Daerah

Pasca Dihentikan Sementara, Sopir Travel Bahagia, Sopir Batubara Merana

Oleh : luska - Sabtu, 04/03/2023 18:31 WIB

Jambi, INDONEWS.ID – Kemacetan horor 22 jam di Jambi, jadi sorotan nasional. Pasca dihentikan sementara, sopir travel bahagia, sopir batubara merana.

Begitulah gambaran saat ini, lalu lintas di Jambi yang cukup terlihat normal. Ribuan angkutan batubara yang biasa terlihat hampir sepanjang ruas jalan Sarolangun-Batanghari-Jambi kini seakan menghilang.

Sopir Travel yang kerap melintas jalur ini tentu bahagia. Kemacetan jalan yang menguras biaya, waktu dan lainnya, kini cukup lancar.

“Ya kalau macet, kan minyak jadi boros karena mesin harus hidup, belum lagi pake AC. Bayangkan kalau pas jalan siang hari, mati kepanasan kalau tanpa AC,” kata Rahman, sopir travel pada media ini, Sabtu (4/3/2023).

Selain pada pengeluaran yang jadi bertambah jika macet, Rahman menilai kemacetan juga berdampak pada penumpang. 

“Misalkan liburan atau akhir pekan banyak yang pulang. Semenjak macet, jadi berkurang. Misalkan seminggu jadi 2 minggu sekali berangkat atau 3 minggu sekali. Atau memilih pakai motor,” keluhnya. 

Tentu saja, kebijakan penghentian lalulintas batubara ini menjadi kebahagian para sopir travel atau angkutan pengiriman.

“Pastilah senang dengan kondisi begini. Capek kita bang, kalau bisa selamanya, toh jalur alternatif sudah ada tapi tetap macet,” katanya.

Ridwan, warga Jambi lainnya juga ikut bahagia. Ia pernah terjebak belasan jam saat kemacetan parah terjadi. 

“Kita sering belanja ke Jambi. Kalau macet begini, kan jadi mikir-mikir mau berangkat. Takut terjebak macet semalaman. Mending di kota, kalau ditengah hutan pas lapar, atau mau BAB dimana?,” katanya.

Berbanding terbalik, para sopir batubara terlihat merana. Ada yang mencari trayek lain, atau jasa angkutan lain seperti membawa sawit atau pasir.

“Ya harus mesti putar otak bang. Yang penting bisa ada tarikan, setoran,” kata Saleh.

Ia berharap, pemerintah dan pengusaha menemukan solusi atas masalah ini. Saleh tak mengelak jika angkutan batubara jadi penyebab kemacetan. 

“Kan kita jadi korban juga bang. Kita nginap, tidur dijalan udah sering. Kadang-kadang sopir juga salah, tak sabar laju motong jalan. Disuruh antri, malah marah,” katanya.

“Yang pasti, saya harap semua lancar. Jangan kebijakan, solusi ini itu, tapi hasilnnya tidak ada. Kami juga yang jadi korban, dilarang jalan, tapi kami harus bayar setoran,” tutupnya. 

Sebelumnya, Gubernur Jambi, Al Haris mengambil kebijakan menghentikan sementara angkutan batubara setelah kemacetan horor 22 jam. Ribuan mobil terjebak termasuk 5 ambulance, 3 diantaranya terjebak di jalur alternatif.

Artikel Terkait