Nasional

Jejak Dua Alumni SMAN III Teladan Jakarta Dipercaya Pimpin LEMHANNAS

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 06/04/2021 13:01 WIB

Dua alumni SMAN III Teladan Jakarta: Gubernur Lemhanas Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo (berjas) dan Wakil Gubernur Lemhanas, Marsekal Madya Wieko Sofyan.

Sosok, INDONEWS.ID - Sekolah Menengah Atas Negeri III Teladan Jakarta atau SMAN III Teladan Jakarta akan merayakan ulang tahun ke-68 pada 24 Oktober mendatang.

Dalam usianya yang sudah lebih dari setengah abad itu, SMAN II Teladan Jakarta telah berkontribusi banyak pada perkembangan dan kemajuan bangsa. Sebab, sejumlah tokoh nasional pernah menimba ilmu dan kebijaksanaan darinya.

Sebagaimana disampaikan media ini dalam seri sebelumnya bahwa dalam 68 tahun perjalanannya membentuk karakter manusia Indonesia, sekolah yang beralamat di Setiabudi, Jakarta Pusat ini telah mencatatkan prestasi luar biasa. Sejumlah tokoh nasional dan publik figur lahir dari sekolah ini.

Dalam seri kali ini, yang dimaksudkan dalam rangka menyambut Dies Natalis ke-68 itu dan sebagai pengakuan terhadap almamater dari para alumni, Media INDONEWS mengangkat profil dua sosok alumni SMAN III Teladan Jakarta yang saat ini tengah dipercayakan menduduki posisi puncak LEMHANNAS, sebuah lembaga ketahanan nasional.

Dua tokoh yang lahir dari rahim SMAN III Teladan Jakarta adalah Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo dan secara bersamaan menjabat sebagai Wakil Gubernur adalah Marsekal Madya Wieko Sofyan.

Agus Widjojo merupakan alumni SMAN III Jakarta angkatan 1965 sementara Wieko Sofyan merupakan adik tingkatnya beberapa tahun kemudian yakni angkatan 1982.

Sosok Agus Widjojo

Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 8 Juni 1947. Ia adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat. Agus saat ini menjabat sebagai Gubernur Lemhannas sejak 15 April 2016.

Jabatan militer terakhirnya adalah Kepala Staf Teritorial TNI. Sebelum menjabat sebagai Gubernur Lemhannas, Agus pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) mewakili Fraksi TNI/Polri periode 2001−2003.

Agus merupakan alumni SMAN III Teladan Jakarta pada 1968 untuk selanjutnya ia mengikuti pendidikan Akademi Militer dan lulus pada 1970. Ia merupakan putra dari salah satu Pahlawan Revolusi yakni, Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo yang gugur pada peristiwa G30S.

Agus merupakan sosok kunci di balik pembaruan militer di tubuh TNI. Pada 1998, ia bahkan pernah berpendapat bahwa militer seharusnya keluar dari politik dengan mengatakan, "Mereka yang melihat kebutuhan untuk menjadikan militer sebagai bagian dari sistem yang lebih demokratis adalah mereka yang telah terkena sistem demokrasi".

Pada 1998, dua jenderal bintang tiga yakni Letjen Agus Widjojo dan Letjen Susilo Bambang Yudhoyono diminta menyiapkan konsep reformasi TNI yang disebut "Paradigma Baru TNI".

Saat menjadi Wakil Ketua MPR pun, Beliau-lah yang memimpin Fraksi TNI/Polri untuk mundur dari parlemen dan fraksi tersebut dilikuidasi, yang di mana fakta sejarah yaitu MPR 1999-2004 ialah periode terakhir TNI/Polri berada di parlemen.

Pada 15 April 2016, Presiden Joko Widodo resmi melantik Agus Widjojo sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), di Istana Merdeka, Jakarta berdasarkan Surat pengangkatan Agus tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 43/TPA/2016 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Gubernur Lemhanas.

Kala itu, Agus mengatakan, ke depan dia akan membawa Lemhannas lebih sering menyentuh kepada kegiatan masyarakat. Tujuannya agar kehadiran Lemhannas bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Sosok Wieko Sofyan

Marsekal Madya TNI Wieko Syofyan lahir di Jakarta, 4 April 1964. Ia merupakan seorang perwira tinggi TNI-AU. Sejak 25 Januari 2019, Wieko mengemban amanat sebagai Wakil Gubernur Lemhanas.

Sebelumnya, jenderal bintang tiga ini terakhir dipercayakan sebagai Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara selama setahun pada 2018-2019.

Selepasada  menyelesaikan pendidikan tingkat atasnya di SMAN III Teladan Jakarta, Wieko Sofyan meneruskan pendidikannya di Akademi Angkatan Udara dan lulus pada tahun 1986.

Wieko Sofyan juga tercatat pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Intelijen Strategis TNI, sebuah organisasi yang khusus menangani intelijen kemiliteran dan berada di bawah komando Markas Besar Tentara Nasional Indonesia.

BAIS bertugas untuk menyuplai analisis-analisis intelijen dan strategis yang aktual maupun perkiraan ke depan biasa disebut jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang kepada Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan.

Selain itu, Wieko Sofyan juga diketahui pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU ke-30 menggantikan pendahulunya, Dwi Badarmanto.

Wieko Sofyan sendiri merupakan sosok yang berprestasi dan sangat berjasa. Hal itu terlihat dari beberapa penghargaan dan tanda jasa yang diterimanya. Antara lain seperti Bintang Jasa Utama, Bintang Dharma, Bintang Yudha Dharma Pratama dan masih banyak lagi.

Mengenal LEMHANAS

Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut Lemhannas RI adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan.

Lemhannas RI dipimpin oleh Gubernur Lemhannas RI. Dalam melaksanakan tugasnya, Gubernur Lemhannas RI dibantu oleh seorang Wakil Gubernur.

Lemhannas Rl mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pendidikan penyiapan kader dan pemantapan pimpinan tingkat nasional yang berpikir komprehensif, integral, holistik, integratif dan profesional, memiliki watak, moral dan etika kebangsaan, negarawan, berwawasan nusantara serta mempunyai cakrawala pandang yang universal.

Untuk itu, Lemhanas menyelenggarakan pengkajian yang bersifat konsepsional dan strategis mengenai berbagai permasalahan nasional, regional dan internasional yang diperlukan oleh Presiden guna menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain itu, Lemhanas juga bertugas menyelenggarakan pemantapan nilai-nilai kebangsaan guna meningkatkan dan memantapkan wawasan kebangsaan dalam rangka membangun karakter bangsa.

Sejarah dan Perkembangan Lemhanas

Gagasan tentang perlunya Lemhannas tertuang dalam surat Wakil Menteri Pertama Bidang Pertahanan/Keamanan Jenderal A.H. Nasution yang kemudian mendapat tanggapan yang positif dari Menteri Pertama Ir. Djuanda.

Sebagai tindak lanjut, maka dikeluarkanlah Surat Keputusan Menteri Pertama Nomor 149/MP/1962 tanggal 6 Desember untuk segera membentuk Panitia Interdepartemental yang bertugas mempersiapkan pembentukan sebuah Lembaga Pertahanan Nasional.

Kehadiran Lemhannas merupakan salah satu urgensi nasional dalam rangka menyelamatkan/melestarikan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan serta tujuan Bangsa Indonesia dan terjaminnya kelangsungan hidup bangsa Indonesia di tengah percaturan politik dunia.

Kebangkitan Nasional: Semangat Pembentukan Lemhannas

Berawal dari gagasan yang lahir dari keinginan luhur sejumlah perwira tinggi di staf keamanan nasional pada waktu itu, cita-cita pembentukan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) bukan lagi hanya sekedar wacana.

Melalui proses waktu, pemikiran dan konsepsi yang cukup panjang dan berliku, akhirnya bertepatan dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional, Lemhannas diresmikan pada 20 Mei 1965. Kala itu sebutan Pertahanan Nasional mengandung arti Ketahanan dari suatu bangsa yang sedang berevolusi.

Presiden Soekarno yang meresmikan Lemhannas di Istana Negara Jakarta menekankan bahwa kegiatan pertahanan nasional harus menyertakan segenap unsur-unsur rakyat Indonesia.

Dalam amanat bertemakan ”Susunlah Pertahanan Nasional Bersendikan Karakter Bangsa”, Presiden juga menjelaskan arti kata “Nasional” dalam Lembaga Pertahanan Nasional, yakni pertahanan bagi seluruh tanah air, seluruh natie, seluruh bangsa.

Lemhannas yang dicita-citakan adalah sebuah institusi yang berorientasi pada pencapaian tujuan nasional Indonesia. Selain itu, Lemhannas dirancang dan dipersiapkan sebagai pusat pendidikan dan pengkajian masalah-masalah strategis berkaitan dengan pertahanan negara dalam arti luas, termasuk dalam pengendalian keutuhan bangsa. Dengan demikian, terlihat betapa penting dan strategisnya keberadaan Lemhannas.

Lemhanas di Zaman Ini

Reorganisasi menuju lembaga yang berkualitas, kredibel dan berkelas dunia dalam bidang ketahanan nasional. Pada 15 April 2016, Presiden RI Joko Widodo resmi melantik Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo sebagai Gubernur Lemhannas.

Sesuai dengan arahan Presiden RI, kehadiran Lemhannas diharapkan tidak hanya dirasakan di dalam ruang-ruang kelas, tetapi juga seluruh kegiatan sehari-hari masyarakat Indonesia (harus lebih sering menyentuh kepada kegiatan masyarakat, bisa dirasakan langsung oleh masyarakat) pada seluruh wilayah.

Selain itu, Lemhannas juga diharapkan dapat menangani hal-hal yang bersifat mendesak, untuk membantu kebijakan yang diambil pemerintah.

Menyikapi hal tersebut dan menghadapi tuntutan serta perkembangan lingkungan strategis, perlu dilakukan penyempurnaan dan revitalisasi organisasi agar dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi tugas dan fungsinya yang akhirnya tertuang dalam Perpres Nomor 98 tahun 2016 tentang Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia tanggal 30 November 2016.

Turunan dari Perpres tersebut, berupa Peraturan Gubernur Lemhannas RI Nomor 12 Tahun 2017 tentang Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia tanggal 20 Desember 2017.

Artikel Terkait