Daerah

Rizal Bawazier Siap Maju Menjadi Calon Walikota Tangsel

Oleh : very - Jum'at, 17/01/2020 09:52 WIB

Rizal Bawazier, CEO RB Group, bakal calon Wali Kota Tangerang Selatan. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Pada tahun 2020 Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi yang besar yaitu Pilkada Serentak yang akan digelar pada 23 September 2020. Pilkada Serentak itu dilaksanakan di 270 daerah yaitu dengan rincian terdiri dari 9 pemilihan gubernur, 224 pemilihan bupati, dan 37 pemilihan wali kota. Salah satunya yaitu pilkada di Kota Tangerang Selatan.

Sejauh ini sudah ada nama yang bakal maju dalam pilkada pemilihan calon Wali Kota Tangerang Selatan yaitu putri Wakil Presiden RI, Ma`ruf Amin, Siti Nur Azizah. Sebelumnya, Siti Nur Azizah sempat mendatangi beberapa kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dari Partai Politik. Selain itu, nama Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Drs. H. Benyamin Davnie juga menyatakan akan maju dalam pertarungan pilkada tersebut.

Salah satu pengusaha yang berkeinginan maju dalam pilkada tersebut yaitu Rizal Bawazier, CEO RB Group yang memiliki beberapa usaha di bidang konsultan, IT, tour and travel, marketplace dan penyedia barang e-katalog, keamanan (security), event organization dan exhibition services, properti dan press release. Dia mengatakan bahwa saat ini dirinya sedang menjajaki partai politik untuk pencalonan. “Saya sedang menjajaki partai politik untuk calon di Pilkada Tangsel,” ujarnya dalam perbincangan dengan Indonews.id di sebuah kawasan perbelanjaan di Jakarta Selatan, Selasa (13/1).

Namun, laki-laki kelahiran 7 September 1971 itu masih menutup rapat-rapat partai politik yang akan dijajakinya, dan baru akan mengumumkannya jika telah mendapat persetujuan parpol. Kita tidak bisa jalan sendiri, tapi ikut sistem yang akan dijalankan oleh partai yang bersangkutan. Saya hanya jalani saja, nanti Tuhan yang menentukan langkah saya,” ujarnya.

Menurut Rizal, Tangsel adalah daerah yang sangat pontensial untuk dikembangkan. Sebagai daerah yang dekat dengan Ibu Kota Jakarta, menurutnya Tangsel sejauh ini masih hanya sebatas daerah transit saja, belum dikembangkan menjadi kota yang menarik. Karena itu, dia bertekad untuk menjadikan Tangsel setidaknya sama dengan kota-kota besar seperti Bogor atau Semarang.

“Orang melihat Tangsel itu kota di antara Jakarta dan Tangerang. Orang tidak melihat Tangsel itu seperti Bogor atau Semarang. Saat ini Tangsel hanya menjadi kota transit, yang hanya dibangun sebagiannya saja. Kalau saya dipercaya menjadi Wali Kota Tangsel, saya akan mengubah image Tangsel minimal seperti Kota Solo, Bogor atau Semarang. Kita akan tata Kota Tangsel menjadi seperti bidadari cantik yang menarik perhatian. Saya mau buat Tangsel kota kunjungan wisatawan lokal. Orang saat ini lebih senang berlibur ke Bogor daripada ke Tangsel,” ujar penulis pada sejumlah media ini.

 

Prinsip Kepemimpinan

Mantan karyawan di PricewaterhouseCoopers dan Ernst & Young ini mengatakan, dalam memimpin Kota Tangerang Selatan, ada dua prinsip yang akan diterapkannya. Pertama yaitu setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Dia adalah pemimpin bagi keluarganya. Seorang pemimpin adalah pengembala bagi yang digembalakannya.

Kedua, dia menghindari sifat seperti orang munafik. Orang yang munafik itu yakni pertama, dia suka berbohong. Kedua, kalau berjanji tidak ditepati. Dan ketiga, kalau dikasih amanat maka dia akan berkhianat. “Saya berjanji agar tidak masuk dalam tiga sifat seperti itu. Saya berusaha agar bisa dipercaya karena kepercayaan itu syarat yang paling utama termasuk dalam berpolitik,” ujarnya.

Rizal mengatakan, hal pertama yang dia lakukan jika masuk dalam dunia politik dan birokrat yaitu menjaga kepercayaan bawahannya. Jika para bawahannya sudah bisa percaya maka dia berkeyakinan lingkup yang lebih luas yaitu politik, maupun dunia bisnis, pasti akan percaya.

Selain kepercayaan, katanya, seorang pemimpin harus bisa bersikap tegas. Namun, tegas yang dimaksudkannya tidak berarti mengucapkan sesuatu dengan marah-marah. “Presiden walau dia kesal sekalipun, dia tidak mengeluarkan kata-kata kasar atau berteriak. Karena itu ketegasan itu lebih penting,” ujarnya.

Memasuki dunia politik khususnya birokrat bagi sebagian orang mungkin akan sangat susah. Namun, bagi Rizal, hal itu bukanlah persoalan yang teramat sulit. Baginya, persoalannya tetap sama yaitu bagaimana me-manage, how to manage.

Dalam kehidupan berbisnis, Rizal sudah terbiasa memimpin karyawan di perusahaan. Dia juga telah ditantang dan ditempa untuk jatuh dan bangun dalam dunia bisnis yang penuh dengan persaingan. Namun, tidak berarti bahwa semua orang dalam birokrasi pemeritahan akan seratus persen mengikuti perintah kita. “Nah, kita maintain yang sebagian besar itu agar mau mengikuti keinginan kita,” ujarnya.

Dengan modal kepercayaan dan kesetiaan para birokrat tersebut, dia optimistis bisa membangun Kota Tangsel menjadi lebih baik ke depan.

Hal pertama yang ingin dilakukan terhadap Kota Tangerang Selatan yaitu membangun alun-alun. “Tangsel itu tidak ada ikon. Apa ikonnya, yaitu dengan membangun alun-alun di Tangsel. Ikonnya sampai saat ini belum ada. Dia mengaku, hal itu sudah ada dalam pemikirannya sejak lama. Kalau tidak ada ikon, maka Tangsel hanya akan menjadi kota transit. Pada saat orang masuk Tangsel, nanti orang akan mengatakan, wah cantik. Jadi orang mesti membangun bidadari cantik itu. Tangsel kalau jadi bidadari maka banyak orang akan cari,” pungkasnya. (Very) 

Artikel Terkait