INDONEWS.ID

  • Jum'at, 26/05/2023 15:14 WIB
  • Konferensi Wartawan Sedunia: Wartawan Lokal Berperan Strategis dalam Membangun Isu Global

  • Oleh :
    • luska
Konferensi Wartawan Sedunia: Wartawan Lokal Berperan Strategis dalam Membangun Isu Global

Penulis : Ahmed Kurnia ( Redaktur Khusus Indonews.id )

Jakarta - Peran wartawan lokal mendapat perhatian khusus dalam World Journalists Conference yang berlangsung di Seoul, Korea Selatan beberapa waktu lalu (25/04/2003). “Kami menyiapkan sesi pembahasan yang bertajuk ‘Tantangan Jurnalisme untuk Pembangunan Daerah’. Sesi ini membahas studi kasus jurnalisme yang menelaah isu-isu di seputar masyarakat lokal,” ujar Kim Dong Hoon, Presiden Asosiasi Wartawan Korea ketika memberikan sambutan di awal konferensi kepada sekitar 60 wartawan dari 47 negara di Hotel President, yang terletak di jantung kota Seoul.

Baca juga : Pemred Indonews Bersama Ketua Yapena Sambangi Menteri ATR Fasilitasi Warga Korban Mafia Tanah

Diskusi ini mengangkat kembali – sekaligus mengingatkan lagi – peran media lokal sebagai sarana untuk menyuarakan akar rumput. Isu pembangunan, isu demokratisasi, isu kesejahteraan tidak lagi datang dari atas. Agenda media tidak lagi ditentukan oleh pemerintah atau mereka yang berkuasa. Peran wartawan justru mengangkat isu lokal, termasuk menyuarakan warga marjinal yang tinggal di daerah terpencil dan terbelakang.

“Ini adalah tantangan bersama yang harus kita hadapi. Isu-isu lokal dipengaruhi oleh seberapa banyak perhatian yang mereka terima dari jurnalis, serta seberapa menyeluruh dan mendalam untuk dilaporkan para jurnalis kepada publik,” ujar Pyo Wan Soo, Ketua Yayasan Pers Korea.

Baca juga : Tiga Sosok Ini Sukses Gelar Acara "The Untold Story Diplomat Alumni FISIP UI"

Selain membahas peran strategis wartawan lokal. Ajang konferensi itu juga mendiskusikan masalah ‘Kepemimpinan di Era Transformasi Digital dan Masa Depan Jurnalistik’. “Saatnya kita sebagai wartawan berkontemplasi sejenak untuk merenungkan tantangan profesi kita di lingkungan yang berubah dengan cepat,” ujar Kim Dong Hoon.

Menurut Kim Dong Hoon, kita sekarang hidup di era dimana semua orang dapat mengakses berita dan informasi yang dibutuhkan kapan saja, di mana saja hanya dengan smartphone. Hal-hal yang tidak terbayangkan beberapa tahun yang lalu. Sains dan teknologi digital berkembang lebih cepat dari sebelumnya. Jika kita tidak mempersiapkan masa depan kita, jurnalisme mungkin menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Inilah mengapa kita harus merenungkan masalah ini secara bersama dan mencari solusi,” katanya.

Baca juga : Yapena Sukses Gelar Seminar dan FGD Soal Penyelesaian Sengketa Pertanahan, Ini Rekomendasinya!

“Meskipun kita memiliki perbedaan kebangsaan, ras, jenis kelamin, dan gagasan. Namun kita semua memiliki identitas yang sama sebagai jurnalis - yang memperjuangkan kebenaran, kebebasan, dan perdamaian,” kata Kim Dong Hoon. Ia yakin diskusi yang akan berlangsung selama konferensi akan memberikan hasil yang baik dan memberikan kontribusi terhadap masa depan jurnalisme yang cerah.

Setidaknya tercatat ada 11 narasumber – wartawan dari berbagai negara – yang tampil sebagai pembicara dalam konferensi wartawan se-dunia. Banyak hal baru yang dibahas. Salah satunya yang mengemuka adalah teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dianggap dapat mengancam atau justru membantu profesi wartawan. Kini, siapa saja dapat membuat naskah atau artikel dengan memasukkan sejumlah kata kunci melalui teknologi AI. Kontroversi kehadiran AI menjadi bahan diskusi yang hangat.

Juga masih menjadi bahan diskusi – seolah tak pernah habis dibahas – adalah media sosial. Para netizen menampilkan berbagai cerita yang mereka bagikan dalam berbagai platform media sosial, seperri Instagram, facebook,  

Media sosial penuh dengan ekspresi warga dari seluruh dunia yang memiliki cerita, yang ingin mereka bagikan, tetapi mereka tidak selalu memiliki keterampilan sebagaimana halnya jurnalis, atau legitimasi untuk melakukannya. Begitulah cara jurnalis memposisikan diri sebagai cara untuk mengubah liputan media sosial menjadi konten berita setelah melalui proses verifikasi, pemeriksaan silang, dan analisis. Hal ini mengingatkan kepada audiens kita tentang apa sebenarnya jurnalisme itu.

Tantangan Wartawan Lokal dan Pembangunan Daerah
Seperti yang dikatakan oleh Maeng Dae Hwan, Presiden Asosiasi Wartawan Gwangju-Jeonnam, hubungan antara wartawan dan sumber berita sering digambarkan sebagai “tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh”. Namun, dalam situasi ketika kekuatan politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang terpusat maka prinsip ini dapat menjadi agenda yang menantang bagi jurnalisme lokal. “Dalam keadaan seperti itu, pendekatan yang harus diambil oleh jurnalisme lokal adalah bagaimana cara menyampaikan kritik yang membangun untuk daerah dan menawarkan solusi untuk menyelesaikan masalah secara bersama,” ujar Maeng Dae Hwan.

Berdasarkan prinsip inilah Jurnalis di Kawasan Gwangju-Jeonam mengusulkan sejumlah agenda media untuk mencapai kemakmuran bersama melalui pemberitaan pembangunan – di berbagai sektor dalam kehidupan masyarakat lokal. Misalnya pemerintahan lokal di Korea Selatan yang mendorong peningkatan jumlah penduduk dengan cara mendorong jumlah persalinan dan mendukung kualitas pengasuhan anak. Peran jurnalis adalah melakukan asesmen terhadap efektivitas kebijakan ini dan juga mengusulkan kebijakan alternatif yang dapat mengembalikan jumlah penduduk usia muda – dan sekaligus menjaga warga lanjut usia di Korea Selatan tetap sehat dan produktif.

Seperti diketahui bahwa Korea Selatan mengalami penurunan penduduk dalam tiga tahun belakangan. Kementerian Keselamatan dan Administrasi Publik Korea Selatan pada awal 2023 ini mengumumkan bahwa per tanggal 31 Desember 2022, jumlah penduduk di Korea Selatan mencapai 51, 439 juta.  Angka tersebut turun 0,39 persen, atau sekitar 199 ribuan orang -dibandingkan tahun 2021 yang jumlah penduduknya masih tercatat 51,638 juta orang. Sementara proporsi penduduk warga lanjut usia yang berusia 65 tahun ke atas pun terus meningkat menjadi 18 persen pada akhir 2022.

Tak heran kini warga Korea lebih banyak yang berusia lanjut. Maka kini juga berkembang isu mengenai nasib lansia. Wartawan Korea kini belajar dari berbagai referensi dan studi kasus di seluruh dunia tentang upaya dan bagaimana menjaga kesejahteraan warga lanjut usia dan menentukan bagaimana menerapkannya secara lokal.

Sejalan dengan tren global, persoalan lingkungan juga menjadi isu penting bagi wartawan lokal di Korea. Contohnya adalah ketika wartawan di sana antusias meliput upaya warga bersama pemerintah daerah setempat melestarikan Gunung Mudeungsan, melindungi Sungai Yeongsangang, dan mengatasi kekeringan parah yang disebabkan oleh perubahan iklim.

“Surat kabar lokal harus fokus memproduksi berita lokal yang mendalam untuk meningkatkan pengaruhnya. Warga menunjukkan minat dan rela membayar biaya berlangganan surat kabar lokal yang mengangkat isu-isu di daerahnya,” ujar Maeng Dae Hwan.

Hal senada juga disampaikan oleh Pablo Leon wartawan asal Spanyol. Narasumber yang bekerja di El Pais, sebuah media terkemuka di Spanyol itu mengungkapkan bahwa setelah bertahun-tahun kita mengalami apa yang disebut ‘globalisasi’. “Kini, kita memasuki saat pasca-globalisasi. Sebuah era baru yang orang semakin tertarik dengan isu lokal,” katanya.

Virus corona memaksa kita untuk tinggal di rumah. Di saat itu, kata Pablo Leon, kita menemukan kembali lingkungan sekitar kita. “Kehidupan lokal menjadi lebih relevan. Kita dituntut lebih banyak memberikan informasi tentangnya (kehidupan lokal). Informasi lokal yang lebih dekat, lebih jujur, dan lebih transparan, dan memberi manfaat bagi masyarakat lokal,” katanya.

Menurut Pablo Leon, sebenarnya ada banyak cerita lokal yang dampaknya mendunia. Ada banyak tempat di dunia yang berita lokalnya justru memberi dampak terhadap kehidupan global. “Itulah yang disebut dengan glocal news,” katanya.

Artikel Terkait
Pemred Indonews Bersama Ketua Yapena Sambangi Menteri ATR Fasilitasi Warga Korban Mafia Tanah
Tiga Sosok Ini Sukses Gelar Acara "The Untold Story Diplomat Alumni FISIP UI"
Yapena Sukses Gelar Seminar dan FGD Soal Penyelesaian Sengketa Pertanahan, Ini Rekomendasinya!
Artikel Terkini
Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA
Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global
PLBN Motamasin Terima Kunjungan Konsulat Timor Leste, Bahas Isu Keimigrasian Antarnegara
Menteri Harus Mampu Membaca Tanda-tanda Zaman untuk Menggerakan Semangat Indonesia
MRP Desak Presiden Jokowi Pastikan Cakada 2024 Se-Tanah Papua Diisi Orang Asli Papua (OAP)
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas