Nasional

Prajurit Paskhas Harus Miliki Kepekaan pada Penyebaran Paham Radikalisme -Terorisme

Oleh : very - Selasa, 09/04/2019 07:40 WIB

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, saat memberikan pembekalan mengenai Bahaya Penyebaran Paham Radikal Terorisme dan Upaya Pencegahannya kepada prajurit Korpaskhas TNI-AU yang ada di wilayah Jakarta, Bandung dan Bogor, Senin (8/4). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Sebagai pasukan tempur dari matra udara, prajurit Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI-AU harus memiliki since of crisis atau kepekaan terhadap sebuah suasana yang sedang dihadapi oleh seseorang maupun kelompok yang ada di tengah-tengah masyarakat, khususnya mengenai ancaman bahaya penyebaran paham radikalisme dan terorisme.

Karena sebagai bagian integral dari TNI, khususnya TNI AU, prajurit Korpaskhas harus memahami secara utuh mengenai ancaman maupun bahaya penyebaran paham radikalisme – terorisme itu serta potensi ancaman teror yang sangat luas dimensinya.

Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, saat memberikan pembekalan mengenai Bahaya Penyebaran Paham Radikal Terorisme dan Upaya Pencegahannya kepada prajurit Korpaskhas TNI-AU yang ada di wilayah Jakarta, Bandung dan Bogor. Pembekalan ini dilaksanakan di Aula Mako Batalyon Komando 467/Hardha Dedali, Wing I/Harda Marutha Paskhas, kompleks Halim Perdanakusumah, Jakarta, Senin (8/4/2019) siang

“Apa yang sudah saya sampaikan tadi hal-hal yang belum dimengerti selama ini tentunya menjadi mengerti.  Seperti bagaimana mengidentifikasi orang yang terpapar dengan radikalisme, bagaimana mengatasinya, lalu apa yang mesti diperbuat, lalu bagaimana pimpinan mengambil keputusan dan sebagainya tentunya  bisa kita jelaskan dengan pencerahan yang saya berikan tadi,” ujar Kepala BNPT, Komjen Pol. Suhardi Alius usai memberikan pembekalan.

Untuk itulah mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini merasa perlu memberikan gambaran secara utuh mengenai fenomena perkembangan bahaya penyebaran paham radikalisme terorisme kepada prajurit Korpaskhas.

“Untuk itu hari ini saya diundang oleh Dankorpaskhas untuk memberikan pencerahan sebagaimana saya berikan di Kopassus, kemudian juga di Marinir dan sekarang di Korpaskhas. Ini agar supaya punya kesamaan visi dan misi dalam rangka menjaga kesatuan negara ini dan juga masalah keluarganya supaya jangan sampai terpapar hal-hal yang sangat tidak baik yang mengancam keutuhan bangsa dan negara,” ujar mantan  Kabareskrim Polri ini.

Dalam pembekalan selama kurang lebih tiga jam tersebut alumni Akpol tahun 1985 ini meminta agar kita semua mengenal kembali mengenai bagaimana nasionalisme kebangsaan kita dan bagaimana kita menjaga semua ini dengan baik. Hal ini dikarenakan TNI dan Polri sesuai tugas pokok dan fungsinya  di desain untuk bela negara. Namun tidak menutup kemungkinan bibit-bibit radikalisme negatif  bisa saja sewaktu-waktu tumbuh di instansi tersebut.

“Seperti apa yang disampaikan tadi bahwa garda terdepan dalam menjaga Republik ini adalah TNI dan Polri. Kita harapkan dengan pemahaman yang utuh tadi mereka bisa menjaga bukan hanya terhadap kesatuannya tapi juga keluarganya. Dan yang lebih besar lagi yakni menjaga negeri ini,” ucap mantan Kapolda Jawa Barat ini.

Karena menurut Kepala BNPT, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dengan pesatnya kemajuan informasi dan teknologi yang sedang terjadi saat ini, membuat cara mendapatkan informasi tidak terbendung.  Apalagi informasi dari dunia maya itu dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Karena informasi melalui dunia maya yang tidak terbendung ini dapat menjadi celah masuknya paham radikalisme dan terorisme, sehingga siapa saja dapat terpapar termasuk anggota TNI/Polri jika tidak memiliki kemampuan filter konten di media sosial dengan kuat.

“Oleh karena itu saya mengingatkan kepada para peserta tadi untuk mengamati betul lingkungan sekitar termasuk di lingkungan  keluarga peserta itu sendiri. Karena jika TNI/Polri tercemar, tidak ada lagi yang dapat diharapkan untuk menjaga kedaulatan negara,” ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini mengingatkan.

Dalam kesempatan tersebut perwira tinggi Polri berpangkat Bintang Tiga kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962  ini juga mengapresiasi kinerja para personil Paskhas yang selama ini telah membantu BNPT. Apalagi saat ini menurutnya, BNPT juga bertumpu kepada Paskhas,

“Luar biasa, sekarang kita bertumpu (pada Paskhas). Kita lihat teman-teman Paskhas yang sekarang ada di BNPT sudah berperan sangat luar biasa. Bahkan usur pimpinan Pusat Media Damai (PMD) BNPT (Kolonel Pas. Sujadmiko) diawaki dari Paskhas,” ucap mantan Wakapolda Metro Jaya ini

Untuk itu ke depannya Kepala BNPT berharap sinergi antara BNPT dengan Paskhas bisa terjalin lebih baik lagi dan juga sadar dalam kiprahnya dalam menjaga bangsa ini.  “Jadi ini adalah suatu hal yang sangat luar biasa, baik dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Kepolisian dan seluruh  instansi yang ada di BNPT kurang lebih ada 17 institusi bergabung dan berintegrasi dalam rangka menjaga republik ini dengan baik,” ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Barat dan Kapolres Depok ini mengakhiri.

 

Garda Terdepan

Sementara itu  Komandan Korpaskhas TNI-AU, Marsda TNI Eris Widodo Yuliastono, S.E., M.Tr. (Han) mengatakan bahwa  dengan melihat tugas yang diemban Korpaskhas TNI-AU  yang begitu kompleks tentunya juga menuntut para prajurit Korpaskhas untuk selalu mengikuti dinamika perkembangan situasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi agar mampu melaksanakan dan bertugas secara profesional.

“Maksud dari Korpaskas mengundang Kepala BNPT tentunya untuk memberikan pencerahan dan pembekalan kepada prajurit Paskhas bahwa prajurit Paskhas merupakan bagian dari TNI. Dan tentunya TNI bersama Polri untuk berada di Garda terdepan untuk melaksanakan tugas membasmi teroris dan radikalisme,” ujar Marsda TNI Eris Widodo Yuliastono, usai pembekalan Senin (8/4/2019) petang.

Artikel Terkait