Nasional

Ini Duduk Perkaranya! Pengakuan OPM soal Penyerangan Nakes di Pegunungan Bintang

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 20/09/2021 12:37 WIB

Fasilitas umum yang dibakar anggota OPM (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) buka suara usai menyerang fasilitas publik, seperti puskesmas dan gedung sekolah di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua pada 13-14 September 2021.

Mereka mengklaim aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk perlawanan untuk dapat memisahkan diri dari Indonesia. OPM menyatakan siap jika perbuatannya dibawa ke hukum internasional.

"Kami siap ke hukum internasional jika kami salah. Tapi kami tetap punya dekat untuk hancurkan semua fasilitas milik pemerintah kolonial Indonesia," kata Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom seperti dikutip CNNIndonesia.com, Jumat (17/9).

Sebby menyebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selama ini juga telah mengabaikan hak orang asli Papua untuk merdeka. Menurutnya, mereka juga membiarkan pemerintah Indonesia melakukan kekerasan brutal selama 59 tahun.

Sebby mengatakan OPM yang bertanggung jawab atas penyerangan tenaga kesehatan di Pegunungan Bintang. Ia memastikan bakal terus menyerang sejumlah fasilitas-fasilitas yang menjadi bagian program pemerintah Indonesia.

"Akan kami hancurkan semuanya di seluruh tanah Papua dan kami akan bangun kembali setelah Papua merdeka penuh dari tangan pemerintah kolonial Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut, Sebby mengklaim serangan kepada tenaga kesehatan dilakukan untuk merespons tembakan ke arah mereka.

Sementara itu Danrem 172/PWY Birgjen Izak Pangemanan mengatakan kontak tembak terjadi sebelum terjadi pembakaran pada fasilitas kesehatan.

"Kejadian kontak tembak terjadi 30 menit sebelum pembakaran. Akibat kontak tembak itu, 3 KKB kena tembak, lalu membalas dengan pembakaran," kata Izak.

"Sedangkan tenaga medis di dalam puskesmas mereka sembunyi di dalam. Mereka (KKB) mengumpulkan tenaga medis yang ada."

Aksi pembakaran dan penyerangan itu terjadi mulai pada Senin (13/9) lalu. Beberapa fasilitas publik yang dibakar antara lain kantor Distrik, kantor Kas Bank Papua Kiwirok, Puskesmas Kiwirok, Rumah Dokter, Barak Tenaga Kesehatan, SD Inpres, Rumah Guru dan Pasar.

Selain itu, juga sempat terjadi kontak tembak antara KKB dengan aparat TNI-Polri yang berjaga. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arm Reza Nur Patria menyebut satu anggota mengalami luka ringan karena terkena peluru selama kontak senjata.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendesak pemerintah provinsi Papua agar menjamin keselamatan para tenaga kesehatan di wilayah Papua usai tewasnya Gabriella Meilani buntut penyerangan KKB.*

Artikel Terkait