Daerah

Kronologi Kerusuhan Antar Warga di Kupang, Satu Orang Tewas dan Tujuh Rumah Ludes Dibakar

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 05/10/2020 08:45 WIB

Kronologi Kerusuhan Antar Warga di Kupang, Satu Orang Tewas dan Tujuh Rumah Ludes Dibakar

Jakarta, INDONEWS.ID - Kerusuhan antar warga terjadi di Desa Tuapukan, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/10). Satu orang warga dilaporkan meninggal dunia. Tujuh unit rumah dibakar massa.

Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Timur, Kombes Pol Johannes Bangun membenarkan kejadian itu. Menurutnya, saat ini aparat kepolisian sudah dikerahkan ke lokasi kejadian.

"Iya benar, ada 250 personel sudah di TKP dipimpin, Karo ops, Dirkrimum, Wadir Sabhara dan Wakapolres Kupang. Situasi sudah dapat dikendalikan," jelasnya.

Menurut Jo Bangun, kerusuhan itu terjadi berawal dari ada dugaan perselisihan antara korban dan pelaku, hingga berujung pembunuhan. "Korbannya inisial A (20) dan pelaku inisial AS," ungkapnya.

Saat ini AS yang diduga sebagai pelaku pembunuhan dan dua saksi sudah diamankan ke Polda. "Informasi di TKP, salah satu rumah yang dibakar itu, termasuk rumah pelaku," tutup Jo Bangun.

Kronologi

Kasus yang sempat menyita perhatian publik ini berawal sekira pukul 09.00 Wita, yakni penemuan sesosok mayat laki-laki berinisial A, di wilayah RT 01/RW 01, Desa Tuapukan, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang oleh keluarga korban.

Melihat korban yang terbaring berlumuran darah tanpa nyawa itu sontak membuat sekelompok massa yang di duga keluarga korban melakukan aksi perlawanan dengan menyerang warga lainnya dan membakar rumah warga sekitar.

Aksi lanjutan juga dilakukan kelompok massa dari keluarga korban sekitar pukul 11.30 dengan bergerak menuju Jalan Timor Raya Km 23 Tuapukan dan melakukan blokade jalan menggunakan batang pohon dan batu. Mereka menuntut agar pelaku pembunuhan ditangkap baru blokade jalan itu dibuka.

Aksi blokade jalan itu berhasil dibubarkan aparat kepolisian, diikuti dengan mengolah tempat kejadian perkara (TKP). Aparat juga nampak membantu upaya pemadaman terhadap rumah-rumah warga yang terbakar.

Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Johannis Bangun didampinggi Karo OPS dan Direskrimum Polda NTT ketika menggelar konferensi pers, Minggu (4/18) malam menjelaskan, dalam proses penyelidikan kasus ini, pihaknya memilah menjadi dua kasus, yakni kasus penganiayaan dan pembakaran rumah warga.

Khusus kasus penganiayaan hingga mengakibatkan korban meninggal dunia tersebut, menurut Johannis Bangun, sudah diamankan satu orang terduga pelaku dan tiga orang saksi. “Satu saksi yang menemukan korban, dan dua lainnya itu yang melihat korban setelah kejadian. Kami sedang mendalami motif kasus tersebut dan dugaan ada tersangka lainnya,” jelas sosok yang akrab disapa Jo Bangun itu.

Sementara dalam kasus pembakaran rumah warga, lanjut Jo Bangun, pihak keamanan berhasil mengamankan sebanyak 13 orang. Mereka sudah dibawah ke Polda NTT untuk menjalani pemeriksaan.

“Dugaan sementara kasus pembunuhan ini disebabkan akibat perselisihan antara pelaku dan korban. Lalu kasus kebakaran terjadi akibat adanya provokasi yang diduga pelaku untuk kembakar rumah warga,” katanya.

Dari hasil olah TKP yang dipimpin Dirkrimum dan pengamanan yang dipimpin Karo Ops Polda NTT terdapat enam unit rumah yang dibakar. Rumah-rumah yang dibakar ini milik lima orang warga Tuapukan. Ada satu orang yang memiliki dua rumah.

“Tadi sore kita juga amankan 13 orang pelaku provokasi pembakaran lanjutan dengan barang buktinya. Mereka akan kami mintai keterangan sebagai pelaku provokasi pembakaran rumah warga,” katanya.

Jo Bangun menambagkan, Kapolda NTT, Irjen Pol. Lotharia Latif sudah memerintahkan untuk menindak tegas para pelaku. “Bapak Kapolda berharap kepada semua masyarakat terutama keluarga korban untuk mempercayakan proses penyidikan kepada Polri guna mengusut tuntas kasus ini,” sebut Jo Bangun mengutip pernyataan Kapolda Irjen Pol. Lotharia Latif.

Jo Bangun dalam kesempatan jumpa pers itu menegaskan bahwa korban yang ditemukan meninggal dunia itu bukan korban akibat kerusuhan atau bentrok warga, tetapi korban akibat perkelahian sebelumnya.

Menyinggung mengenai kondisi terkini di lokasi kejadian, dimana berdasarkan infomasi yang berkembang, akses transportasi di Trans Timor Jl. Timor Raya sempat dialihkan, menurut Jo Bangun, saat ini kondisi sudah kondusif.

Namun anggota polisi tetap siaga sebagai antisipasi apabila terjadi bentrok susulan. “250 personil gabungan masih berada di TKP. Semua elemen masyarakat diharapkan tenang dan tidak terprovokasi,” tutupnya.*

Artikel Terkait