INDONEWS.ID

  • Sabtu, 11/02/2023 11:02 WIB
  • Dewan Pakar BPIP, Dr.Djumala: Bantuan gempa Turki, diplomasi kemanusiaan Pancasila

  • Oleh :
    • luska
Dewan Pakar BPIP, Dr.Djumala: Bantuan gempa Turki, diplomasi kemanusiaan Pancasila

Jakarta, INDONEWS.ID - Pasca gempa yang mengguncang Turki dan Suriah, 6 Februari 2023,  masyarakat internasional menyalurkan bantuan untuk membantu korban.

Gempa bermagnitudo 7,8 itu menelan korban tak kurang dari 12 ribu jiwa, baik di Turki maupun Suriah. Presiden Jokowi telah memerintahkan untuk membantu Turki dan Suriah berupa  Tim Emergency Medical Team (EMT), Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR), dan dukungan logistik peralatan dan kebutuhan dasar masyarakat pasca bencana.

Baca juga : Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik

KBRI Ankara  pada 8 Februari  telah memberi bantuan awal berupa bahan makanan melalui Bulan Sabit Merah Turki. Sementara itu, PMI memberi bantuan dalam bentuk uang tunai sejumlah 100 ribu dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 1,5 miliar rupiah.

Terkait bantuan Indonesia untuk gempa Turki, Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala, MA, mengatakan ada tiga hal penting yang perlu digaris-bawahi.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila

Pertama, bantuan itu adalah diplomasi kemanusiaan, yang dijiwai oleh oleh nilai-nilai Pancasila, sila ke-2 Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Indonesia sebagai anggota masyarakat internasioal tak lepas dari tanggung jawab kemanusiaan di tataran global. Seperti kata Bung Karno, kita harus punya jiwa Nasionalisme, tapi Nasionalisme Indonesia harus bersemi di taman sari Internasionalisme. Artinya, Indonesia menyadari dirinya sebagai bagian dari masyarakat dalam pergaulan internasional yang harus saling bantu. Indonesia pun pernah dibantu oleh masyarakat internasional ketika tsunami Aceh, 26 Desember 2004. Turki pun ikut membantu.

Kedua, hal lain yang perlu diperhatikan adalah fakta bahwa bantuan ke Suriah tidak selancar bantuan untuk Turki. Hal itu tak lain disebabkan oleh ketidak-stabilan politik di dalam negeri Suriah sendiri. Hingga hari ini Suriah masih dilanda konflik politik. Banyak kelompok kepentingan politik, baik yang pro Pemerintah, dukungan negara asing, maupun pemberontak dan kelompok yang berafiliasi ke ISIS.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional

Masing-masing kelompok mengontrol wilayah tertentu. Di tengah konflik yang masih berlangsung dan masyarakat yang terpecah belah seperti itu, tidak mudah mengkoordinasikan penyaluran bantuan kepada korban gempa. Pertikaian politik menghambat bantuan kemanusiaan. Disinilah mestinya bangsa Indonesia memetik pelajaran, perang dan keterbelahan sosial-politik, pada akhirnya justru akan menyesengsarakan rakyat tak berdosa. 

Ketiga, bantuan untuk Turki lebih banyak daripada Suriah. Selain karena tidak ada  hambatan di lapangan karena tidak ada konflik politik domestik yang berarti, Turki menerima lebih banyak bantuan internasional karena selama ini Turki diakui citra dan perannya, baik di tataran regional maupun internasional. Dibanding Suriah yang cukup lama dilanda konflik, Turki lebih stabil sehingga mampu berkiprah dalam kemaslahatan bersama di kawasan maupun global. Kiprah politik luar negerinya yang banyak sahabat, baik lintas kawasan maupun lintas ideologi, telah menempatkan Turki pada “global political mainstream”, berada dalam arus utama politik dunia. Negara yang bergaul baik dalam arus utama politik dunia tentu cepat menuai simpati manakala tertimpa musibah tak terperi. (Lka)

Artikel Terkait
Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik
Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila
Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional
Artikel Terkini
Pemerintahan Baru Harus Lebih Tegas Menangani Kelompok Anti Pancasila
Apresiasi Farhan Rizky Romadon, Stafsus Kemenag: Kita Harus Menolak Tindak Kekerasan
Puspen Kemendagri Berharap Masyarakat Luas Paham Moderasi Beragama
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas