Politik

Perludem: Terjadi Pergeseran Dalam Pola Kampanye Pilpres 2019

Oleh : very - Kamis, 22/11/2018 23:05 WIB

Titi Anggraini, di Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu, 21 November 2018. (Perludem)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menilai pola kampanye Pemilihan Presiden 2019 bergeser. Titi menilai pola kampanye program bergeser menjadi dinamika mencari kesalahan.

“Ini menjadi tidak sehat karena pendekatannya adalah yang penting cari kesalahan dulu,” kata Titi di Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu, 21 November 2018.

Menurutnya, persaingan antara pasangan capres-cawapres serta partai politik sangat panas di Pemilu Serentak 2019. Hal ini terbukti dari adanya aksi saling lapor yang dilakukan dua kubu.

Dia menyebut selain dua paslon capres dan cawapres, ada 16 partai politik yang bersaing memperebutkan kursi di DPR. Apalagi, ambang batas parlemen meningkat menjadi empat persen.

“Setiap suara itu berharga, setiap upaya meyakinkan pemilih menjadi penting. Sayangnya dinamika kompetisi sekarang saling mengintai dan mencari potensi kesalahan lawan,” kata dia.

Setiap peserta pemilu berusaha meyakinkan pemilih bahwa mereka merupakan pihak yang paling prorakyat. Hal inilah yang membuat isu seperti alat peraga kampanye yang menggambarkan capres nomor urut 01 Joko Widodo sebagai seorang raja muncul ke permukaan.

Titi menyayangkan pola kampanye di Pilpres 2019 ini. Dia menilai politik stigma yang dikedepankan masing-masing kubu justru menghilangkan kampanye program dua paslon yang bertarung.

“Bagaimana melekatkan stigma dulu, makanya serba cepat tuh, misal soal poster, melangkahi makam dan banyak sekali,” pungkas Titi. (Very)

 

Artikel Terkait