Opini

Catatan Akhir Tahun Dunia Penerbangan Nasional

Oleh : luska - Senin, 26/12/2022 08:15 WIB

Penulis : Chappy Hakim – Pusat Studi Air Power Indonesia

Akhir tahun 2022 telah menunjukkan perkembangan positif dari dunia penerbangan internasional  termasuk Indonesia berkait dengan menurunnya Pendemi Covid 19.   Dari perkembangan upaya pemulihan jalur penerbangan pasca covid 19, Indonesia termasuk salah satu negara yang berhasil dengan baik.   Penerbangan nasional sebagai sub sistem dari global air transportation system telah mendorong positif laju pemulihan di tingkat dunia.

Dari catatan yang berhasil dikumpulkan melalui berbagai sumber maka penerbangan domestik pada rute tertentu sudah mendekati tingkat normal sebelum pandemi.   Frekuensi penerbangan Jakarta dan Bali diperkirakan sudah mencapai tingkat 85 hingga 90% seperti kondisi sebelum pendemi.   Sementara untuk Surabaya dan Makassar sudah bergerak menuju angka 75 sampai 80 %, dan bandara lainnya tengah menyusul pada tingkat sekitar 60 hingga 70%.  Disisi lainnya rute terpadat yang meningkat dengan cepat masih didominasi Cengkareng  Bali disusul dengan Cengkareng Surabaya, salah satunya sebagai dampak dari kegiatan G-20.   Untuk rute penerbangan antar bangsa rute Jakarta Singapura berada pada tingkat teratas disusul rute Jakarta Kuala Lumpur.   Laju peningkatan orang bepergian menggunakan jasa angkutan udara telah meningkat tajam beberapa bulan terakhir.
Fenomena berakhirnya masa pandemi beriringan dengan musim libur di akhir tahun menyebabkan kepadatan di beberapa bandara tidak dapat dihindari.   Tantangan besar bagi Maskapai penerbangan dan pengelola bandara yang telah sekian lama “nganggur” akibat wabah pandemic covid 19.

Bandara Cengkareng dalam minggu terakhir ini sudah mencatat angka 900 sampai 1000 penerbangan dalam sehari yang berarti sudah mulai mendekati angkat kepadatan pada sebelum pandemic yaitu diseputaran angka 1000 sampai dengan 1200 penerbangan per hari.   Menyusul Bali yang juga sudah mencapai angka 380 per hari, dimana sebelum pandemic tercatat sudah mencapai angka diatas 400 penerbangan setiap harinya.

Untuk penerbangan Jawa Bali kelihatan Maskapai Penerbangan Citilink menguasai sampai 20 %, Lion Air 15%, Air Asia  14%, Garuda 12%, Batik Air 8%, Wings Air 8% dan Super Airjet 7%.   Secara akumulatif dapat diperkirakan dengan hitungan kasar bahwa Lion Air Group merajai pasar hingga 38% untuk rute Jawa Bali.   Ditingkat nasional secara kasat mata Lion Group sangat dominan menguasai pasar penerbangan domestic sampai pada angka lebih dari 50%.   Sebuah situasi dan kondisi yang tidak dapat dihindari sebagai akibat dari bangkrutnya Merpati Nusantara Airlines dan kesulitan keuangan parah yang diderita Garuda Indonesia.   Walaupun ada pendatang baru armada asal China yang masuk melalui Trans Nusa dengan pesawat COMAC, tidak akan mampu mempengaruhi perkembangan yang ada, karena Trans Nusa tidak atau belum akan mencapai angka 4% dalam kancah persaingan di penerbangan domestic.

Sebuah perkembangan yang sangat menggembirakan industri penerbangan dalam negeri dalam aspek penyelenggaraan jalur perhubungan udara pasca pandemic.   Pada saat yang sama patut menjadi perhatian dan catatan kita bersama bahwa pasar penerbangan domestic secara keseluruhan seyogyanya harus dibangun bagi dukungan administrasi logistic tata kelola pemerintahan dan sekaligus  berfungsi sebagai unsur tugas pemerintah dalam aspek pelayanan masyarakat.   Disamping itu perhubungan udara di Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sangat luas tercatat sebagai pengemban peran pemersatu bangsa dan pengawal eksistensi NKRI.   Ada Amanah konstitusi terhadap wilayah udara nasional sebagai Sumber Daya Alam untuk dikuasai dan dikelola bagi semaksimal kesejahteraan rakyat banyak.   Terkandung peran pertahanan keamanan negara dalam sistem pengelolaan jejaring perhubungan udara nasional.   Peran Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines serta Pelita Air Service kiranya harus tetap dapat terjaga posisinya sebagai pilar utama penyangga sekaligus sebagai alat utama pemersatu bangsa dalam fungsinya sebagai pengelola perhubungan udara nasional.   Sebuah tantangan berat bagi tugas pemerintah untuk dapat menempatkan Right Man on the Right Place sesuai kompetensi dan profesionalitas jajaran manajemen Maskapai Penerbangan milik Negara.   Pada saat bersamaan otoritas penerbangan nasional harus senantiasa memiliki kemampuan melaksanakan pengawasan ketat yang berlanjut dalam menjaga kualitas tata kelola manajemen dan faktor keselamatan penerbangan sesuai standar Internasional.

Dari catatan akhir tahun 2022 ini teriring harapan besar dalam memasuki tahun 2023, perhubungan udara di Indonesia dapat berkembang sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna jasa angkutan udara.   Dengan demikian maka roda ekonomi yang sudah mulai bergulir akan menjadi lebih baik.   Bergulir menuju Indonesia maju.  

Jakarta 26 Desember 2022
 

Artikel Terkait