INDONEWS.ID

  • Minggu, 01/08/2021 01:30 WIB
  • LKPMB Indonesia: Moderasi Beragama Perlu Kerja Sama Seluruh Anak Bangsa

  • Oleh :
    • Mancik
LKPMB Indonesia: Moderasi Beragama Perlu Kerja Sama Seluruh Anak Bangsa
Webinar bertajuk Penguatan Pendidikan Karakter Kebangsaan dan Moderasi Beragama di Masa Pandemi Covid-19 yang digelar oleh LKPMB Indonesia.(Foto:Dok.LKPMB Indonesia)

Jakarta, INDONEWS.ID - Lembaga Kajian Pendidikan dan Moderasi Beragama (Indonesia), mendorong seluruh elemen bangsa bersatu mendorong moderasi beragama. Terlebih dalam menjawab tantangan kemanusiaan di tengah pandemi Covid-19.

Hal ini mengemuka sejalan dengan semangat yang muncul dalam Webinar yang digelar lembaga ini bertajuk “Penguatan Pendidikan Karakter Kebangsaan dan Moderasi Beragama di Masa Pandemi Covid-19” yang digelar, Sabtu (31/7/2021).

Baca juga : Moderasi Beragama Titik Temu Keragaman Agama dan Kebudayaan Indonesia

LKPMB Indonesia menilai, moderasi beragama sebagai kerja bersama seluruh anak bangsa. Terutama dalam mendorong agar penalaran dapat mengimbang keyakinan sebagian masyarakat yang atas nama Tuhan lalu memandang remeh pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 sendiri dipandang sebagai masalah kemanusiaan. Virus ini menyebar dan dinilai tidak memilih latar belakang orang yang terpapar. Tidak pula ada negara, bangsa atau agama yang terhindar dari wabah ini.

Baca juga : Moderasi Beragama Cara Terbaik Perangi Radikalisme dan Terorisme

Namun demikian, dinilai masih terdapat pandangan yang mencoba membenturkan antara virus Covid-19 dengan agama.

Hal ini menurut Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas sebagai fenomena yang menyedihkan.

Baca juga : Moderasi Beragama, Penyelamat dalam Menghadapi Polarisasi dan Segregasi

“Narasi yang dibangun adalah kita tidak boleh takut Corona, kita hanya takut Tuhan. Ini tentu fenomena yang menyedihkan karena mencoba menghadapkan sains dan takdir Tuhan” ujar Gus Yaqut dalam sambutan virtualnya.

Gus Yaqut menyebut dua pandangan besar muncul dalam memandang relasi sains dan keimanan tersebut. Sebagian mendewakan akal secara ekstrem, sementara yang lain menafikkan akal dan sains sama sekali.

Pihaknya menjelaskan, dalam konteksi Indonsia, umat beragama terbiasa mengambil jalan tengah dari dua pandangan ekstrem dengan perspektif moderasi beragama.

Pihaknya mengajak semua pihak menyimak pernyataan Albert Einstein terkait konteks kekinian perspektif moderasi beragama atas Covid-19.

“Ilmu tanpa agama akan menjadi lumpuh, sama halnya dengan agama akan buta bila tanpa dilengkapi ilmu” kutipnya.

Gus Yaqut menambahkan, Covid-19 merupakan fenomena hukum Tuhan yang di dalamnya ada fenomena ilmiah disertai hadirnya ilmu medis.

Virusnya dapat diteliti di laboratorium ilmiah untuk dijawab dengan solusi ilmiah lewat vaksin untuk mengatasinya.

"Sehingga tidak tepat jika kita hanya berserah diri total pada Tuhan tanpa berikhtiar ilmiah” sambungnya.

Menurutnya keduanya baik iman pada Tuhan maupun sains harus digunakan dalam mengatasi tantangan yang ada.

Gus Yaqut pun mendorong semua pihak untuk mengikuti peraturan pemerintah dan menerapkan disiplin protokol kesehatan 5 M + D dengan menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas, menjauhi kerumunan, dan doa.

“Mari bersatu untuk saling membantu pemerintah memenangkan perang melawan Covid-19 ini” tutupnya.

Senada dengan itu, Direktur Eksekutif LKPMB Indonesia Alfons B Say mengungkapkan, bagaimana lembaga yang diinisiasinya bersama para akademisi dan pegiat Pancasila berupaya mengawal persatuan, terlebih di tengah pandemi.

LKPMB Indonesia menurut akademisi dan pegiat sosial ini hadir dari keprihatinan terhadap berbagai masalah dalam bidang pendidikan dan karakter kebangsaan.

Selain itu juga untuk mendorong secara konsisten moderasi beragama, sebagai bagian dari kampanye tentang dokumen Abu Dhabi yang berjudul Persaudaraan Manusia untuk Perdamaiuan Dunia dan Hidup Bersama.

Dokumen yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan dan Imam Besar Al-Azhar, Dr. Ahmad al-Tayyib ini dinilai penting untuk mendorong persatuan kemanusiaan. Terlebih dalam situasi pandemi yang membayangi dunia.

“Hal ini bertujuan agar kita semua selalu hidup rukun dan damai, dalam memajukan Indonesia” tandasnya seraya mengajak semua pihak untuk bersatu mendorong moderasi beragama.

Dalam webinar perdana yang digelar oleh LKPMB Indonesia ini, turut hadir Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa`adi yang menyampaikan apresiasinya atas gerak bersama mendorng moderasi beragama.

Dalam sesi diskusi turut berbicara Prof. Agustinus Purna Irawan yang merupakan Rektor Universitas Tarumanagara, MY Esti Wijayati anggota Komisi X DPR RI, RUmadi Ahmad yang merupakan Ketua Lakpesdam Nahdlatul Ulama dan Carolus Lwanga Tindra Matutino Kinasih yang merupakan akademisi mewakili kaum milenial.

Acara yang dimoderatori oleh Bondan Wicaksono selaku akademisi dan pegiat sosial kepemudaan ini memberi warna baru dalam mendorong persatuan elemen bangsa untuk menggerakkan persatuan bangsa lewat moderasi beragama.

Turut hadir dan memberi apresiasi Yohanes Bayu Samodro selaku Dirjen Bimas Agama Katolik juga KH Sulaiman Rohimin yang merupakan Ketua MUI Jagakarsa.

Sulaiman dalam tanggapannya menyampaikan pentingnya penguatan kembali karakter bangsa yang agak terganggu karena pendidikan yang berjalan terbatas selama pandemi.

Melalui gerakan moderasi beragama, diharapkan akan menghadirkan imunitas bagi kehidupan berbangsa.

“Mudahan ini menjadi imunitas yang kuat untuk kita berbangsa dan bertanah air” ujarnya.*

Artikel Terkait
Moderasi Beragama Titik Temu Keragaman Agama dan Kebudayaan Indonesia
Moderasi Beragama Cara Terbaik Perangi Radikalisme dan Terorisme
Moderasi Beragama, Penyelamat dalam Menghadapi Polarisasi dan Segregasi
Artikel Terkini
Bakti Sosial dan Buka Puasa Bersama Alumni AAU 93 di HUT TNI AU ke-78
Satgas BLBI Tagih dan Sita Aset Pribadi Tanpa Putusan Hukum
Gelar Rapat Koordinasi Nasional, Pemerintah Lanjutkan Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Pj Bupati Maybrat Diterima Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kapasitas SDM Usaha Mikro
Pj Bupati Maybrat Temui Tiga Jenderal Bintang 3 di Kemenhan, Bahas Ketahanan Pangan dan Keamanan Kabupaten Maybrat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas