INDONEWS.ID

  • Rabu, 30/08/2023 16:42 WIB
  • Elit Militer Gabon Lancarkan Kudeta usai Presiden Bongo Menang Pemilu Ke-3

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Elit Militer Gabon Lancarkan Kudeta usai Presiden Bongo Menang Pemilu Ke-3

Jakarta, INDONEWS.ID - Sekelompok elite militer Gabon menyatakan telah melancarkan kudeta dan mengambil alih kekuasaan pemerintah pada Rabu (30/8) dini hari.

Kudeta ini berlangsung selang beberapa menit setelah Badan Pemilihan Umum Gabon mengumumkan Presiden Ali Bongo kembali memenangkan pemilu untuk ketiga kalinya.

Baca juga : Beredar Isu Dewan Kudeta Konstitusi, RR: Kembali Putuskan Tambah 3 Tahun

"Atas nama rakyat Gabon, kami memutuskan mempertahankan perdamaian dengan mengakhiri rezim yang ada saat ini," ucap para elite militer melalui saluran televisi Gabon 24.

Dalam siaran langsung, para elite militer mengatakan kudeta ini dilancarkan mewakili seluruh pasukan keamanan dan pertahanan negara Afrika Tengah tersebut.

Elite militer juga menegaskan membatalkan hasil pemilu, membubarkan seluruh lembaga pemerintah, hingga memutuskan menutup perbatasan negara hingga waktu yang belum ditentukan.

Dalam tayangan televisi itu, para elite militer juga memperkenalkan diri sebagai anggota Komite Transisi dan Pemulihan Institusi. Lembaga pemerintah yang mereka nyatakan telah dibubarkan antara lain, eksekutif, legislatif, mahkamah konstitusi, hingga lembaga pemilu.

Menurut wartawan Reuters di lapangan, suara rentetan tembakan keras terdengar di Ibu Kota Libreville tak lama setelah pengumuman kudeta militer .

Kudeta ini merupakan yang kedelapan kali terjadi di Afrika Barat dan Tengah sejak 2020 yakni kudeta di Mali, Guinea, Burkina Faso, Chad, hingga terbaru Niger yakni pada Juli 2023.

Kudeta di Gabon berlangsung setelah ketegangan politik meningkat selama gelaran pemilu pada akhir pekan lalu.

Dalam pemilu ini, oposisi berupaya keras mengakhiri rezim dinasti keluarga Presiden Bongo yang telah berkuasa selama 56 tahun di Gabon.

Ketegangan ini juga diperparah dengan tindakan represif pemerintah dan pengamat internasional yang minim dalam mengawasi pemilu. Pemerintah telah memutus layanan internet, memberlakukan jam malam secara nasional setelah pemilu berlangsung. Ini menimbulkan kekhawatiran soal transparansi proses pemilu.

Sementara itu, hasil pemilu Gabon memaparkan Bongo memenangkan pemilu dengan perolehan 64,27 persen suara. Sementara itu, penantang utamanya, Albert Ondo Ossa berada di posisi kedua dengan 30,77 persen suara.

Bongo (64) menggantikan ayahnya, Omar, sebagai Presiden Gabon pada 2009. Dalam pemilu 2009, Bongo mengalahkan 18 capres lainnya, enam di antaranya mendukung Ondo Ossa.

Kerusuhan juga sempat terjadi dalam pemilu 2016 lalu. Gedung parlemen dibakar ketika protes jalanan yang disertai kekerasan meletus menentang kemenangan Bongo untuk kedua kalinya. Saat itu, pemerintah langsung memblokir akses internet selama beberapa hari selama kerusuhan terjadi.*

Baca juga : Tanggapi Rencana APDESI Deklarasi Jokowi Tiga Periode, Korneles: Ini Kudeta Konstitusi
Artikel Terkait
Beredar Isu Dewan Kudeta Konstitusi, RR: Kembali Putuskan Tambah 3 Tahun
Tanggapi Rencana APDESI Deklarasi Jokowi Tiga Periode, Korneles: Ini Kudeta Konstitusi
Hancurkan Demokrasi Bukan dengan "Kudeta Tengah Malam", Tetapi dengan Selubung Legal Formal
Artikel Terkini
KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik
Direktur GKI Beri Materi Kewirausahaan untuk Pelajar SMKS Bina Mandiri Labuan Bajo
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas