Daerah

Kematian ABK Kapal di Perairan Merak, Prof Tjandra Yoga Aditama: Harus Ada Penyelidikan Epidemiologi Mendalam

Oleh : very - Minggu, 11/08/2024 11:31 WIB


AKB di Perairan Merak Cilegon, Selat Sunda yang ditemukan meninggal. (Foto: Tribun Tangerang)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kita tentu berduka dengan meninggalnya 6 awak kapal di perairan Merak Cilegon Selat Sunda beberapa hari lalu. Berita meninggalnya awak kapal tersebut ramai diberitakan di media massa.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, setidaknya terdapat tujuh hal tentang kematian yang oleh sebagaian berita disebut "misterius".

Pertama, katanya, berita tersebut tentu perlu menjadi perhatian penting, karena ada enam orang meninggal di satu tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang berdekatan pula. “Ini jelas ‘bukan hal biasa’,” ujarnya melalui pernyataan pers di Jakarta, Minggu (11/8).

Kedua, tentu harus dilakukan in-depth epidemiological investigation, penyelidikan epidemiologi (PE) mendalam, bukan PE rutin biasa saja.

Ketiga, ada yang perlu jadi obyek investigasi klinik epidemiologik mendalam di dalam kapal. Pertama adalah jenazah yang sudah wafat, kedua mereka yang sakit, ketiga kontak sesame anggota kapal yang sehat.

Keempat, selain ABK di dalam kapal, harus juga dilakukan investigasi terhadap pihak-pihak lain yang mungkin pernah berkontak dengan kapal ini bahkan sebelum ada yang sakit (petugas pelabuhan asal, mungkin ada pedagang, pengangkat barang, dll).

“Bahkan, keluarga para ABK ini juga perlu dilakukan kunjungan rumah dan diinvestigasi pula kemungkinan ada gangguan kesehatannya yang dapat saja jadi sumber penular,” ujar Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu.

Kelima, penyelidikan yang perlu dilakukan harus meliputi empat hal. Pertama, anamnesis (auto dan allo) mendalam tentang gejala dan keluhan, sejak awal sampai penyakitnya berat dan meninggal.

Kedua, riwayat makanan, riwayat kontak dengan unggas atau binatang serta berbagai kemungkinan sumber penular lain. Ketiga, pemeriksaan fisik mendalam dan rinci secara klinik kedokteran dengan lege artis. Keempat, pemeriksaan laboratorium, baik virus/bakteri/jamur/parasit penyebab penyakit maupun pemeriksaan serologi dan biomolekur mendalam.

Keenam, tentu perlu juga pemeriksaan mendalam pada kapal, tempat kerja pelaut, kamar tidurnya, pengambilan sampel di dinding, lantai kapal dll. Juga tentunya kalau memang ada vektor penyakit di kapal, seperti tikus yang banyak diberitakan (walau tentu perlu kepastian ilmiah), atau mungkin ada binatang lain di kapal.

Ketujuh, walaupun belum tentu akan jadi masalah penularan penyakit meluas, tentu kejadian ini perlu dapat perhatian penting, bahkan dibutuhkan "early action allert".

Untuk itu, katanya, perlu dilakukan dengan cermat dan juga cepat, konfirmasi laboratorium perlu segera didapatkan hasilnya, jangan sampai berhari-hari lamanya baru ada kepastian ilmiah sesuai ilmu kedokteran dan kesehatan.

“Jangan lambat dalam penetapan situasi yang ada dan penanganannya, tapi juga jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan sebelum ada analisa yang sahih,” pungkasnya. ***

Artikel Lainnya