist)

Oleh: Atmonobudi Soebagio*)

INDONEWS.ID -- Pandem virus Covid-19 yang telah mendunia ini bermula dari Wuhan, sebuah kota di negara Republik Rakyat Tiongkok.  Namun baru di awal Maret 2020  mulai diberitakan masuknya virus tersebut di Indonesia secara meluas.

Baca juga : Kasus PLTN Fukushima Daiichi Akibat Tsunami dan Masalah Besar dalam Pembuangan Air Limbah Pembersih Reaktornya

Satgas di bawah BNPB pun segera dibentuk dan puluhan rumah sakit (RS) disiagakan sebagai tempat pertolongan pertama bagi korban-korban pandemi tersebut.

Lonjakan jumlah korban yang begitu besar di tanah air, telah menyulap klinik-klinik kesehatan dan Puskemas difasilitasi dengan sejumlah besar peralatan medik khusus utk pertolongan sebagai pertolongan pertama bagi korban pandemi.

Baca juga : Pengembangan Bisnis Berkelanjutan yang Ramah Lingkungan di Indonesia Sangat Penting dan Mendesak

Sudah cukupkah segala persiapan sebagai upaya untuk mengobati para korban tersebut?

Lonjakan tersebut ternyata tidak tertampung oleh ratusan RS dan “RS darurat” yang telah disiapkan.

Baca juga : Jangan Abaikan Fungsi Sakelar Pemutus Daya Listrik (CB) di Rumah dan Bangunan Anda

Sejumlah hotel, asrama atlet, lapangan terbuka, dan gedung-gedung di sejumlah daerah disulap menjadi RS darurat.

Dari begitu besar upaya yang dilakukan Pemerintah lewat Satgas tersebut, muncul pula tuntutan agar pasien korban Pandemi tidak boleh ditampung dan berada satu gedung dengan pasien penyakit lain yang sedang dirawat.

Tentu saja tuntutan tersebut sulit dipenuhi karena butuh dana besar untuk membangun dalam waktu singkat, serta puluhan ribu tambahan tenaga medik.

Reaksi yang munculpun bebeda-beda. Ada yang terkejut dan panik. Dan ada yang menyikapinya dengan tanggap. Tetapi masih lebih banyak yang merasa biasa-biasa saja, karena merasa Wuhan jauh dari nagara ini, sehingga tidak akan mengenai mereka.

Penulis teringat pada sebuah ayat dalam Injil Johanes 20 ayat 25 yang tertulis:

Maka kata murid-murid yang  lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!”   Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “*Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku itu ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya”.

Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali di sebuah rumah dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Yesus mendadak muncul dan berkata kepada Tomas sambil mengulurkan tangan-Nya agar dia mencucukkan jarinya ke lubang di telapak tangan-Nya, serta ke dalam lubang di lambung-Nya.

Tomas menjawab Dia: ”Ya Tuhanku dan Allahku!. (Yoh.20:28),

Kompas, Senin 22/6/2020 hal.1 memberitakan tentang semakin meluasnya penularan dan membesarnya kasus Pandemi Covid-19 dengan judul ”Penularan Meluas, Kasus Membesar.”

Seberapa besar masyarakat di Jakarta yang mengabaikan protokol kesehatan yang meliputi cuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker menjadi prasyarat mutlak untuk kembali menjadi aman?

Atau, seberapa banyak di antara kita yang menyikapinya seperti Tomas?

Apakah kita baru percaya dan patuh setelah saudara dekat atau sahabat kita meninggal dunia? Apakah kita baru percaya dan patuh, seperti yang terjadi pada diri Tomas?

Hanya dengan PSBB yang dipatuhi secara disiplin oleh seluruh rakyat, maka:

  1. Mata rantai pandemi dapat dipotong, dan korban-korban berikutnya dapat dicegah.
  2. Anggaran negara dihemat sehingga tidak membuat negara dalam keadaan kolaps.
  3. Aktivitas kerja kembali normal secara bertahap.
  4. Aktivitas ekonomi, pendidikan, dan sosial kembali nornal.
  5. Dst.

Penulis percaya, bahwa lewat tulisan ini akan semakin sedikit Tomas-Tomas si Peragu di tengah bangsa tercinta ini.

*) Penulis adalah Guru Besar Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Artikel Terkait
Kasus PLTN Fukushima Daiichi Akibat Tsunami dan Masalah Besar dalam Pembuangan Air Limbah Pembersih Reaktornya
Pengembangan Bisnis Berkelanjutan yang Ramah Lingkungan di Indonesia Sangat Penting dan Mendesak
Jangan Abaikan Fungsi Sakelar Pemutus Daya Listrik (CB) di Rumah dan Bangunan Anda
Artikel Terkini
KNKT Minta Semua Pihak Buat Rencana Perjalanan Wisata yang Baik dan Bijak
Akibat Banjir Bandang Di Tanah Datar, 8 warga Tewas dan 12 Orang Masih dinyatakan hilang
Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang
Pos Mahen Satgas Yonif 742/SWY Ajari Murid SDN Baudaok Cara Mengolah Sampah Plastik
Indonesia-Kazakhstan untuk Rampungkan Perjanjian Promosi dan Perlindungan Investasi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas