Daerah

Petani dan Peternak Sekitar PLBN Napan Berterima Kasih Atas Pelatihan Circular Farming

Oleh : very - Sabtu, 02/12/2023 18:52 WIB

Pelatihan dan bimbingan teknis "Circular Farming" di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, (30/11/2023). (Foto: Ist)

TIMOR TENGAH UTARA, INDONEWS.ID - Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) bersama Forum Perguruan Tinggi Perbatasan (Fopertas) menfasilitasi pelatihan dan bimbingan teknis "Circular Farming" di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, (30/11/2023).

Pelatihan dan Bimtek Circular Farming merupakan salah satu bagian dari konsep inovasi bisnis model circular farming berbasis potensi lokal, untuk selanjutnya mendorong pembangunan laboratorium lumbung ternak nasional di TTU.

Para petani dan peternak yang mengikuti pelatihan berjumlah total 50 orang. Selanjutnya pelatihan juga diikuti masyarakat lainnya dari kalangan penghobi yang berjumlah 30 orang. Mereka datang dari 4 desa di sekitar wilayah PLBN Napan, seperti Desa Napan, Desa Tes, Desa Faennake dan Desa Baas.

Para peternak yang tergabung dalam gabungan kelompok ternak terlihat antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka fokus dengan materi yang diberikan oleh 3 narasumber dari akademisi dan praktisi Universitas Gadjah Mada dan Universitas Nusa Cendana.

Seorang peternak bernama Maria Christian atau biasa dipanggil Mama Marry (55) menjelaskan bahwa, selama ini pakan untuk ternak-ternaknya diberikan  secara manual lantaran tidak mengerti cara mengolah pakan yang baik dan penghematan yang baik untuk menjadi lebih produktif.

Melalui beberapa materi pelatihan ini, dirinya bisa mengerti pemanfaatan bahan pakan ternak yang justru sebenarnya melimpah di sekitar rumahnya tetapi tidak bisa diolah. Mama Marry akan menerapkan pola pengetahuan yang didapatkan pada materi praktik untuk diterapkan pada peternakannya.

"Kami belum pernah tahu dan hal ini, kami bersyukur sekali karena bahan ternak itu ternyata ada di tempat kami dan ada yang mubazir begitu saja karena kami tidak tahu. Kami memberikan pakan kepada hewan kami, binatang kami begitu saja makannya praktis. Hewan-hewan kami atau bintang kami badannya tidak bagus," jelasnyas seperti dikutip dari siaran pers Humas BNPP.

Mama Marry sebenarnya memiliki lahan pertanian dan peternakan yang luasnya mencapai beberapa hektare. Karena kekeringan lahan tersebut kosong dan gersang. Sumber pakan seperti lamtoro, gama, gala-gala bisa berlimpah hanya pada musim hujan, tetapi menjadi sangat kekurangan ketika musim kering.

"Dan tadi ada beberapa materi, sehingga apa yang kami tanam bisa membantu pertanian dan peternakan. Kami punya bekal untuk mempersiapkan pakan bahan yang berkesinambungan bahkan di musim kering panjang untuk makanan hewan dan pertanian tetap ada," ujarnya.

"Kami merasa tersanjung dan berterima kasih karena ibu bapak jauh jauh datang dari Jakarta ke perbatasan negara di sini berbagi ilmu yang sangat luar biasa. Mudah-mudahan bimtek, pelatihan seperti ini ada kembali," tambahnya.

Sementara itu, peternak milenial Raul Sasi(22) dari Desa Faennake juga mengungkapkan rasa terima kasihnya. Pelatihan ini sangat bermanfaat dan berguna bagi dirinya dan para peternak lain di kampungnya yang berada di perbatasan negara.

Selama ini, dirinya masih memberi pakan ternak dengan pola lama, hanya melepas sapi ke padang penggembalaan. Dirinya sangat bersyukur dengan materi pengolahan pembuatan pakan ternak ini bisa merubah cara pandangan terhadap peternakan.

Selanjutnya, Raul turut bersyukur dengan kehadiran PLBN Napan bisa menjembatani kegiatan-kegiatan pelatihan seperti ini.

"Saat ini saya memiliki 3 sapi, jantan satu dan sisa betina, biasanya hanya kami lepas saja, biar ternak sendiri yang memilih makanan. Hari ini saya banyak belajar dan semoga PLBN Napan terus memberikan pelatihan," ungkapnya.

 

Terima Kasih Telah Beri Bekal Ilmu

Sementara itu, Kepala Desa Napan, Wendelinus Kefi (32) juga  mengungkapkan rasa terima kasih kepada BNPP dan Fopertas yang telah melakukan Bimtek dan pelatihan membuat pakan ternak ini. Dengan Bimtek dan pelatihan ini sudah memberikan bekal ilmu kepada warganya di perbatasan.

Ia menjelaskan, dengan adanya Bimtek ini,  warga dari 6 RT yang dia pimpin, memiliki bekal ilmu untuk memanfaatkan potensi yang ada. Tanaman pakan yang ada di desa sekitar Napan diolah secara kontekstual untuk meningkatkan kualitas ternak dalam menambah populasi.

"Fermentasi pakan bagi masyarakat ini merupakan hal baru, tapi dapat disesuaikan dengan antusias warga. Kami berharap bisa mempraktikannya,"ungkapnya.

Dirinya juga terima kasih atas penyerahan bantuan alat cacah rumput. Semoga ke depan warga Desa napan bisa melalukan komunikasi yang lebih baik dan kebijakan BNPP lebih mempedulikan pengembangan potensi-potensi lokal.

"Terima kasih juga untuk hadirnya PLBN Napan ini,"pungkasnya.

Acara Pelatihan dan Bimtek "Circular Farming" di PLBN Napan dibuka oleh guru besar Universitas Gajah Mada Prof. Dr. Suratman, M.Sc. selaku Ketua Koordianator Fopertas.

Selanjutnya, Dosen Pendidikan Geografi Universitas Nusa Cendana, Bella Theo Tomi Pamungkas S.Pd memberikan materi tentang "Kondisi Geografis Wilayah PLBN Napan Kabupaten Timor Tengah Utara

Dosen Prodi Peternakan Universitas Nusa Cendana, Imanuel Benu S,pt.P.h.D membawakan "Teknologi Pengolahan Limbah Ternak Sebagai Pupuk Tanaman".

Sementara itu Ir. Yogi Sidik Prasojo, S.Pt., M.Agr., Ph.D., IPP Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada selaku Instruktur Pakan Ternak memberikan materi praktik tentang "Teknologi Pakan Hijauan, Pakan Ternak Bernutrisi Tinggi. Kepada para puluhan peternak, dirinya memberikan ilmu teknik membuat Pakan ternak komplit fermentasi dengan konsep "Burger Pakan".  ***

Artikel Terkait