Jakarta, INDONEWS.ID - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyebut tak akan menghentikan aksinya melawan TNI/Polri meski muncul rencana lockdown di Papua pada 1 Agustus mendatang.
Sebagaimana diketahui, Gubernur Papua, Lukas Enembe berencana melakukan lockdown setelah kasus Covid-19 di wilayah paling timur Indonesia itu terus meningkat.
Juru Bicara OPM Sebby Sambom mengatakan, pihaknya akan tetap berperang melawan TNI/Polri meski ada penerapan lockdown. Menurutnya, lockdown tak menghalangi untuk menggencarkan perlawanan terhadap TNI/Polri.
"Perang tetap lawan jika TNI Polri lakukan operasi militer yang masif," kata Sebby seperti dikutip CNNIndonesia.com, Kamis (22/7).
Pemerintah Provinsi Papua diketahui berencana menutup akses keluar-masuk atau lockdown mulai 1 Agustus 2021 demi menghadirkan penonton dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) dan fokus pada vaksinasi.
Di sisi lain, Sebby mengaku pernah meminta agar Indonesia berhenti mengirim pasukan militer di tengah pandemi Covid-19.
Hal ini dilakukan agar Papua bisa fokus menangani Covid-19 tanpa harus saling berperang.
Namun Sebby menuding Indonesia sebagai pihak yang keras kepala dan justru terus menerus mengirim pasukan TNI ke wilayah itu sehingga OPM yang semula ingin menghentikan peperangan justru berbelok arah.
"Oleh karena itu harus desak TNI/Polri stop Pengiriman pasukan non organik dan setop operasi militer," kata dia.
Sementara itu belum ada keterangan resmi dari pihak TNI/Porli terkait pernyataan OPM.
Diketahui rencana lockdown di Papua akan mulai 1 Agustus 2021 demi menghadirkan penonton dalam PON.
Pemprov Papua juga berencana mengejar vaksinasi 70 persen penduduk di masa lockdown, terutama di daerah penyelenggara PON seperti Jayapura, Merauke, Mimika, dan Kerom.
Keputusan lockdown ini disebut belum final. Namun, pemprov dan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) diklaim telah sepakat membentuk tim untuk mematangkan rencana tersebut.*