Bisnis

Indonesia Jatuh ke Dalam Resesi, Pertama Kalinya dalam 2 Dekade

Oleh : very - Kamis, 05/11/2020 17:20 WIB

Resesi Ekonomi. (Foto: Ilustrasi)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 mengalami pertumbuhan negatif atau kontraksi sebesar 3,49 persen. Dengan pertumbuhan negatif tersebut, berarti ekonomi Indonesia mengalami kontraksi dalam dua kuartal terakhir.

Itu berarti ekonomi Indonesia resmi jatuh ke dalam jurang resesi. Pada kuartal II 2020, ekonomi Indonesia minus 5,32 persen.

Menanggapi pertumbuhan ekonomi negatif itu, Kentaro Iwamoto dalam Twitter @kentaro_iwamoto, menulis bahwa ekonomi Asia Tenggara saat ini berada di belakang China dan Taiwan.

“Asia Tenggara berada di belakang China dan Taiwan dalam pemulihan ekonomi,” ujar Kentaro Iwamoto yang merupakan Koresponden NikkeiAsia ini.

Pasalnya, katanya, ekonomi China saat ini tumbuh sebesar +4.9%, Taiwan +3.3%, Vietanam +2.6%, dan South Korea +1.9%. Namun ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negatif demikian juga ekonomi Singapura yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar -7.0%.

“Indonesia jatuh ke dalam resesi pertama kalinya dalam dua dekade,” ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia sudah memperoyeksikan pertumbuhan ekonomi RI di kuartal III-2020 bakal kembali negatif. Meski diproyeksian tumbuh negatif, realisasi pertumbuhan ekonomi bakal lebih baik jika dibandingkan kuartal II 2020.

Presiden Jokowi sebelumnya mengatakan bahwa pada kuartal III 2020 diperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal kembali mengalami kontraksi, yakni sebesar 3 persen.

"Di kuartal ketiga ini juga mungkin sehari, dua hari, tiga hari akan diumumkan BPS juga masih berada di minus, perkiraan kita masih di angka minus 3 naik sedikit," kata Jokowi, dikutip siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden.

Menurut Presiden Jokowi, perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia ini menunjukkan tren yang positif. Sebab, ekonomi telah bergerak ke angka yang lebih baik.

"Itu trennya membaik, trennya positif. Ini yang harus ditekankan nanti kalau ada pengumuman di BPS trennya membaik, trennya positif," ujar Jokowi.

Bahkan, kata Jokowi, angka pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih jauh lebih baik dibandingkan sejumlah negara lain.

"Dan ini memang kalau dibandingkan negara lain masih jauh lebih baik,"ujar Jokowi.

Senada juga diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Karena itu, pihaknya masih tetap optimistis realisasi laju perekonomian akan terus membaik hingga akhir tahun.

Menurut Airlangga outlook perekonomian RI hingga akhir tahun mencapai minus 1,7 persen hingga positif 0,6 persen.

"Forecast tahun depan, berbagai lembaga sudah menilai ekonomi kita akan kembali positif yaitu 4,5 sampai 5 persen," ujarnya. (Very)

Artikel Terkait