Daerah

Papua Adalah Anak Emas Indonesia, Marilah Kita Berdamai Menjaga NKRI

Oleh : luska - Kamis, 22/08/2019 16:32 WIB

Menkopolhukam,Panglima TNI dan Kapori saat bertemu dengan tokoh adat,agama,dan pejabat Pemda Sorong.(Indonews.id/Luska)

Sorong, INDONEWS.ID - Presiden Joko Widodo menyampaikan salam hormat, salam persaudaraan dan salam perdamaian kepada siapapun yang kita temui di Papua maupun Papua Barat, bagi Indonesia Papua bukan anak tiri, tetapi Papua adalah anak emas bagi Indonesia.

Tegas Menkopolhukam Jenderal (purn) Wiranto saat menemui para tpkoh adat, tokoh agama dan masyarakat Papua Barat di meeting room Swiss-Belhotel, Sorong, Papua Barat, Kamis (22/8/2019). Bersama Menkopolhukan juga hadir Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan sejumlah pejabat Pemda Sorong.

Presiden Jokowi, lanjut Menkopolhukam, mendoakan agar permasalahan yang dihadapi di Papua dan Papua Barat segera berakhir.

"Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, Papua dan Papua Barat bukan anak tiri, tapi anak emas. Hal ini dibuktikan dengan telah dikucurkannya dana dari pusat lebih dari Rp 100 triliun ke Papua. Jangan sampai kita mendengar suara sumbang yang menginginkan daerah dengan pusat terpecah belah, karena itu hanya niatan oknum tertentu yang ingin membuat kacau negeri ini," terang Wiranto.

"Kita tidak bisa meramalkan apa yang terjadi. Insiden yang telah terjadi beberapa hari terakhir karena adanya suatu luapan emosi yang tidak terkendali akibat informasi yang sebagian besar tidak benar. Semua ini dilakukan oleh oknum-oknum untuk memicu emosi dan kemarahan dan ingin memecah belah persatuan dan kesatuan di tanah Papua," ujarnya.

" Hal-hal yang tidak kita inginkan. Adanya satu luapan emosi yang tak terkendali karena adanya informasi-informasi yang sebagian besar tidak benar. Apakah itu hoax, berita bohong yang semuanya diarahkan untuk memicu emosi, kemarahan kita. Sehingga yang kemarin terjadi adalah kemarahan akibat salah paham, ketersinggungan," lanjut mantan Panglima TNI ini.

Lanjut Wiranto, yang dilakukan oleh kelompok masyarakat terhadap mahasiswa Papua di Surabaya merupakan tindakan oknum bukan mewakili Pemerintah Indonesia.

Dikatakan Wiranto, Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi selalu mewanti-wanti untuk mengedepankan pembangunan di Papua dan Papua Barat.

"Dana pusat digelontorkan untuk Papua dan Papua Barat beberapa kali lipat lebih besar dibandingkan daerah lain, seperti DAU (Dana Alokasi Umum) dan dana dari kementerian lembaga. Tidak ada presiden yang datang ke suatu daerah dalam satu tahun itu lebih dari satu kali. Hanya di Papua saja yang didatangi presiden sebanyak tujuh kali dalam satu tahun," kata Wiranto.

Wiranto juga menegaskan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati, waktu yang sudah berlalu tidak bisa diputar kembali.

" Kita harus damai dan menjaga persatuan. Kalau kita tidak bisa merawat persatuan, maka kita berkhianat pada pendahulu atau founding father. Tugasnya kita sekarang hanya merawat persatuan dan kesatuan bangsa," tegasnya.

" Insiden ini merupakan pelajaran berharga, semoga kita semua lebih sadar bahwa lebih banyak berkomunikasi, bersabar, dan lebih memahami Bhineka Tunggal Ika. Kita harus merajut kembali persaudaraan sebagai satu bangsa, agar ke depan kekhilafan dan emosi bisa dikurangi dan dihilangkan," pungkasnya.

Artikel Terkait