Nasional

Direktur dan Pemred Indonews.id Diundang Hadiri Rakornas Partai Bulan Bintang

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 12/01/2023 09:09 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemimpin Umum Indonews.id Rio Sarwono dan Pemimpin Redaksi Drs. Asri Hadi menghadiri acara pembukaan rapat koordinasi nasional pelaksanaan anggaran dan Musyawarah Dewan Partai (MDP) Partai Bulang Bintang pada Rabu (11/1/22).

Kedua tokoh tersebut diundang khusus oleh partai besutan mantan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia itu dalam Acara yang digelar di The Ballroom el-Royal Hotel, Kelapa Gading Jakarta Utara.

Selain dihadiri Presiden RI Joko Widodo, sejumlah pimpinan lembaga juga terpantau hadir di lokasi antara lain Ketua MPR RI, Ketua DPD RI, Wakil Menteri Hukum dan HAM, Wakil Menteri Pertanian dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan selaku Sekjend Partai Bulan Bintang (PBB). Tampak hadir juga Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya.

Pada acara ini, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Prof Dr. Yusril Ihza Mahendra memberikan sambutan.

Rio Sarwono dan Asri Hadi merupakan teman Dr. Yusron Ihza Mahendra --yang merupapakan adik Ketum PBB -- ketika berkuliah di FISIP UI. Yusron sendiri pernah jadi Duta Besar RI di Jepang.

Pada ksempatan tersebut, Pemred Asri Hadi berkesempatan berfoto bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Untung Budiharto.

Yusril dan PBB

Yusril Ihza Mahendra adalah putra ke 6 dari 11 bersaudara dari pasangan Idris bin Haji Zainal Abidin dan Nursiha Binti Jama Sandon. Keluarga dari pihak ayahnya berasal dari Johor. Kakek buyutnya, Tengku Haji Mohammad Thaib, merupakan seorang bangsawan Kesultanan Johor di masa lampau.

Jejak leluhurnya ada di Pulau Lingga dan Pulau Penyengat di Provinsi Kepulauan Riau sekarang. Keluarga ayahnya telah menetap di Belitung sejak akhir abad 19. Sedangkan keluarga pihak ibunya berasal dari Aie Tabik, Payakumbuh, Sumatra Barat.

Yusril memulai kariernya sebagai pengajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dalam mata kuliah Studia Islamica, Hukum Tata Negara, Perbandingan Hukum Tata Negara, Teori Ilmu Hukum, dan Filsafat Hukum dan dikukuhkan sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara pada tahun 1998.

Pada tahun 1996, Yusril dipanggil untuk bekerja di Sekretariat Negara yang ketika itu dipimpin oleh Moerdiono sebagai Menteri Sekretaris Negara.

Yusril ditugasi untuk menyiapkan naskah-naskah Kepresidenan, mulai dari surat-surat sampai menulis draf pidato Presiden Soeharto yang dilanjutkan dengan menulis naskah-naskah Kepresidenan BJ Habibie.

Ketika menjadi Menteri Sekretaris Negara, Yusril juga menulis naskah pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hingga tahun 1998 di bawah Presiden Suharto, ia telah menulis pidato untuk presiden sebanyak 204 buah. Sedangkan untuk Presiden SBY, Yusril menulis lebih dari 300 naskah pidato.

Ketika Reformasi 1998, Yusril menjadi salah satu pihak yang mendukung perubahan politik di Indonesia. Pada masa itu, Yusril berperan besar terutama ketika berusaha mengatasi krisis politik pada tahun 1998 dan menyarankan agar Presiden Suharto mengundurkan diri secara terhormat dari jabatannya demi kebaikan dan kepentingan bangsa yang lebih besar.

Yusril pula bersama beberapa tokoh yang lain, Saafruddin Bahar, Sunarto Sudarno dan Bambang Kesowo yang menulis pidato berhentinya Soeharto.

Mendirikan Partai Bulan Bintang

Bersama para reformis muslim, dia mendirikan partai politik, Partai Bulan Bintang. Partai yang dianggap sebagai penerus cita-cita perjuangan Partai Masyumi ini digagas oleh 22 Ormas Islam.

Dalam partai tersebut, Yusril duduk sebagai ketua umum dari tahun 1998 hingga 2005. Pada Pemilu 1999, Partai Bulan Bintang meraih suara sebesar 2,84% dan menempatkan 13 wakilnya di parlemen. Bersama Amien Rais, dia ikut mengusung Abdurrahman Wahid untuk menjadi presiden Indonesia.

Yusril telah tiga kali menempati jabatan sebagai menteri dalam kabinet pemerintahan Indonesia, yaitu Menteri Hukum dan Perundang-undangan pada Kabinet Persatuan Nasional, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada Kabinet Gotong Royong, dan terakhir sebagai Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Indonesia Bersatu.

Atas jasa dan pengabdiannya kepada bangsa dan negara, Presiden RI menganugerahi Yusril dengan tanda jasa Bintang Bhayangkara Utama (2004) dan Bintang Mahaputra Adipradana (2015).

Selain aktif berpolitik, Yusril juga rajin menulis buku, jurnal, dan kolom di berbagai media massa. Tulisannya terutama berkisar pada masalah hukum tata negara, agama, filsafat dan politik.

Bersama adiknya Dr Yusron Ihza LLM, Dra Yusmiati Ihza, MS dan belakangan ikut bergabung adiknya yang paling kecil Dr Yustiman Ihza, SS, MA mereka mendirikan firma hukum Ihza & Ihza Law Firm.

Tiga anaknya masing-masing Yuri Kemal Fadlullah, Kenia Khairunnisa Mahendra dan Ali Reza Mahendra juga bergabung dalam Ihza & Ihza Law Firm SCBD - Bali Office.*

Artikel Terkait