Nasional

LSPR Institute Luncurkan Buku Panduan Tanggap dan Siaga Banjir untuk Desa Bojongkulur

Oleh : very - Rabu, 17/11/2021 09:47 WIB

Founder and CEO LSPR Institute Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR dalam acara pelatihan yang dilakukan secara online yang berlangsung pada Selasa (16/11/2021). (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- LSPR Communication and Business Institute memberikan pelatihan pencegahan dan penanggulangan banjir pada perangkat Desa Bojongkulur, Bogor, Jawa Barat sebagai bentuk penyelenggaraan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) LSPR Literasi Desa. Dalam pelatihan ini LSPR juga meluncurkan buku berjudul ‘Sedia Payung Sebelum Hujan’ yakni panduan tanggap dan siaga banjir.

Kedua kegiatan ini diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi dan Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) LSPR Communication and Business Institut yang berada dalam satu tema kegiatan yakni, “Trainer on Trainee: Sedia Payung Sebelum Hujan”.

Pelatihan yang dilakukan secara online ini berlangsung pada Selasa (16/11/2021) dan diikuti oleh lebih dari 300 orang. Para peserta ini terdiri dari dosen dan mahasiswa LSPR, kemudian juga warga dari Desa Bojongkulur.

“Program ini merupakan penerapan studi komunikasi yang aplikatif ke masyarakat. Terimakasih untuk bapak dan ibu dosen yang telah bekerja bersama-sama untuk menghasilkan buku panduan penanganan banjir sebagai program literasi desa. Saya berharap buku ini bisa memberikan manfaat bagi warga Desa Bojongkulur,” kata Founder and CEO LSPR Institute Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR dalam sambutannya.

(Rektor LSPR Dr. Andre Ikhsano. Foto: Ist

Sementara itu, Rektor LSPR Dr. Andre Ikhsano mengatakan, banjir merupakan bencana yang kerap melanda Indonesia. Menurutnya ada sekitar 2.200 bencana alam yang terjadi sejak 1 Januari hingga 31 Oktober 2021. Dari jumlah itu sekitar 40 persen bencana adalah banjir.

“Permasalahan banjir, ini terkait juga dengan masalah komunikasi. Komunikasi juga hal penting, baik saat mitigasi bencana, saat terjadi bencana dan setelah bencana,” kata Dr. Andre dalam sambutannya.

Sambutan lain diberikan oleh Kaprodi Ilmu Komunikasi, Dr. Sri Ulya Suskarwati, yang akrab disapa dengan Dr. Lia, menjelaskan peluncuran buku dan juga pelatihan ini merupakan bagian dari kegiatan Literasi Desa yang digagas LSPR.

Menurutnya program Literasi Desa ini bertujuan untuk mengimplementasikan program-program pengabdian kepada masyarakat di bidang komunikasi. “Jadi salah satu luaran program ini adalah buku panduan tanggap dan siaga banjir,” kata Dr. Lia.

Kepala Desa Bojongkulur, Firman Riansyah, menyatakan, desa ini merupakan salah satu desa yang rawan banjir. Saat ini pemerintah daerah terus berupaya mengendalikan banjir di kawasan tersebut. “Kita sudah mendirikan rumah-rumah pompa untuk mengendalikan banjir,” kata beliau.

Saat ini sudah terdapat 24 rumah pompa di keseluruhan kawasan Desa Bojongkulur yang dapat mempercepat surutnya air saat banjir. Menurutnya tahun depan akan dibuat lagi 7 rumah pompa untuk mengendalikan banjir. “Tentunya proses mitigasi ini sangat penting, karena itu selain pembangunan infrastruktur juga diperlukan pelatihan dan juga pemberian wawasan untuk mitigasi bencana,” katanya.

 

 

(dr. Sondang MHA Pandjaitan Sirait, SpKK(K), MPd. Ked., FINSDV. Foto: Ist)

 

Bahaya Penyakit Saat Banjir

Pada pelatihan ini juga menghadirkan, dr. Sondang MHA Pandjaitan Sirait, SpKK(K), MPd. Ked., FINSDV, yang menjelaskan mengenai bahaya penyakit yang terjadi saat banjir.

Menurut dr. Sondang, penyakit kulit, mata dan pencernaan adalah penyakit-penyakit umum diderita warga yang terdampak banjir. “Kita juga harus waspada penyakit yang ditimbulkan pasca banjir seperti demam berdarah dan leptospirosis,” papar dr. Sondang.

Menurutnya penyakit Leptospirosis, disebabkan oleh kencing tikus ini bisa mengancam jiwa manusia. Penderita penyakit ini biasanya mengalami demam, diare lalu sakit kepala hebat dan nyeri otot. “Penyakit ini juga bisa menyebabkan kematian,” tegas beliau.

Dua pemateri terakhir merupakan dosen dari LSPR Institute yang memberikan pemahaman mengenai cara mengomunikasikan permasalahan banjir pada masyarakat. Hal ini disebabkan adanya anggota PKK Desa Bojongkulur yang mengikuti acara ini. Nantinya ibu-ibu PKK ini akan menyampaikan pesan mengenai permasalahan banjir ini kepada masyarakat. 

Dr. Rubiyanto, LSPR Lecturer in Postgraduate Programme, menjelaskan mengenai pengertian komunikasi. Menurutnya ada berbagai jenis komunikasi misalnya saja, komunikasi kesehatan, komunikasi bencana dan juga komunikasi organisasi. Komunikasi itu sendiri memiliki tujuan untuk menciptakan rasa saling memahami, membangun hubungan atau juga bisa untuk mempengaruhi atau membujuk.

“Komunikasi memiliki tujuan dan ini harus kita pahami,” jelas Dr. Rubiyanto.

Ia juga menyatakan, saat melakukan komunikasi dapat terjadi gangguan. Misalnya, saat berkomunikasi terdengar suara klakson kendaraan sehingga suara pembicara menjadi tidak terdengar. “Tentunya kalau ini terjadi, kita harus mengulangi pesan yang kita sampaikan agar clear,” kata beliau. 

Pembicara terakhir adalah Dr. Dewi Widowati yang juga merupakan LSPR Lecturer in Posgraduate Programme. Dr. Dewi menjelaskan mengenai komunikasi nonverbal yang merupakan salah satu aspek dalam komunikasi. Menurut beliau komunikasi nonverbal ini termasuk intonasi, gesture dan body language. “Komunikasi nonverbal ini penting saat menyampaikan pesan,” kata dr. Dewi. Dr. Dewi kemudian meminta ibu-ibu PKK yang akan memberikan penyuluhan mengenai banjir untuk memperhatikan komunikasi nonverbal ini. Karena komunikasi ini mendukung pesan verbal yang disampaikan.

(Kepala Desa Bojongkulur, Firman Riansyah. Foto: Ist)

Tentang LSPR Literasi Desa

LSPR Literasi Desa merupakan salah satu Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) dari pemerintah yang dimenangkan oleh LSPR Institute. Program Hibah PKKM yang dimaksud terdiri dari Literasi Desa, Riset Kolaborasi, LSPR Connect & Developing, LSPR Upscale Pertukaran Dosen, dan Program Kemanusiaan. Dalam implementasinya, LSPR menjalankan Pengabdian Masyarakat Kolaboratif yang terdiri dari berbagai kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan serta Pelatihan Pengembangan Dosen di Bidang Pengabdian Masyarakat. Kegiatan ini merupakan ranah untuk Dosen dalam merealisasikan Tridharma Perguruan Tinggi, serta memberikan kontribusi atau dampak positif langsung kepada masyarakat. 

 

Sekilas LSPR

LSPR–Jakarta berdiri sejak 1 Juli 1992 adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakan program sarjana ilmu komunikasi yang terbagi atas enam konsentrasi pilihan yaitu, Public Relations, International Relations, Marketing, Mass Communication, Digital Media Communication & Advertising dan Performing Arts Communication, serta program pasca sarjana yang terbagi menjadi empat konsentrasi yaitu Corporate Communication, Marketing Communication, International Relations Communication dan Mass Media Management. Saat ini LSPR–Jakarta memiliki 31. 098 lulusan serta sebanyak 6270 mahasiswa dan mahasiswi aktif.

Data LSPR Career Centre menunjukkan tingkat serapan lulusan LSPR-Jakarta di dunia kerja mencapai 90% lulusan. LSPR Career Centre selain menyelenggarakan seminar dan pelatihan, menyediakan informasi lowongan pekerjaan, juga membantu menyalurkan alumni ke bidang pekerjaan yang mereka inginkan baik di dalam maupun luar negeri.

(Foto peserta acara pelatihan. Foto: Ist)

Sejak tahun 2002, LSPR selalu mendapat pengakuan dari Badan Akreditasi Nasional dengan nilai A. Untuk program S1 LSPR telah mendapat pengakuan internasional dari lembaga akreditasi internasional yakni The London Chamber of Commerce and Industry Examination Board (LCCI) United Kingdom dan City and Guilds UK sedangkan untuk Program S2, LSPR menjalin kerjasama dengan Edith Cowan University Australia dan City and Guilds UK. 

 

Pada 9 November 2016, LSPR telah menerima surat keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 345/M/KPT/2016 mengenai penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada lingkup program studi Ilmu Komunikasi. LSPR juga mendapatkan tiga penghargaan dari KEMENRISTEK DIKTI pada tanggal 30 November 2016 dengan predikat Peringkat I di Kalangan Sekolah Tinggi untuk Aspek Kelembagaan, Peringkat I di Kalangan Sekolah Tinggi untuk Aspek Kemahasiswaan dan Peringkat II di Kalangan Sekolah Tinggi untuk Aspek Ketenagaan.

Kemudian LSPR bertransformasi menjadi Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR atau LSPR Communication & Business Institute berdasarkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan Nomor 1035/KPT/I/2019. Surat keputusan tersebut diberikan oleh Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T (Plt. Kepala Lembaga LLDIKTI Wilayah III) dan diterima oleh LSPR Manajemen pada Hari Selasa, 12 November 2019 di Kantor LLDIKTI Wilayah III Jakarta. LSPR kini menyelenggarakan 7 (tujuh) Program Studi, yaitu Ilmu Komunikasi Program Magister, Ilmu Komunikasi Program Sarjana, Ilmu Komunikasi Program Sarjana Program Pendidikan Jarak Jauh yang diselenggarakan di Provinsi Bali, Desain Komunikasi Visual Program Sarjana, Manajemen Program Sarjana, Pariwisata Program Sarjana, dan Bisnis Jasa Program Sarjana. ***

Artikel Terkait