Opini

Memilih Cawapres, Merebut Suara Pemilih Muda Islam

Oleh : very - Selasa, 10/10/2023 16:05 WIB

Juliaman Saragih adaah Direktur Eksekutif NCBI. (Foto: Ist)

 

Oleh: Juliaman Saragih*)

Jakarta, INDONEWS.ID - Menurut worldpopulationreview.com, 2021, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, yakni 231 Juta atau 86,7% dari total populasi 273,32 Juta jiwa, sementara Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebesar 204.807.222 jiwa.

Menjelang pendaftaran resmi pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden ke KPU, politik bola bekel Presiden Jokowi memasuki putaran terakhir, yakni memilih Wakil Presiden yang sejatinya identik dengan figur dengan daya ungkit elektoral yang kuat, rancang program pemenangan yang “membumi”, dan mampu memenangkan hati pemilih muda khususnya memperebutkan suara pemilih muda Islam.

Jika DPT disusun berdasarkan usia ditemukan data, pemilih dengan usia lebih 40 tahun sebesar 98.448.775 jiwa atau 48,07%, usia antara 17-30 tahun sebesar 63.953.031 jiwa, dan usia antara 31-40 tahun sebesar 42.398.719 jiwa pemilih.

Dalam varian lain ditemukan data 3.570.850 jiwa atau 1,74% adalah pemilih generasi pre-boomer (lahir sebelum 1945), sebesar 28.127.340 jiwa atau 13,73% adalah pemilih generasi baby boomer (tahun 1946-1964, usia 60-78 tahun), sebesar 68.822.389 jiwa atau 33,60% adalah pemilih generasi Milenial (tahun 1981-1996, usia 28-43 tahun), sebesar 57.486.482 jiwa atau 28,07% adalah pemilih generasi X (tahun 1965-1980, usia 44-59 tahun), dan sebesar 46.800.161 jiwa atau 22,85% adalah pemilih generasi Z (tahun 1997-2012, usia 12-27 tahun).

Tentu saja kalkulasi dan proyeksi strategi pemenangan dari para kandidat juga harus menjangkau persebaran pemilih di 38 Provinsi, 642 Kabupaten/Kota/PPLN, 7.277 Kecamatan, 83.731 Desa/Kelurahan, dan 823.220 TPS/TPSLN/KSK/POS dengan jumlah pemilih berdasar jenis kelamin laki-laki sebesar 102.218.503 jiwa dan pemilih perempuan sebesar 102.588.719 jiwa. Rancangan program pemenangan yang mampu menjangkau dan menyatupadukan antar lintas jaringan simpul daerah hingga per tempat pemungutan suara (TPS), dengan berbagai variasi maupun denyut nadi kantong-kantong suara.

Penting dipahami, siapapun figur Wakil Presiden yang kelak menjadi pendamping Ganjar Prabowo atau Prabowo Subianto tentunya mampu mengawal kesinambungan program pembangunan, seperti melanjutkan industrialisasi melalui hilirisasi untuk pertumbuhan dan ketahanan ekonomi; melakukan digitalisasi di semua lini; menyediakan pendidikan berkualitas tinggi yang terjangkau sehingga bisa menghasilkan sumber daya manusia yang terampil; pengembangan infrastruktur untuk menyanmbung konektivitas orang, barang dan laju informasi.

Kemudian melakukan dekarbonisasi untuk mempercepat net zerro emission, sambil menangkap peluang di bisnis ekonomi hijau, dan menyeimbangkan semuanya dengan adil menyelesaikan masalah ketidaksetaraan sosial di Indonesia. Atau singkatnya, mengatasi kesenjangan di Indonesia, pemerataan kesehatan, pemerataan pendidikan, dan daya beli yang harus terjangkau oleh masyarakat.

Lalu, siapakah Wakil Presiden yang akan dipilih dan mendampingi Ganjar Pranowo (Calon Presiden yang diusung PDI Perjuangan dan didukung koalisi partai), atau Prabowo Subianto (Calon Presiden yang diusung Gerindra dan didukung koalisi partai)?

Beredar nama-nama di ruang publik dalam kelompok pemimpin partai seperti Airlangga Hartato (Golkar/Menko Perekonomian), Sandiaga Uno (PPP/Menparekraf), dan Erick Thohir (PAN/Menteri BUMN), kelompok birokrasi seperti Mahfud MD (Menko Polhukam) dan Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur), kelompok ulama seperti Said Aqil Siradj (Ketua Umum PBNU, 2010-2021) dan Muhadjir Effendi (Muhammadiyah/Menko PMK), serta purnawiran TNI seperti Andika Perkasa (Panglima TNI, 2021-2022).

Dalam berbagai diskusi dengan kelompok relawan lintas pendukung Ganjar Prabowo dan Prabowo Subianto, dengan merujuk pada kriteria utama Presiden Jokowi soal pemimpin 2024 serta jaminan mengawal estafeta program pembangunan diatas, kami mendapat kesan Calon Wakil Presiden mengerucut pada Mahfud MD (Menko Polhukam), Andika Perkasa (Panglima TNI, 2021-2022), dan Erick Thohir (PAN/Menteri BUMN).

*) Juliaman Saragih adaah Direktur Eksekutif NCBI

Artikel Terkait