Bisnis

Heboh! Ahok Bentuk Tim Khusus di Pertamina, Ada Apa?

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 02/10/2020 12:30 WIB

Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menyatakan dirinya membentuk tim khusus di PT Pertamina (Persero).

Ahok mengatakan, lewat tim khusus ini dia ingin melakukan analisa apa penyebab calon partner kilang Pertamina memutuskan mundur dari proyek kilang.

"Sedang bentuk tim buat jajaki dan sudah audit juga penyebabnya," ungkap Ahok, dalam pernyataannya kepada media seperti dikutip CNBC Indonesia,Jumat, (02/10/2020).

Sayangnya Ahok tidak merinci lebih lanjut apa penyebab para calon partner kilang Pertamina memutuskan undur diri. "Tanya ke direksi," paparnya singkat.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini sudah banyak calon partner yang tertarik melakukan kerja sama dengan Pertamina. Mereka sudah mulai berkirim surat kepada Pertamina.

"Surat yang masuk tertarik investasi sudah banyak," jelasnya.

Seperti diketahui Pertamina putus kerjasama pengembangan Kilang Cilacap dengan Saudi Aramco. Proyek ini ditujukan untuk peningkatan kapasitas Kilang Cilacap dari 348 ke 400 ribu barel per hari.

Rencana investasi dengan Saudi Aramco pun dijajaki sejak 2014 dengan drama yang berputar-putar, mulai dari masalah insentif sampai harga valuasi yang tak cocok. Soal valuasi ini, sempat memanas sejak tahun lalu sebab Aramco diketahui menawar separuh dari valuasi yang disepakati sebelumnya.

Investasi ditawar setengah harga, tentu tidak mudah buat Pertamina. Keduanya pun menunjuk konsultan independen dan terus beradu soal nilai valuasi ini. Terakhir nilai ini dikaji sampai April lalu.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan kerja sama dengan Aramco ini berbahaya jika dilanjutkan lantaran menurunkan nilai aset dari Pertamina karena kerja sama ini menggunakan nilai valuasi yang lebih rendah ketimbang dengan valuasi aset saat ini.

"Jadi permasalahannya dari perbedaan valuasi. Bagaimana valuasi menilai dari eksisting kilang Cilacap ini ada perbedaan harga US$ 1,1 miliar. Itu kalau dibandingkan dengan nilai buku, itu kan aset BUMN," kata Nicke.

Pertamina Merespon

Menanggapi rencana Ahok, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan tim yang dimaksud saat ini masih dalam proses persiapan dan pembahasan.

"Terkait dengan hal tersebut Pertamina sedang menyiapkan tim tersebut dan saat ini masih dalam pembahasan," ungkapnya kepada CNBC Indonesia.

Fajriyah membenarkan pembentukan tim ini sebagai keseriusan Pertamina dalam mencari partner. Nantinya tugas dari tim ini di antaraya untuk kegiatan pemaparan umum kepada publik atau public expose. Yakni mengenai proyek Pertamina, progresnya, dan mekanisme.

"Ya, di antaranya misalnya untuk public expose mengenai project pertamina dan progress serta mekanismenya seperti apa," jelasnya.

Melalui langkah ini menurutnya para calon investor akan paham dan yakin pada outlook Pertamina ke depan. "Sehingga calon investor paham dan confident dengan outlook Pertamina nantinya," tuturnya.

 

 

Artikel Terkait