Sosok

Nelayan Perempuan, Apa Kabarmu?

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 30/08/2023 10:13 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Oktober 2017, warga desa Morodemak Kecamatan Bonang, kabupaten Demak, Zarokah dan Suroton begitu gembira.

Dua perempuan ini di KTP tertulis pekerjaan sebagai "Nelayan" bukan ibu rumah tangga lagi. Ini baru pertama kali terjadi di indonesia, profesi nelayan gak melulu milik laki laki.

Tiga bulan kemudian tepatnya di pantai Purworejo juga di propinsi Jawa Tengah, 28 perempuan tertulis di KTPnya pekerjaannya: Nelayan.

Ini menegaskan sekaligus Negara mengakui eksistensi perempuan perempuan di laut.

Selama ini kemerdekaan kaum perempuan nelayan tidak diperhitungkan, kalau pun ada cakupannya sangat terbatas

Ada 12.827 desa nelayan seluruh pelosok pantai Indonesia, dengan jumlah 8 juta rumah tangga keluarga nelayan. Yang bergantung sepenuhnya pada aktivitas perikanan. Peran perempuan sangat besar, mereka bekerja rata rata 17 jam sehari.

Perempuan nelayan tidak ada cita cita merebut profesi milik laki laki, ini melulu tuntutan ekonomi. Dengar lah apa kata Zubaedah (55) dari desa timbulsloko, Sayung Demak, desa tempat kelahiran artis Soimah. Kerja di pabrik sudah tidak mungkin karena umur, ijasah juga tidak punya, tetapi saya dan anak saya terus butuh hidup.

Uang yang di dapat tidak sebanding dengan resiko yang mereka hadapi, Zubaedah pernah tenggelam di laut waktu perahunya terbalik. Loh kenapa tidak mengenakan pelampung, bu? Boro boro beli pelampung, dapat ikan di hargai Rp 20.000 sudah bersyukur.*(Zaenal)

Artikel Terkait