Sosok

Jejak Sukses Alumni SMAN3 Jakarta: dari Bankir hingga Guru Besar

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 28/04/2021 12:01 WIB

Alumni SMA Negeri 3 Teladan Jakarta: Bimo Aji, Prof Ratnawati, Andy Bratamihardja, Anton MJ Sirait (Foto collage: kiri-kanan)

Sosok, INDONEWS.ID - Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Jakarta atau yang dikenal SMA Negeri 3 Jakarta akan merayakan ulang tahun ke-68 pada 24 Oktober mendatang.

Dalam usianya yang lebih dari setengah abad itu, sekolah yang beralamat di Jalan Setiabudi Jakarta Setalan ini telah mencetak banyak tokoh mulai dari selebritas, politisi hingga pejabat.

Dalam seri kali ini, INDONEWS.ID menghadirkan empat (4) alumni SMA Negeri 3 Jakarta yang dengan kemampuannya masing-masing telah turut serta berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.

Mereka antara lain Prof Ratnawati, Andy Bratamihardja, Bimo Aji, Anton MJ Sirait. Siapa sesungguhnya mereka dan seperti apa kontribusinya, simak selengkapnya!

Prof Ratnawati

Professor dokter Ratnawati, M.C.H., Sp.P(K), Ph.D adalah salah satu Guru Besar aktif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran.

Prof Ratnawati dikukuhkan sebagai Guru Besar pada 13 Februari 2021 dan mulai tanggal 1 April 2020 ia terhitung menjadi Guru Besar UI aktif dalam bidang Ilmu Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi berdasarkan SK Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41764/MPK/KP/2020.

Dalam acara pengukuhannya sebagai Guru Besar belum lama ini, Prof Ratnawati menyampaikan pidato berjudul “Ketahanan Paru pada Penyakit Paru Obstruktif: Optimalisasi Fungsi Paru dan Kualitas Hidup pada Penyakit Paru Obstruktif di Era Pandemi Covid-19”.

Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa penyakit gangguan obstruksi saluran napas, asma, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan masalah kesehatan umum di masyarakat.

Masih banyak faktor yang memengaruhi perkembangan penyakit obstruksi yang belum bisa teratasi dengan baik seperti merokok dan polusi udara.

“Pencegahan agar pasien penyakit obstruksi kronik tidak mudah terinfeksi Covid-19 harus diupayakan oleh pasien, tenaga kesehatan, masyarakat, dan pengambil keputusan. Untuk meningkatkan ketahanan paru pada era pandemi Covid-19, edukasi dan sosialisasi tata cara hidup sehat, pengobatan secara rutin dan teratur dan upaya pemberian vaksinasi SARS-CoV-2 harus diberikan kepada penyandang penyakit paru obstruktif,” terangnya.

Berdasarkan data yang diperoleh media ini, Prof Ratnawati telah 16 tahun berkecimpung sebagai Dokter Spesialis Pulmonologi.

Saat ini, Prof Ratnawati berpraktek di Siloam Hospitals Asri Mampang dan MRCCC Siloam Hospitals Semanggi.

Selain itu, ia juga bertugas sebagai staf medis di Department of Respiratory Medicine RS Persahabatan sejak 1998 hingga sekarang.

Ia juga pernah menjadi Staf pada Sub Direktorat Pelayanan dan Akreditasi Medik Direktorat Jenderal Pelayanan Medis Kementerian Kesehatan, Indonesia.

Sebelum itu, Ia pernah menjadi Dokter Kesehatan Puskesmas Lampung Selatan Dinas Kesehatan Kabupaten, Provinsi Lampung.

Prof Ratnawati tercatat sebagai anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Ikatan dokter Indonesia (IDI), Yayasan Asma Indonesia dan anggota Asian Pacific Society of Respirology (APSR).

Selepas menempuh pendidikan menengah atas dari SMA Negeri 3 Jakarta pada 1979, Prof Ratnawati melanjutkan sekolah kedokteran dan menamatkan pendidikan Ilmu Kedokteran Umum di Universitas Sriwijaya, Palembang pada tahun 1987.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikan Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 2002.

Gelar MCH yaitu Master of Community Health diraihnya dari University of New South Wales, Australia pada tahun 1997.

Sementara gelar Doktor Filosofi (Ph.D) diperolehnya dari Department of Respiratory Medicine University of New South Wales, Australia pada tahun 2006. Dan pengukuhan sebagai Guru Besar Pulmonologi diterimanya pada 2021.

Andy Bratamihardja

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menunjuk Andy Bratamihardja menjadi Direktur Keuangan PT Angkasa Pura I (Persero) di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta pada 13 Maret 2020 lalu.

Penunjukkan Andy bersama dua sosok lainnya sebagai Direktur karena dinilai memiliki kapasitas dan pengalaman untuk mengembangkan aset-aset AP I menjadi lebih menghasilkan dari sebelumnya.

Diketahui, perusahaan pelat merah tersebut tengah mengembangkan tujuh bandara di Indonesia.

Sebelum diamanatkan menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Angkasa Pura I (Persero), pria bernama lengkap Andy Saleh Bratamihardja telah malang melintang di sektor industri keuangan.

Pada 2018 hingga 2020, sosok kelahiran 6 April 1971 itu menjabat sebagai Direktur Investment Banking PT Mandiri Sekuritas dan sejumlah jabatan direktur juga pernah diembannya.

Namun sebelum pada posisinya yang sekarang, alumnus SMA Negeri 3 Jakarta angkatan 1989 ini memulai karirnya sebagai Management Training Program pada Deutsche Bank A.G.

Selanjutnya, Ia menjadi Assistant Vice President, Investment Banking pada PT Bahana Securities sejak 1996 hingga 2001. Vice President Financial Advisory di PT Anugrah Cipta Investa; Vice President Investment Banking di PT Mandiri Sekuritas.

Karirnya terus menanjak ketika menjadi Director Investment Banking PT ABN AMRO Asia Securities Indonesia; Direktur Keuangan PT Trisurya Lintas Energi; Director Regional Mergers & Acquisitions PT CIMB Securities Indonesia.

Kemudian menjadi Direktur Utama PT Rothschild Indonesia. Lalu sebagai Direktur Investment Banking PT Mandiri Sekuritas dan terakhir sebagai Direktur Keuangan PT Angkasa Pura 1 hingga sekarang.

Setelah tamat dari SMA Negeri 3 pada 1989, suami dari Siti Mariam Kartikatresni melanjutkan pendidikan tingginya di University of California San Diego (UCSD), USA dan meraih gelar Bachelor of Science bidang managemen.

Sementara gelar Master of Science bidang Finance diraihnya dari The George Washington University (GWU), Washington DC, USA.

Dari pernikahannya dengan Siti Mariam Kartikatresni, Andy dikaruniai tiga orang anak yakni Alonzo Rashad Bratamihardja, Cassandra Aiko Bratamihardja dan Kenzo Aurelio Bratamihardja.

Pengemar musik ini diketahui pernah berguru pada drummer senior Indonesia Gilang Ramadhan dan Cendy Luntungan sehingga bisa main drum.

Sosok yang mengaku dirinya kuper-kurang pergaulan- di angkatannya ini memiliki moto hidup yakni "selalu ikhlas dalam bekerja, selalu bekerja maksimal."

Sebagai penutup profil singkatnya ini, ia berpesan: "apabila sudah bisa menemukan citra diri dalam karirnya, maka dengan konsisten jalankan profesi tersebut & jangan pernah puas berkarya yang terbaik."

Bimo Aji

Alumnus SMA Negeri 3 Jakarta yang berkarir puluhan tahun di bidang perbankan adalah Bimo Aji SE., MM.

Ia memiliki pengalaman professional selama lebih dari 21 tahun di bidang perbankan dan multinasional company.

Pengalaman dan pemahaman dalam dunia sales baik di perusahaan lokal maupun multinational, termasuk Corporate Banking juga diperkuat dengan mengikuti berbagai seminar, pelatihan dan workshop baik dalam maupun luar negeri.

Ia telah memberikan kontribusi terbaiknya dengan pencapaian tertinggi adalah ketika bergabung di Maybank tahun 2013-2015.

Di Maybank, Bimo Aji sukses mencatatkan total achievement team sebesar Rp34 triliun dengan kontribusi referral leads pribadi sebesar Rp6 triliun.

Saat ini, Bimo Aji merupakan Kepala Cabang Bank Muamalat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Slipi, Jakarta.

Sebelumnya, ia pernah menjadi Kepala Cabang Bank Maybank cabang Menteng Central. Ia pernah juga menjabat sebagai Corporate Funding Manager ketika Maybank masih bernama Bank International Indonesia atau Bank BII.

Telesales Funding Departemen Head PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Sementara di HBSC, ia menduduki beberapa posisi seperti Assisten Manager Marketing Co Brand AirAsia HSBC, Assisten Manager Telesales dan Assisten Manager Direct Sales Funding.

Di PT Crown Worldwide, Bimo adalah Senior Account Manager Corporate dan Account Manager Corporate (Industry Area DHL) P Birotika Semesta.

Bimo menamatkan pendidikan menengah atas dari SMA Negeri 3 Jakarta pada 1992. Selanjutnya meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Trisakti pada 1997.

Gelar master bidang Hubungan Internasional dan Ilmu Politik diperolehnya dari Universitas Indonesia pada 1999.

Anton MJ Sirait

Pria kelahiran Balige, Tapanuli Sumatera Utara pada 27 Juli 1967 ini bernama lengkap Anton Manahan Johny Sirait, Sp.BS.

Dokter Anton merupakan seorang dokter Spesialis Bedah Saraf. Ia ahli dalam bidang pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi gangguan sistem saraf yang meliputi otak, sumsum tulang belakang, dan saraf perifer, hhidrocepalus, dan lain-lain.

Dokter Anton saat ini aktif berpraktik di Rumah Sakit Medika BSD Tangerang. Selain itu, dokter Anton berpraktik di RS Krakatau Medika Cilegon.

Sebelumnya, ia memiliki pengalaman berprakter di Rumah Sakit Umum sejak 1997 hingga 1999 dan RS Dradjadjat sebagai Dokter Bedah Saraf.

Dokter Anton juga diketahui tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf Indonesia.

Ia menamatkan pendidikan dasar di SD HKBP II Balige, North Tapanuli pada 1979. Pendidikan menengah tingkat pertama dari SMP Katolik Budi Darma Balige, Tapanuli Utara pada 1982.

Ia lalu berpindah ke Jakarta dan menyelesaikan pendidikan menengah atas dari SMAN3 Teladan Jakarta pada 1985.

Selepas itu, Anton menamatkan pendidikan spesialisnya dari Universitas Padjadjaran, Bandung. pada 2005.

Dari CV yang diperoleh media ini, dokter Anton tercatat pernah mengikuti pendidikan tambahan berupa pelatihan dan workshop baik di dalam negeri maupun luar negeri untuk memperdalam bidang yang digelutinya.

Ia juga diketahui telah puluhan kali mengikuti pertemuan tingkat nasional maupun internasional dalam maupun luar negeri.

Antara lain seperti International Symposium on Congenial Anomaly (ISOCA), Jakarta pada 2007 dan World Federation of Neurosurgical Societes, 13th Intern Meeting / 12th Asian – Australasian dan Congres of Neurological Surgeons, Nagoya, Japan, November 2007 and Workshop Endoscopy serta masih banyak lainnya.

Selain itu, dokter Anton juga sukses mempublikasikan sejumlah paper akademis di antaranya “ Epidural Haemotoma without other cranical lesion “ Presentasion in The 8th Indonesia of Society Surgery" dan “ Intracanial Arachnoid Cyst “ How we do it ? Presentation in Indonesia of Society" serta masih banyak lainnya.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait