INDONEWS.ID

  • Jum'at, 28/10/2022 19:57 WIB
  • Peringati Sumpah Pemuda, BPIP Gelar Literasi Digital Pancasila di SMKS 28 Oktober 1928

  • Oleh :
    • luska
Peringati Sumpah Pemuda, BPIP Gelar Literasi Digital Pancasila di SMKS 28 Oktober 1928

Jakarta, INDONEWS.ID - Setiap tanggal 28 Oktober, masyarakat Indonesia, tidak terkecuali Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), memperingati Hari Sumpah Pemuda. Tahun ini, selain mengikuti upacara bendera di halaman kantor Sekretariat Negara, sehari sebelumnya BPIP juga menggelar kegiatan Literasi Digital Pancasila di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) 28 Oktober 1928 (1) yang berlokasi di Jl. Mampang Prapatan XI, Tegal Parang, Kec. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

SMKS 28 Oktober 1928 (1) adalah sekolah kejuruan dengan jurusan perhotelan yang didirikan oleh Yayasan Nurul Falah pada sekitar awal tahun 1980-an. Awalnya sekolah ini adalah adalah Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP). Selain SMKS 28 Oktober 1928 (1), di lokasi yang sama juga terdapat SMP, SMA, dan SMKS 28 Oktober 1928 (2) yang memiliki jurusan bisnis keuangan.

Baca juga : Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik

Dibandingkan dengan SLTA lainnya yang telah disambangi BPIP dalam beberapa waktu terakhir, SMKS 28 Oktober 1928 (1) merupakan salah satu sekolah yang memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang sederhana. Peserta didiknya pun sebagian besar berasal dari kalangan bawah.

“Kami melihat semangat yang luar biasa dari pendidik di SMKS 28 Oktober 1928 (1) untuk membekali para siswa dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan agar mereka dapat langsung memasuki dunia kerja di perhotelan setelah selesai pendidikan, sehingga mereka mulai dapat membantu meningkatkan kesejahteraan individu dan keluarganya,” papar Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP, Aris Heru Utomo, yang menginisiasi kegiatan Literasi Digital Pancasila bersama Indonesian Digital Children Online Protection (ID-COP). 

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila

“Ketika mereka mendengar BPIP dan ID-COP akan mengadakan kegiatan di sekolah mereka, para guru dan siswa sangat antusias karena memiliki kesempatan untuk memperkuat wawasan ideologi Pancasila dan meningkatkan literasi digital para siswa, apalagi nama sekolahnya identik dengan Sumpah Pemuda 1928, yang mengusung semangat persatuan Indonesia” ujar Aris. 

Menurut Aris, melalui kegiatan Literasi Digital Pancasila, diharapkan para siswa dapat memperoleh pemahaman mengenai empat pilar literasi digital yaitu ketrampilan digital, etika dan budaya digital, dan keamanan digital. Ketika para siswa sudah memahami empat pilar digital tersebut, maka diharapkan akan diperoleh kemampuan untuk mengelola diri di ranah digital, seperti dapat mengenali dan mencari sumber-sumber informasi yang benar dan dapat membentengi diri dari berita-berita bohong. 

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional

“Yang tidak kalah penting, para siswa diharapkan dapat memproduksi konten-konten positif di ranah digital, yang dapat memperkuat karakter Pancasila di kalangan generasi muda, seperti berketuhanan, berperikemanusiaan, memelihara persatuan, mandiri, kreatif, beretika, dapat bermusyawarah, dan berkeadilan sosial” tegas Aris. 

Ditambahkan oleh Aris, dari percakapan dengan Kepala Sekolah SMKS 28 Oktober 1928 (1), Badriah, diketahui bahwa sejak berdirinya sekolah tersebut, semangat bergotong royong sudah ditanamkan dan diaktualisasikan dalam pelaksanaan pendidikan.

Sebagai contoh, sudah sejak lama Sekolah tersebut berkolaborasi atau bergotong royong dengan berbagai hotel berbintang untuk memastikan para siswa memperoleh kesempatan untuk mengikuti pelatihan dalam bentuk magang dan dapat memperoleh pekerjaan setelah lulus sekolah.
Sementara itu, terkait nama sekolah, Badriah, menjelaskan alasan penamaan “28 Oktober 1928”.

Menurutnya, para pendiri sekolah, yang pada saat itu masih berusia muda, terinspirasi dengan integritas dan semangat para pemuda peserta Kongres Pemuda 27-28 Oktober 1928.
Para pendiri sekolah melihat integritas para pemuda pada 1928 yang sangat kuat sehingga dapat melahirkan ikrar pemuda untuk bertanah air dan berbangsa satu Indonesia, serta menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

“Para pendiri sekolah yang tergabung dalam Yayasan Nurul Falah berharap para siswa yang belajar di sekolah ini akan memiliki integritas seperti para peserta Kongres Pemuda 1928,” ujar Badriah.
“Meski jumlah siswanya tidak terlalu banyak, satu angkatan sekitar 60 siswa, dan dengan dana yang terbatas, kami serius mendidik siswa agar menjadi individu yang memiliki karakter Pancasila,” lanjut Badriah. 

“Alhamdullilah, setiap tahunnya para lulusan sekolah kami bisa langsung bekerja di perhotelan setelah tamat sekolah. Hal ini bisa terjadi karena adanya kerjasama antara sekolah dan pihak perhotelan yang membantu siswa mulai dari kegiatan magang hingga menampung setelah lulus,” tambah Badriah.  (Lka)
 

Artikel Terkait
Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik
Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila
Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional
Artikel Terkini
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas