Internasional

Pemerintah RI Sayangkan Serangan Karena Tidak Ada Mandat dari Dewan Keamanan PBB

Oleh : very - Sabtu, 14/04/2018 18:40 WIB

Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Rusia mengutuk serangan rudal tiga negara barat terhadap Suriah, dan memperingatkan bahwa "tindakan semacam itu tak akan dibiarkan begitu saja".

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut, ia mengutuk "sekeras-kerasnya" serangan itu dan menegaskan Rusia akan menyerukan sidang darurat PBB.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di TV Rusia, Putin mengatakan, menyerang Suriah adalah `tindakan agresi.`

Dia mengatakan tuduhan serangan senjata kimia yang diduga di kota Douma pekan lalu dibuat-buat dan digunakan sebagai dalih untuk serangan itu.

Koalisi militer Amerika Serikat, Inggris dan Prancis akhirnya benar-benar melancarkan serangan militer ke Suriah, sabtu 914/4) dini hari yang menurut presiden AS Donald Trump ditujukan terhadap sasaran terkait kemampuan senjata kimia negeri itu.

Serangan itu diumumkan Presiden AS Donald Trump melalui pidato yang disiarkan televisi.

"Sebuah operasi gabungan bersama angkatan bersenjata Prancis dan Inggris sedang berlangsung sekarang," kata Presiden Trump dalam pidato itu.

Terkait serangan itu, Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengatakan, pemerintah Indonesia sebaiknya mengeluarkan pernyataan menyayangkan serangan yang dilakukan oleh AS, Inggris dan Perancis terhadap Suriah karena tidak adanya mandat dari Dewan Keamanan PBB, apapun alasannya.

“Kedua, meminta negara-negara untuk menahan diri agar serangan ini tidak bereskelasi menjadi perang panas antar negara,” kata Hikmahanto Juwana, di Jakarta (14/4/2018).

“Meminta Dewan Keamanan PBB untuk segcepatnya mengadakan sidang darurat untuk membahas permasalahan ini,” ujarnya. (Very)

 

 

Artikel Terkait