Nasional

LSI Denny JA: Jika Tren Negatif Terus Berlanjut, Golkar Bisa Jatuh Keurutan ke Empat

Oleh : hendro - Kamis, 14/12/2017 17:33 WIB

Ilustrasi partai Golkar (istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Partai Golkar mengalami tren elektabilitas negatif menjauh berada di bawah dua partai besar lain PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Demikian dikatakan peneliti Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Denny JA, Adrian Sopa.

Menurut Adrian, tren elektabilitas partai Golkar yang negatif ini terus berlanjut, bukan mustahil partai berlambang pohon beringin akan berada di  urutan keempat.

"Tren elektabilitas Golkar negatif, sehingga jika tren ini terus berlanjut, bukan hal yang mustahil Golkar bisa terlempar ke urutan keempat," ujar Ardian dalam  merilis hasil Survei Golkar di Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Dalam hasil survei LSI Denny JA terakhir disebutkan, PDIP masih memegang posisi teratas soal elektabilitas di masyarakat di angka 24,2 persen. Disusul Partai Gerindra 13 persen dan Partai Golkar 11,6 persen.

Survei LSI Denny JA ini dilakukan pada 1-14 November 2017 secara nasional. Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka terhadap 1200 responden yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error survei ini plus minus 2,9 persen. Kualitatif riset dilakukan pada 1-13 Desember.

Hasil survei ini, kata Ardian, membuat Golkar dalam sejarahnya terancam terlempar hingga ke empat besar disalip Partai Demokrat. Sejak Agustus 2017  tren elektabilitas Golkar negatif dari 12,7 persen pada Juni 2017 menjadi 11,6 persen pada Agustus 2017.

"Walaupun sempat kembali trennya positif pada November 2017 di angka 13,6 persen tetapi ketika Setya Novanto menjadi tersangka KPK untuk kedua kali, trennya kembali negatif di angka 11,6 persen," jelasnya.

Namun dari hasil survei ini diungkapkannya, 65,7 persen publik yakin, partai beringin ini masih bisa bangkit. Salah satu syaratnya bila Golkar menggunakan branding baru. Angka 65,7 persen tersebut,  memperlihatkan masih ada antusiasme publik terhadap Golkar.   "Golkar bisa rebound dari tren negatif elektabilitasnya jika ada ketua umum baru, program baru dan tokoh baru yang membawa branding baru," ungkap Ardian.

Ketua umum baru, pragram baru, dan tokoh baru dianggap menjadi tiga variabel terpenting menjadikan branding baru Golkar. Dimana ketua umum baru merupakan indikator terpenting sebesar 34,4 persen, program baru sebesar 27,6 persen dan tokoh baru sebesar 22,6 persen.

Artikel Terkait