Nasional

Menko Airlangga: Miliki Populasi Muslim Terbesar di Dunia, Wajar Jika Indonesia Menjadi Pusat Produk Halal Dunia

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 18/10/2023 16:43 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Kondisi global saat ini telah memberikan pengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia, meski Indonesia masih tetap mampu menunjukkan resiliensi. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan tinggi pada kuartal II tahun 2023 sebesar 5,17% (yoy). Neraca perdagangan Indonesia juga masih terus menunjukkan surplus selama 41 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 hingga September 2023.

Pemerintah juga terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga resiliensi perekonomian nasional, salah satunya melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Peningkatan Ekspor. Selain itu, dorongan keberlanjutan terhadap kegiatan manufacturing value added atau nilai tambah supply chain dalam bentuk keberlanjutan hilirisasi. Kemudian, Pemerintah juga akan terus memanfaatkan secara optimal berbagai forum kerja sama ekonomi internasional untuk memperluas pasar ekspor produk-produk nasional.

“Pada Kepemimpinan Presidensi G20 dan tahun ini Keketuaan ASEAN, dua momentum ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk mendapatkan kepercayaan internasional atau international trust yang telah membuktikan kredibilitas Indonesia, dan juga Indonesia semakin diakui dan dihormati di dalam lingkup internasional karena Indonesia menghadirkan kepastian dan juga supply chain reliability,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech pada Trade Expo Indonesia ke-38 tahun 2023 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (18/10).

Dengan posisi yang semakin diperhitungkan, Indonesia harus berani dalam mengambil pilihan kebijakan, contohnya kebijakan hilirisasi Sumber Daya Alam. Penutupan keran ekspor biji nikel sejak tahun 2020 terbukti telah menghasilkan nilai tambah ekspor nikel sebesar USD33 miliar atau sekitar Rp514 triliun pada tahun 2022.

International trust dan keberanian serta ketepatan kebijakan ekonomi dan sektor lainnya yang dilaksanakan secara berkelanjutan akan membuka peluang lebih besar lagi untuk meraih target Indonesia Emas 2045.

Trade Expo Indonesia 2023 yang dilaksanakan secara hybrid tersebut harus mampu menjadi platform yang merepresentasikan output dari kebijakan Pemerintah di sektor perdagangan. Perjanjian dagang dan ekonomi dalam bentuk PTA, FTA, maupun CEPA diharapkan dapat mencerminkan potensi transaksi dagang di TEI 2023.

“Target tahun ini harus diperbaiki. Di tahun ini pesertanya lebih besar dari tahun lalu, yakni 1.193 ribu pengunjung. Kemudian diharapkan ekspornya tentu bukan tadi yang disampaikan, target USD10 miliar, tetapi target tahun ini harus lebih tinggi dari capaian tahun lalu yang USD15,8 miliar,” tutur Menko Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut Menko Airlangga juga mengucapkan terima kasih kepada Duta Besar negara sahabat di antaranya yakni China, India, Jepang, Mesir, dan Filipina yang pada tahun lalu merupakan negara dengan transaksi perdagangan terbesar.

Apresiasi juga disampaikan Menko Airlangga kepada TEI 2023 yang kembali menghadirkan Jakarta Muslim Fashion Week, sebagai upaya menuju Indonesia sebagai pusat industri halal dunia, sekaligus kiblat industri fashion muslim dunia. Ke depannya, tidak hanya produk fashion saja, tetapi juga produk-produk lainnya seperti makanan dan minuman, kosmetik, hingga farmasi, karena Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar dunia. Oleh karena itu, sudah sewajarnya Indonesia menjadi pusat produk halal dunia.

Selanjutnya, Menko Airlangga mengucapkan selamat kepada eksportir Indonesia penerima penghargaan Primaniyarta dan para buyers penerima penghargaan Primaduta, yaitu para pejuang ekspor Indonesia yang tetap mampu menunjukkan prestasi meski berbagai hambatan menghadang.

Pada konferensi pers usai kegiatan, Menko Airlangga memastikan adanya upaya Pemerintah untuk membuka pasar yang lebih luas. “Pemerintah terus mendorong. Arahan Presiden, untuk membuka pasar baru, nah tentu pasar baru di Afrika, dan kemarin Bapak Presiden sendiri sudah berkunjung ke negara-negara Afrika sehingga tentu diharapkan bisa membuka pasar yang lebih luas. Pemerintah sedang mempelajari CPTPP (the Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership). Karena CPTPP akan membuka pasar seluruhnya di Amerika Latin,” ujar Menko Airlangga.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut antara lain yakni Wakil Ketua MPR Asrul Sani, anggota DPR RI, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, para Duta Besar negara sahabat, Pj Gubernur Banten Muktabar, Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani, Wakil Ketua Umum Kadin Juan Permata Adoe, serta para pelaku dan mitra bisnis. 

Artikel Terkait