INDONEWS.ID

  • Selasa, 06/02/2024 19:04 WIB
  • Allan Nairn: Prabowo Pernah Bermimpi Jadi Diktatur Fasis

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Allan Nairn: Prabowo Pernah Bermimpi Jadi Diktatur Fasis
Capres RI 2024, Prabowo Subianto (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Jurnalis investigasi asal AS, Allan Nairn mengungkap siapa sebenarnya sosok Prabowo Subianto yang kini, kembali mengikuti kontestasi Pilpres 2024.

Allan membongkar rekam jejak Prabowo Subianto dalam sebuah wawancaranya yang ditayangkan melalui saluran Youtube, Yayasan LBH Indonesia (YLBHI) dan diunggah pada Minggu, 4 Februari 2024.

Baca juga : Bamsoet: Sudahi Konflik, Mari Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Allan mengisahkan, Prabowo Subianto pernah bermimpi menjadi diktatur. Mimpi itu diceritakannya kepada Allan saat dirinya mewawancarai menantu Presiden Suharto.

"Saya jumpa lagi dengan dia (Prabowo,red) pada bulan Juni dan terus bulan Juli. Kita bicara kira-kira 4 jam, diskusi kami masuk ke banyak soal. Misalnya, dia sebut bahwa dia pernah membayangkan menjadi diktatur fasis. Waktu itu kami berbicara bahasa Inggris, he had imagine becoming a facis dictator," urai Allan dalam wawancaranya.

Baca juga : Kemenangan Prabowo-Gibran Peluang Bagi Pengembangan Ekonomi Kelautan dan Konektivitas Antarpulau

Ia juga tidak lupa bagaimana, Prabowo Subianto sempat menghina Presiden ke-4 Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. "Kata dia, aduh, memalukan kami punya presiden buta. Tidak cocok (di Indonesia), lihat ada Tony Blair, ada Putin, muda, ganteng. Kenapa yang punya (presiden) kami orang buta seperti itu," kenang Allan.

Di kesempatan itu, Allan juga mengisahkan bagaimana operasi militer di Timor Leste yang menurut pengakuannya, Prabowo Subianto mengambil peran aktif. Belakangan, operasi militer itu, banyak memakan korban dari masyarakat sipil.

Baca juga : Pemberian Pangkat Istimewa pada Prabowo, TPDI: Presiden Jokowi Tidak Pertimbangkan Rasa Keadilan Korban

Allan yang juga aktivis HAM itu mencatat bahwa Wiranto, Hendropriyono juga punya rekor buruk dalam persoalan HAM, tetapi menurutnya Prabowo merupakan yang terburuk.

Untuk diketahui, Allan pernah melakukan investigasi terhadap operasi militer di Timor Leste. Saat itu, 12 November 1991, Allan bersama rekannya, Amy Goodman juga sempat dipukuli oleh oknum anggota ABRI setelah mereka menyaksikan pembunuhan massal demonstran Timor yang dikenal sebagai Pembantaian Santa Cruz.

Menyaksikan peristiwa itu, Allan mengaku pernah melobi Kongres AS agar dukungan kemiliteran dari Amerika untuk Indonesia harus dihentikan. Tidak hanya di Indonesia, Allan juga pernah melakukan investigasi terhadap praktik kejahatan HAM di sejumlah negara. Seperti Guatemala, Honduras, El Savador, Nicaragua, dan sejumlah negara.

Di Indonesia sendiri, Allan juga kerap menyuarakan keadilan HAM yang harapannya dapat menyeret para aktor yang terlibat ke pengadilan. 

Artikel Terkait
Bamsoet: Sudahi Konflik, Mari Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran
Kemenangan Prabowo-Gibran Peluang Bagi Pengembangan Ekonomi Kelautan dan Konektivitas Antarpulau
Pemberian Pangkat Istimewa pada Prabowo, TPDI: Presiden Jokowi Tidak Pertimbangkan Rasa Keadilan Korban
Artikel Terkini
Wujudkan Kemandirian Daerah, Kepala BSKDN Dorong Proyek Perubahan Jadi Inovasi
Dies Natalis ke-57, Universitas YARSI Wisuda 406 Sarjana dan Pascasarjana
Bamsoet: Sudahi Konflik, Mari Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran
PNM Excellence Award Bukti Nyata Apresiasi PNM Untuk Karyawan dan Unit Kerja Terbaik
Karya Sastra Puisi Indonesia dan Kazakhstan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas