Jakarta, indonews.id- Komitmen pemerintah menghadirkan suasana nyaman bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan pada saat Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini terbukti. Harga bahan pangan pokok seperti beras, telur, daging ayam, daging sapi hingga aneka cabai dan bawang merah cenderung stabil. Bahkan beberapa komoditas yang sempat dikuatirkan akan bergejolak seperti cabai harganya cenderung turun. Bawang Putih yang beberapa pekan lalu sempat melonjak, hingga menjelang Idul Fitri harganya sudah kembali normal.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh. Ismail Wahab saat diminta keterangan usai mengikuti Upacara Hari Lahir Pancasila di Jakarta (1/6) memastikan pasokan cabai dan bawang merah selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri sangat mencukupi. Saat ini hampir seluruh sentra besar cabai di Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur memasuki panen raya. Demikian pula dengan bawang merah, panen terjadi di sentra-sentra besar seperti Brebes, Cirebon, Pati, Kendal, Malang. "Bahkan Nganjuk saat ini terjadi panen raya 1.000 hektar lebih", terang Ismail.
Pantauan panel harga Kementerian Pertanian mencatat harga rata-rata nasional tingkat konsumen untuk komoditas bawang merah di Rp 34.800,- per kilogram. Harga Cabai Rawit Rp 39.300,- dan Cabai Keriting Rp 37.100,- per kilogram. Sementara harga di pasar eceran DKI Jakarta, bawang merah rata-rata Rp 36.600,- per kilogram. Harga Cabai Rawit Rp 31.200,- per kilogram dan Cabai Keriting Rp 35.600 per kilogram. Harga bawang putih yang sempat diatas Rp 60.000,- per kilo saat ini sudah turun normal di kisaran Rp 40.000,- per kilogram.
Ketua Asosiasi Champion Bawang Merah Indonesia, Juwari, saat dikonfirmasi menyebut pasokan bawang merah di sentra-sentra besar sangat mencukupi. "Harga bawang di tingkat petani untuk rogol ukuran sedang Rp 18.000 sementara yang besar Rp 20.000 per kilogram. Harga tersebut sangat ideal bagi petani maupun konsumen. Harga di Pasar Induk antara sekitar Rp 25.000 per kilo, sementara di eceran Jakarta sekitar Rp 35.000 - Rp 38.000 per kilo. Harga sangat stabil kok" terang pria asal Brebes tersebut.
Sementara Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid, mengatakan tahun ini produksi cabai baik rawit maupun keriting melimpah sehingga menyebabkan harga cenderung rendah di tingkat petani. Kecuali untuk cabe jenis TW atau terompet harga naik hingga tembus 40 ribu per kilo namun kebutuhan nya tidak sebanyak jenis keriting atau rawit. "Puasa dan lebaran tahun ini berkah bagi konsumen karena pasokan cabai mencukupi. Tak lagi ada gejolak cabai seperti tahun-tahun silam. Justru yang perlu menjadi perhatian saat ini bagaimana harga di petani bisa makin membaik dan menguntungkan", kata Hamid.
Kedua perwakilan asosiasi pertanian tersebut mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian membantu petani cabai di sentra-sentra besar seperti Tuban, Blitar, dan Kediri.