INDONEWS.ID

  • Kamis, 21/09/2023 09:00 WIB
  • Jika Hanya 2 Pasang Saja: Prabowo - Ganjar Versus Anies - Muhaimin

  • Oleh :
    • luska
Jika Hanya 2 Pasang Saja: Prabowo - Ganjar Versus Anies - Muhaimin

Ekspresi Data

Penulis : Denny JA

Baca juga : 61 Tahun Denny JA, Kembali ke Rumah

Apa  jadinya jika akhirnya yang maju di pemilu presiden 2024 hanya dua pasang capres dan cawapres saja? Yaitu  Anies dengan wakilnya Muhaimin melawan Prabowo dengan wakilnya Ganjar pranowo.

Pastilah siapapun yang menang, pilpres hanya berlangsung satu putaran saja. 

Baca juga : Cinta Yang Tak Sampai Kepada Gadis, Anak Dari Tokoh Yang Dicap Aktivis PKI

Dana yang begitu besar, yang diperlukan untuk putaran kedua, dapat dihemat. Begitu pula dengan tenaga, pikiran, emosi untuk putaran kedua bisa dialihkan untuk hal-hal lain. Pilpres menjadi sangat efisien. 

Lalu siapakah yang menang jika hanya dua pasang capres cawapres saja?  Kita lihat datanya. Ini survei yang baru saya selesai dari LSI Denny JA, September 2023.

Baca juga : Saling Bunuh Israel vs Palestina yang Terburuk Selama 50 Tahun Terakhir

Hasilnya: Prabowo dan Ganjar memperoleh dukungan 64,9%. Sementara Anies dan Muhaimin  mendapat  suara 16,6%.

Kemenangan Prabowo dan Ganjar telak, telak, dan telak sekali, dengan selisih di atas 40%.  Inilah kemenangan tertinggi dalam sejarah pemilu langsung di Indonesia.

SBY pernah menang besar di pilpres 2004, 2009, tapi kemenangannya di bawah 61%. Sementara  Prabowo yang berpasangan dengan Ganjar, kemenangannya di atas 62%.

Bagaimana jika dibalik? Ganjar capresnya, Prabowo cawapresnya. Mereka juga tetap menang, tapi kemenangannya di angka 60%. Sementara Anies dan Muhaimin memperoleh 20,6%.

Memang ini juga kemenangan telak. Tapi selisih kemenangannya dibawa 40%. Sementara  jika Prabowo yang capres,  kemenangannya selisih di atas 40%.

Namun mungkinkah Ganjar bersedia mengalah menjadi cawapres saja?  Jika kalkulasinya semata-mata rasional,  itu mungkin.  Kemenangan  Prabowo sebagai capres jauh lebih telak ketimbang kemenangan Ganjar sebagai capres.

Namun pemilu presiden adalah peristiwa politik. Kalkulasinya adalah kalkulasi politik, yang berbeda cara menghitungnya. 

PDIP misalnya pasti merasa   partai yang terbesar. Partai ini tak ikhlas jika calonnya,  kadernya, petugas partainya,  hanya menjadi cawapres saja.  

Apalagi  Jika PDIP yakin Ganjar akan mengalahkan Prabowo di putaran kedua.

Tapi sekali lagi sebelum pendaftaran capres- cawapres ditutup (19-25 Nov), segala hal masih mungkin saja terjadi.

Ada pameo terkenal di dunia politik: kecuali mengubah lelaki menjadi perempuan dan mengubah perempuan menjadi laki-laki, politik praktis bisa mengubah apapun. 

Itu juga termasuk bisa mengubah siapa pun yang akhirnya menjadi capres dan cawapres***

 

Artikel Terkait
61 Tahun Denny JA, Kembali ke Rumah
Cinta Yang Tak Sampai Kepada Gadis, Anak Dari Tokoh Yang Dicap Aktivis PKI
Saling Bunuh Israel vs Palestina yang Terburuk Selama 50 Tahun Terakhir
Artikel Terkini
Bupati Tanah Datar berikan aspresiasi Loka Karya dan Panen Karya Guru Penggerak
Hari ini Pengurus FOKBI Gelar Silaturahmi Jelang Musda di Jakarta
Pemred indonews.id Hadiri Halal Bi Halal di Kediaman Laksamana Purn Ade Supandi
Menikah di Balai Sarwono, Bregas Ingin Merasakan Atmosfer Adat Jawa yang Kental
Pelepasan 247 Calon Siswa Bintara Bakomsos dan Tamtama Polri Terpadu Tahun Angkatan 2024
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas