INDONEWS.ID

  • Minggu, 01/10/2023 07:15 WIB
  • Dewan Pakar BPIP, Dubes Djumala: Perpres Moderasi Beragama selaras dengan Diplomasi Indonesia di tataran global

  • Oleh :
    • luska
Dewan Pakar BPIP, Dubes Djumala: Perpres Moderasi Beragama selaras dengan Diplomasi Indonesia di tataran global

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Jokowi menandatangani  Peraturan Presiden  (Perpres ) Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama pada tanggal 25 September 2023. Di dalam konsiderannya disebutkan bahwa keragaman agama dan keyakinan merupakan anugerah Tuhan kepada bangsa Indonesia yang mendasari perilaku warga negara dan  bernegara di Indonesia berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut Perpres tsb. penguatan moderasi beragama diperlukan karena moderasi beragama merupakan modal dasar untuk keutuhan dan peningkatan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.  

Ditanya tanggapannya terhadap penerbitan Perpres No.58/2023 tsb. Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala, mengatakan semangat yang terkandung dalam Perpres tsb. sesuai dan selaras dengan karakter diplomasi Indonesia di tataran global. Secara khusus Dr. Djumala, yang pernah bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Austria dan PBB di Wina, merujuk kepada kiprah diplomasi Indonesia yang dikenal sebagai” “bridge builder” atau sebagai penengah dalam berbagai penyelesaian isu-isu global.

Baca juga : Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik

Dalam pergaulan internasional Indonesia sering diminta berperan untuk menjadi mediator atau penengah dalam isu-isu yang berkaitan dengan konflik yang berlatar agama. Dalam penanganan isu radikalisme dan terorisme internasional Indonesia sangat dikenal dengan kiprah diplomasinya yang memproyeksikan Islam yang moderat, toleran dan menghargai keberagaman. 

Dubes Djumala, yang pernah menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden/Sekretaris Presiden Joko Widodo pada periode pertama, menegaskan, watak moderat, toleran dan menghargai keberagaman adalah iconic features diplomasi Indonesia. Dengan citra seperti itulah Indonesia mendapat apresiasi internasional ketika ikut menjadi pemain utama dalam dialog peradaban dan interfaith dialog yang sering diadakan PBB atau dalam konteks bilateral dan regional.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila

Indonesia memiliki diplomatic credential atau kepercayaan ketika menyuarakan Islam moderat, toleran dan  hargai keberagaman. Citra Islam seperti itu juga yang membuat negara sahabat mengajak Indonesia bicara dalam isu kekerasan berlatar sentimen etnik, ras dan agama, seperti Rohingya (Myanmar) dan Taliban (Afghanistan).

Dubes Djumala mengapresiasi dikeluarkannya Perpres Moderasi Beragama ini. Ditegaskannya, Perpres tsb.  semakin menegaskan bahwa kiprah diplomasi Indonesia yang menampilkan wajah moderat, toleran dan hargai keberagaman selama ini memang selaras dengan kebijakan pemerintah di bidang kerukunan beragama.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional

Dubes Djumala meyakini bahwa watak moderat, toleran dan menghargai perbedaan bersumber dari nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.

Moderat dan toleran merupakan refleksi dari nilai yang menghargai harkat manusia dan kemanusiaan seperti diamanatkan oleh sila ke-2 Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Menghargai kemanusiaan dalam tataran praksis adalah refleksi menghormati sesama bangsa lintas suku, etnik, ras, budaya dan agama.

Justru karena saling menghormati lintas SARA itulah yang membuat Indonesia tetap utuh sebagai bangsa dan negara yang diinspirasi oleh nilai sila ke-3, Persatuan 

Artikel Terkait
Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik
Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila
Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional
Artikel Terkini
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas