Nasional

Menko Polhukam Tegaskan Bahaya Narkoba Bisa Jadi Instrumen Proxy War

Oleh : hendro - Kamis, 12/07/2018 20:45 WIB

Menko Polhukam Wiranto didampingi Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko

Bogor, INDONEWS.ID - Menteri Koordinator Bidang Politik,  Hukum dan Keamanan Wiranto menegaskan, bahwa ancaman terhadap bahaya narkotika bisa menjadi instrumen untuk proxy war atau perang baru yang modern. Karena lebih murah,  tidak kentara, dan tidak dikecam oleh dunia internasional tapi korbannya sungguh sangat mencemaskan.

"Bahaya narkoba ini bukan di depan mata tapi sudah kita alami sekarang,  kita sedang perang dengan itu.  Hasil tangkapan-tangkapan itu tidak lagi berbunyi 10 gram, 100 gram tapi bunyinya ton.  Padahal satu gram saja sudah bisa membuat teler 5 orang, nah kalau ton berapa juta orang bisa yang teler karena itu," ujar Menko Polhukam Wiranto saat menghadiri peringatan Hari Anti-Narkotika Internasional 2018 di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional,  Lido,  Bogor,  Jawa Barat,  Kamis (12/7/2018).

Berdasarkan laporan yang diterima, Kata Menkopolhukam, setiap hari ada 30 anak muda meninggal karena narkoba. Menurut Menko Polhukam,  jika dihitung maka sebulan ada 900 orang yang meninggal karena narkoba. 

"Itu setara dengan tiga pesawat boeing yang jatuh dan semuanya mati,  berarti korban narkotika ini besar sekali," kata Menko Polhukam Wiranto. 

Menko Polhukam mengaku,  sangat menyayangkan masih banyaknya korban narkoba.   Di tahun lalu ada 700 sampai 700 orang yang meninggal tetapi sekarang bisa ditekan hingga di bawah 300 orang.  

"Tapi ini tiap hari,  30 kita biarkan katakanlah kita sadari remaja kita mati karena narkoba.  Maka dengan kesadaran ini ancaman narkoba merupakan hal yang sangat luar biasa, ancaman yang betul-betul serius dan harus kita hadapi dengan serius," kata Menko Polhukam Wiranto. 

Oleh karena itu,  Menko Polhukam mengajak seluruh komponen masyarakat untuk ikut mendukung program operasionalisasi dari BNN yang sudah mencanangkan program melawan ancaman narkoba dengan cara-cara yang lebih kuat,  simultan,  dan total.

 "Tadi saya menyerukan kepada BNN agar tidak henti-hentinya dan tanpa lelah mencoba koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan yang ada hubungannya dengan ancaman narkoba karena betul-betul ini harus serius sekali," kata Menko Polhukam Wiranto.

Selain itu,  Menko Polhukam juga mengingatkan peran para pencandu yang mendapat rehabilitasi agar dapat dioptimalkan untuk memberikan edukasi, atau mengajak rekan-rekannya untuk menjauhi narkoba melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama menjadi pecandu.(hdr)

Artikel Terkait