INDONEWS.ID

  • Sabtu, 05/08/2023 06:16 WIB
  • ANALISIS INTELIJEN: Penghinaan Rocky Gerung Terhadap Presiden Jokowi Membuat Prabowo Dalam Posisi Dilematis

  • Oleh :
    • luska
ANALISIS INTELIJEN: Penghinaan Rocky Gerung Terhadap Presiden Jokowi Membuat Prabowo Dalam Posisi Dilematis

Penulis : Satrio Arismunandar (mantan dosen Ilmu Komunikasi FISIP UI, tinggal di Depok, Jawa Barat.)

Jakarta, Sabtu 5 Agustus 2023

Baca juga : Rocky Gerung Tidak Bisa Dipidana "Penyiaran Berita Bohong dan Keonaran"

Di luar antisipasi Rocky Gerung sendiri, ucapan-ucapannya yang dipersepsikan publik sebagai sangat menghina Presiden Jokowi, telah menempatkan bakal capres yang diusung Gerindra, Prabowo Subianto, dalam posisi dilematis. Itulah yang membuat Prabowo membisu.

Demikian analisis intelijen yang beredar secara terbatas di kalangan aktivis politik pekan ini. Analisis ini muncul, menyusul heboh ucapan Rocky Gerung baru-baru ini di depan aktivis buruh, yang menyebut Jokowi dengan sebutan bajing*n, tol*l, pengec*t.

Baca juga : Gerung, Pungguk Perindu Rembulan

Ucapan Rocky Gerung ternyata membangkitkan kemarahan yamg luar biasa di kalangan publik, simpatisan, pendukung, dan relawan Jokowi. Muncul reaksi keras yang masif di seluruh pelosok Tanah Air. Bahkan DPP PDIP dan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (purn) Moeldoko ikut bereaksi.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa Prabowo –Menhan di kabinet Jokowi-- tidak bereaksi sama sekali, dan cuma diam seribu bahasa? Bukankah, dalam konteks pencapresan 2024, Prabowo sedang mencitrakan diri bahwa dia “dekat” dan “didukung” Jokowi?

Baca juga : Satrio Arismunandar: Rocky Gerung Justru Berjasa Menyatukan Barisan Pendukung Jokowi

Apa sulitnya bagi Prabowo untuk berkomentar, minimal berbasa-basi, dengan membela posisi Presiden Jokowi atau menyesalkan, mengeritik, dan mengecam ucapan kasar Rocky? Mengapa hal sederhana seperti itu tidak ia lakukan?

Ternyata, Prabowo sedang menghadapi dilema serius. Rocky adalah termasuk barisan pendukungnya di Pilpres 2019, ketika Prabowo berhadapan dengan Jokowi.

Pada pidato kebangsaan di Surabaya, 12 April 2019, Prabowo tampil di podium dan memperkenalkan orang-orang yang akan membantunya di pemerintahan, jika ia terpilih jadi presiden. 

Seperti diberitakan detik.com, orang-orang itu antara lain Rocky Gerung, Gatot Nurmantyo, Fahri Hamzah, Fadli Zon, Said Didu, Said Iqbal, Eddy Soeparno, Sudirman Said, Rizal Ramli, Dahlan Iskan, Erwin Aksa, Bambang Widjojanto, dan lain-lain.

Manuver Rocky saat ini secara tak terduga menempatkan Prabowo dalam posisi yang sulit. Jika ia ikut dalam barisan yang mengeritik dan mengecam Rocky, maka banyak pendukungnya untuk menjadi capres 2024 – yakni, pendukung dari kalangan oposan Jokowi—akan rontok dan bubar jalan. 

Sebaliknya, jika Prabowo bersuara membela posisi Rocky, ini tak kalah gawatnya karena banyak pendukung/simpatisan Jokowi –yang saat ini sudah bergeser mendukung Prabowo sebagai capres 2024—akan menarik dukungan. 

Padahal Prabowo sudah dengan susah payah mencitrakan dirinya sebagai sosok capres penerus Jokowi, sosok yang “dekat” dan “didukung” Jokowi. Simpatisan pendukung Jokowi akan menganggap “loyalitas” Prabowo pada Jokowi itu palsu, penuh tipu, dan tak bisa dipercaya. Mereka akan bersikap anti-Prabowo.

Karena posisi dilematis yang sulit itulah, Prabowo lebih memilih diam seribu bahasa. Ini dianggap lebih aman, ketimbang bersuara yang justru akan memancing kontroversi.

Nah, yang menarik di sini—sengaja atau tak sengaja-- ada peran PSI (Partai Solidaritas Indonesia), yang telah mengurangi tekanan dilematis terhadap Prabowo. 

Kunjungan Prabowo selaku Ketua Umum Gerindra ke kantor DPP PSI, Rabu 2 Agustus 2023, disambut meriah oleh pimpinan PSI dan memancing pemberitaan meluas oleh media. Tetapi media lebih fokus pada kontroversi kunjungan itu sendiri dan konflik PSI vs PDIP.

Media lupa menyorot bahwa Prabowo tidak menunjukkan sikap yang jelas dan tegas, tentang penghinaan Rocky pada Presiden Jokowi. Media lebih fokus pada konflik PSI vs PDIP, dan apakah PSI sudah bergeser mendukung Prabowo, dan bukan lagi mendukung Ganjar pada Pilpres 2024.

Maka, bisa dibilang Prabowo telah sukses memperalat kunjungannya ke DPP PSI ini sebagai pengalih isu, sehingga fokus perhatian media bergeser. Kepada media, Prabowo menyebut, pertemuannya dengan DPP PSI itu berlangsung "mesra."

Media tampaknya lebih tertarik memasang foto akrab Prabowo dengan jajaran pimpinan DPP PSI Grace Natalie, Giring Ganesha, Raja Juli Antoni, daripada mempertanyakan sikap Prabowo dalam kasus penghinaan oleh Rocky pada Jokowi.

 

Artikel Terkait
Rocky Gerung Tidak Bisa Dipidana "Penyiaran Berita Bohong dan Keonaran"
Gerung, Pungguk Perindu Rembulan
Satrio Arismunandar: Rocky Gerung Justru Berjasa Menyatukan Barisan Pendukung Jokowi
Artikel Terkini
Bupati Tanah Datar berikan aspresiasi Loka Karya dan Panen Karya Guru Penggerak
Hari ini Pengurus FOKBI Gelar Silaturahmi Jelang Musda di Jakarta
Pemred indonews.id Hadiri Halal Bi Halal di Kediaman Laksamana Purn Ade Supandi
Menikah di Balai Sarwono, Bregas Ingin Merasakan Atmosfer Adat Jawa yang Kental
Pelepasan 247 Calon Siswa Bintara Bakomsos dan Tamtama Polri Terpadu Tahun Angkatan 2024
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas