Nasional

Menko Polhukam: Ada `Gerakan Bawah Tanah` untuk Membebaskan Ferdy Sambo

Oleh : very - Jum'at, 20/01/2023 20:43 WIB

Menko Polhukam, Mahfud MD. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan dirinya mengendus “gerakan bawah tanah” untuk mempengaruhi putusan atau vonis terhadap terdakwa Ferdy Sambo, dalam kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

"Saya sudah mendengar ada gerakan-gerakan yang minta, memesan, putusan Sambo itu dengan huruf, ada juga yang meminta dengan angka," ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Kamis (19/1).

Mahfud mengatakan, ada yang bergerilya agar Sambo dibebaskan.

"Ada yang bergerilya, ada yang ingin Sambo dibebaskan, ada yang ingin Sambo dihukum, kan begitu," ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Mahfud mengatakan, berdasarkan informasi yang dikantonginya bahwa “gerakan bawah tanah” itu dilakukan pejabat tinggi pertahanan dan keamanan. Namun, upaya tersebut, katanya, bisa diamankan oleh Kejaksaan.

"Saya pastikan kejaksaan independen, tidak akan terpengaruh dengan gerakan-gerakan bawah tanah itu," ujarnya.

Karena itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini meminta orang yang mengetahui otak `gerakan bawah tanah` tersebut untuk segera melapor.

"Ada yang bilang soal Brigjen mendekati A dan B, Brigjennya siapa saya suruh sebut ke saya, nanti saya punya Mayjen banyak kok. Kalau Anda punya Mayjen yang mau menekan pengadilan atau kejaksaan, di sini saya punya Letjen. Jadi pokoknya independen saja," ujarnya.

Mahfud mengingatkan kepada majelis hakim maupun kejaksaan agar menjaga independensi dalam penanganan kasus pembunuhan Brigadir J. Sebab, kasus tersebut menjadi perhatian publik. ***

Artikel Terkait