Nasional

Dewan Pakar PKS: Jika Pancasila Benar-benar Dipahami Maka Indonesia Tidak Mengenal Status Kemiskinan

Oleh : very - Kamis, 02/06/2022 10:21 WIB

Anggota Dewan Pakar PKS Rizal Bawazier. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Pancasila sebagai dasar pilar ideologis Indonesia mempunyai sejarah yang tidak singkat. Bahkan penuh dengan perjuangan dari pemimpin pendiri negara ini. Sila keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia misalnya, sekiranya dilaksanakan dengan makna yang benar oleh pemimpin, maka negara ini seharusnya tidak mengenal adanya status kemiskinan pada rakyat.

Demikian disampaikan oleh Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rizal Bawazier di Jakarta, Kamis (2/6). Hal itu disampaikannya berkaitan dengan Hari Lahirnya Pancasila yang dirayakan pada 1 Juni 2022, kemarin.

“Singkatnya, itulah maknanya yang ingin dicapai. Mengapa? karena Indonesia negara kaya, banyak negara lain yang iri dengan kekayaan Indonesia. Kesalahan demi kesalahan tidak bisa dipungkiri terus berjalan sehingga di Indonesia masih mengenal adanya status kemiskinan di setiap daerah,” katanya.

Lantas, pertanyaannya, siapa yang salah?

Mengutip pertanyaan Soekarno dalam pidato spontannya 1 Juni 1945 di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang kemudian dikenal dengan judul ‘Lahirnya Pancasila’, salah satu tokoh di Tangerang Selatan ini mengatakan, “Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa – namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi”.

Menurut Rizal, kelima sila Pancasila yang dijadikan dasar pendirian negara Indonesia, mempunyai makna-makna yang beragam, tapi pada intinya pada sila kelima. Keadilan Sosial, semua warga negara berhak mendapatkan kesejahteraan – bagi seluruh rakyat Indonesia. Tanpa terkecuali, jangan dikabur-kaburkan maknanya.

“Selama di Indonesia masih ada status kemiskinan di daerah tersebut maka sila kelima belum tercapai. Pancasila dijadikan ideologi untuk selama-lamanya, kekal dan abadi, kata Soekarno diatas, tidak bisa tidak, akan selalu ada sepanjang NKRI ini berdiri,” katanya.

Kemiskinan, kata Rizal, merupakan masalah multidimensi, ekonomi, sosial budaya dalam masyarakat. Tapi intinya adalah ekonomi, keadaan tidak memiliki apa-apa secara cukup, atau suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah.

Karena itu, dia mengatakan, agar setiap diri kita, khususnya pemimpin, dapat memahami makna sakralnya Pancasila. “Jangan hanya memikirkan sekelompok. Persatuan, kebijaksanaan dalam memimpin ditujukan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tujuannya semua warga negara berhak mendapatkan kesejahteraan,” pungkasnya. ***

 

Artikel Terkait