Sosok

Jejak Alumni FISIP UI: Mengenal Yusron Izha Mahendra, Sosok yang Bikin Jepang Gempar

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 06/02/2021 13:30 WIB

Yusron Izha Mahendra

Sosok, INDONEWS.ID - Upaya menelusuri jejak dan kiprah sukses para alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (FISIP-UI) terus berlanjut.

Kali ini, kita akan menggali berbagai informasi seputar kesuksesan dan kiprah seorang pria kelahiran Lalang, Manggar, Belitung Timur. Ia adalah Dr. Yusron Ihza Mahendra LL.M.

Untuk diketahui, hari ini Sabtu, 6 Februari 2021, sosok yang pernah membuat Jepang gempar dengan disertasinya ini merayakan hari jadi kelahiran ke-63. Sehingga, tulisan ini boleh disebut sebagai kado kecil ulang tahunnya. 

Sahabat baiknya sesama alumni FISIP UI, Pemimpin Redaksi Indonews.id, Drs. Asri Hadi, MA menyampaikan ucapan selamat ulang tahun. "Semoga tetap diberikan kesehatan dan terus bermanfaat bagi sesama," ucap dosen senior IPDN itu.

Sosok Yusron Ihza Mahendra

Seperti apa biografi Duta Besar Yusron Ihza Mahendra? Pada awal-awal karirnya, Ia merupakan seorang peneliti dan akademisi yang berkiprah di Jepang, tempat ia menghabiskan gelar master dan doktoralnya.

Namun, setelah sekian tahun berkontribusi banyak bagi pembangunan di Negeri Sakura itu, lalu muncul kerinduan yang besar untuk membhaktikan ilmu dan pengetahuannya di Tanah Air. Ia lalu kembali ternyata hal tersebut membuatnya menjadi seorang politisi.

Saudara kandung dari mantan Menteri Sekretaris Negara dan mantan Menteri Hukum dan HAM, Yusril Izha Mahendra ini gemar menulis. Isu yang diangkat biasanya adalah masalah politik, ekonomi, dan pertahanan.

Pria kelalahiran 6 Februari 1958 ini menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Manggar, Belitung Timur. Usai menyelesaikan pendidikannya di Belitung, Yusron kemudian merantau ke Jakarta untuk menimba ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, Depok.

Kemudian, pada tahun 1986 Yusron lulus dari Univesitas Indonesia dan mendapatkan gelar sarjana Ilmu Sosial. Pada tahun 1998, Yusrom menyelesaikan Program Master Ilmu Politik dari universitas yang sama dan lulus pada 1990.

Setelah memperoleh dua gelar dari universitas terkemuka di Indonesia ini, ternyata dia masih belum puas menimba ilmu. Beberapa tahun kemudian, Yusron memutuskan pergi ke Jepang untuk memenuhi hasrat yang begitu besar akan pengetahuan.

Yusron lalu menetap di Jepang dan pada 1990 menyelesaikan pendidikan sebagai Research Student di University of Tsukuba, Jepang. Tak berhenti di situ, pada 1996, Yusron kembali meraih gelar Master of Law (LL.M) dari Faculty of Humanity and Social Science, University of Tsukuba, Jepang.

Puncak dari haus akan pengetahuannya, pada 1998, Yusron sukses menyelesaikan gelar Doctor of Philosophy (Ph.D), Politik Ekonomi International, spesialisasi pada Ekonomi Asia Timur, Faculty of Humanity and Social Science, University of Tsukuba, Jepang.

Bikin Gempar Jepang

Buah pemikiran Yusron yang dituangkannya melalui disertasi doktoralnya membuat publik Jepang gempar. Disertasinya selain prasyarat unutk mendapatkan gelar doktor, sekaligus adalah prestasi yang paling membanggakan bagi Yusron.

Disertasi doktoral Yusron Ihza berjudul "The End of Flying Geese Model: Analyzing the Asian Economy, Shindo Eiichi (ed.) berhasil menciptakan penelitian fenomenal dengan mengalahkan teori Flying Geese Model dari seorang Profesor kenamaan Jepang.

Prestasi tersebut semakin menggemparkan Jepang ketika dia berhasil membuka mata para pendukung paham keajaiban ekonomi Asia dengan disertasinya yang mengungkapkan tentang kebenaran saat ekonomi Asia luluh lantak akibat krisis moneter.

Prestasi membanggakan tersebut bisa disaksikan di Museum Nasional Jepang tempat dimana salinan disertasi Yusron tersimpan.

Di lain kesempatan, Pria yang pernah menjadi peneliti di LPM FE-UI bersama Faisal Basri ini menjelaskan banyak teori ekonomi yang lebih berorientasi pada argumentasi sejarah. Kita bisa melihat banyak investasi yang terkendala karena ketidakseriusan pemerintah dalam membuat kebijakan (ekonomi) seperti pada kasus LNG.

Pemerintah membeli minyak di pasar spot yang harganya justru lebih tinggi (lebih tinggi 3 dolar perbarelnya). Padahal jika dilakukan dengan perjanjingan kontrak kerjasama (investasi) kondisi justru lebih efisien. Tentunya hal ini sangat ditentukan dengan bagaimana kita membuat strategi.

Yusron mengutip cerita SAM KOK (tiga negeri) yang banyak memberikan ilham kepadanya, bagaimana intrik dan strategi itu menentukan dalam perjalanan hidup kita, begitupun strategi kita membangun ekonomi yang mempertimbangkan aspek geo-politik, geo-ekonomi dan geo- strategi.

Krisis moneter yang kita alami merupakan sebuah contoh bagaimana ketergantungan ekonomi yang tinggi menjadi penyebab keterpurukan ekonomi. Ini asimetris dengan data statisik pertumbuhan ekonomi yang dikatakan bertumbuh signifikan.

Padahal data statisik itu menggambarkan produktivitas yang semu dimana kita banyak produksi dibuat di Indonesia (made in) tetapi bukan oleh (by) produktivitas bangsa kita sendiri.

Pemred Indonews.id, Asri Hadi ketika berkunjung ke Jepang bertemu dengan Dubes RI di Jepang Yusron Izha Mahendra

Karir Yusron kian bersinar di Jepang

Selama berada di Negeri Sakura, Yusron bukanlah mahasiswa biasa. Dia sering bergabung dengan berbagai aktivitas untuk menunjukkan eksistensinya. Dia pernah menjadi Koresponden Harian Kompas Untuk Jepang (1995-2000), selama tujuh tahun.

Selain itu, dia juga pernah menjadi peneliti di Tsukuba Advanced Research Alliance. Di waktu senggang, dia menjadi dosen di Nihon University, Jepang, serta sebagai Konsultan Politik Departemen Kehakiman Jepang.

Sebelum ke Jepang, mantan calon Gubernur Bangka Belitung ini juga peneliti di Institute for Educational Research and Economic and Social Affairs (LP3ES), Dosen di Universitas Muhammadiyah, Jakarta serta menjadi Peneliti di Institute for Economic and Social Research (LPEM), Universitas Indonesia.

Sepulangnya Yusron ke Indonesia pada tahun 2000, dia bersama kakaknya Yusril Ihza, mendirikan firma hukum Ihza & Ihza.

Pada tahun yang sama juga, Yusron dipercaya untuk menjabat sebagai penasehat khusus Kementerian Perdagangan RI. Di tahun 2004 hingga tahun 2009, masyarakat Bangka Belitung memberikan kepercayaan kepadanya untuk menjadi anggota DPR RI dan menduduki posisi wakil ketua Komisi I bidang pertahanan.

Pada 2005, Yusron menjadi Ketua Liga Parlemen Indonesia-Jepang dan pada 2009 dan 2010, Ia menjadi dosen Fakultas Ilmu Sosial dan llmu Politik, Universitas Indonesia dan
Dosen di President University.

Pada tanggal 24 Desember 2013, suami dari Dr. Hj. Dewi Lusiana, MBA ini dilantik presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Duta Besar RI untuk Jepang.

Lalu pada 2014, ayah empat orang anak ini kembali dipercayakan Presiden Jokowi menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kekaisaran Jepang dan Federasi Mikronesia.

Tanda Penghargaan

Pada tahun 2014, Yusron mendapat penghargaan “Prince Higashi Kuninomiya Memorial Prize”dari Asosiasi Prince Higashi Kuninomiya”.

Penghargaan ini dianugerahkan untuk pertama kalinya kepada warga negara Indonesia sebagai pengakuan atas kontribusi dalam menjembatani dan memperkuat hubungan Indonesia-Jepang. Terutama, melalui karya ilmiahyang bersangkutan di bidang politik dan ekonomi.

Beberapa nama yang juga pernah mendapat anugerah ini antara lain adalah: Perdana Menteri Yasuhiro Nakasone, Perdana Menteri Noboru Takeshita, dan Mr. Kiichiro Toyoda dari Toyota Motor Company.

Profil Singkat:
Nama : Dr. H. Yusron Ihza, LL.M
TTL : Belitung, 6 February 1958
Agama : Islam
Istri : Dr. Dewi Lusiana, MBA -
Anak : Alamanda Devina Ihza
Ilyasha Devina Ihza

Pendidikan:
Doctor of Philosophy (Ph.D), Politik Ekonomi International, spesialisasi pada Ekonomi Asia Timur, Faculty of Humanity and Social Science, University of Tsukuba, Japan - 1998
Master of Law (LL.M), Faculty of Humanity and Social Science, University of Tsukuba, Japan - 1996
Research Student, University of Tsukuba, Japan - 1990
Program Master Ilmu Politik, Fakultas Pascasarjana, Universitas Indonesia - 1998
Tamat Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial, Spesialisasi Hubungan International, Universitas Indonesia - 1986

Karir:
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kekaisaran Jepang dan Federasi Mikronesia (2014-2016)
Wakil Ketua Komisi l DPRRI (2004-2009)
Ketua Liga Parlemen Indonesia-Jepang (2005-2009)
Penasehat Menteri Perdagangan dan Perindustrian (2002-2003)
Koresponden Harian Kompas Untuk Jepang (1995-2000) - Dosen,NihonUniversity (1999-2000)
Peneliti, TARA Project, University of Tsukuba, Japan - Managing Partner Ihza & Ihza Lawfirm (2002-2004 & 2009-2013)
Dosen, Fakultas Ilmu Sosial dan llmu Politik, Universitas Indonesia (2009)
Dosen, President University (2010)
Peneliti di Institute for Economic and Social Research (LPEM), Universitas Indonesia (1987-1990)
Dosen di Universitas Muhammadiyah, Jakarta (1986-1990) -
Peneliti di Institute for Educational Research and Economic and Social Affairs (LP3ES) (1984-1986)


Penghargaan :
Prince Higashi Kuninomiya Memorial Prize” dari Asosiasi Prince Higashi Kuninomiya”.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait