Nasional

Dewan Pakar BPIP Darmansjah Djumala: Pidato Menlu Retno di PBB Cerminan Pancasila dalam Diplomasi

Oleh : Mancik - Selasa, 27/09/2022 21:24 WIB

Dewan Pakar BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala.(Foto:Ist)

INDONEWS.ID - Dalam acara tahunan Sidang Majelis Umum PBB (SMU-PBB) di New York, AS, 26 September 2022, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L.P Marsudi tegas menyatakan, dunia saat ini menghadapi situasi mengkhawatirkan. Ekonomi dunia melambat, pandemi terus berlanjut dan perang berkecamuk. Itu karena dunia telah memilih jalan yang salah. Banyak negara yang lebih mementingkan kompetisi daripada kolaborasi. Lebih mengutamakan penolakan daripada keterlibatan dalam dialog.

Paradigma seperti itu hanya akan menciptakan relasi bangsa-bangsa yang “zero-sum”, bukan suasana “win-win”. Menlu Retno menghimbau dunia agar mengadopsi paradigma baru berbasis multilateralisme: menghidupkan kembali semangat perdamaian, menghidupkan kembali tanggung jawab untuk pemulihan global dan meningkatkan kemitraan regional.

Dihubungi terpisah, Dewan Pakar BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala, MA mengatakan, tawaran Menlu Retno agar dunia mengedepankan semangat perdamaian dan tanggung jawab global merupakan cerminan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Dr. Djumala, yang pernah menjabat sebagai Duta Besar untuk Austria dan PBB, mengingatkan kembali bahwa Bung Karno pernah berpidato di forum yang sama pada 30 September 1960, dengan judul “To Build the World A New” (Membangun Dunia Baru).

Dalam pidatonya, Bung Karno memperkenalkan Pancasila ke peserta Sidang Majelis Umum PBB. Di tengah dunia yang dihantui oleh tarikan kepentingan dan rivalitas dua ideologi besar yang hegemonik dalam konteks Perang Dingin, Bung Karno menawarkan sila-sila Pancasila agar menginspirasi Piagam PBB. Sebab, Pancasila mengandung nilai universal dalam fatsun relasi hubungan antar-negara, apa pun ideologinya. Pancasila adalah Ideologi Perdamaian. Dengan nilai-nilai universalnya, Pancasila adalah ideologi yang mendekatkan dan mempersatukan.

Lebih lanjut dinyatakan pula oleh Dubes Djumala, yang pernah menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden/Sekretaris Presiden periode pertama Jokowi, pernyataan Menlu Retno di PBB itu senafas dengan nilai-nilai Pancasila seperti yang digelorakan Bung Karno pada SMU PBB 1960.

Tatkala Menlu Retno menyerukan kolaborasi dalam paradigma multilateralisme sejatinya ia telah menghidupkan kembali nilai musyawarah, dialog dan gotong royong dalam tindak diplomasi Indonesia di dunia internasional. Nilai musyawarah dan gotong royong seperti digaungkan Bung Karno pada 1960 adalah ruh dari multilateralisme, dialog, perundingan dan penyelesaian konflik secara damai dalam diplomasi.

Pernyataan tegas Menlu Retno di SMU-PBB yang sarat dengan nilai Pancasila itu bersesuaian dengan kiprahnya dalam diplomasi multilateral beberapa tahun terakhir. Menlu Retno adalah Co-Chair program Covax (Covid-19 Vaccines Global Access) Facility, program pengadaan dan alokasi vaksin di bawah WHO.

Diplomasi kesehatan senafas dengan sila 2 Kemanusiaan. Ketika Menlu Retno berhasil mempertemukan dua pihak yang berseteru, Menlu AS dan Menlu Rusia di Bali, itu hasil dari pendekatan Indonesia yang memang menggunakan pendekatan dialog dan musyawarah seperti dititahkan sila ke 4 Pancasila.*

Artikel Terkait