Daerah

RA Wisnu Wijaya: Ganjar Sosok Pemimpin Berhasil yang Mendapatkan Hati dan Cinta Warga Jateng

Oleh : very - Jum'at, 08/09/2023 21:40 WIB

Caleg DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah VI, RA Wisnu Wijaya. (Foto: Ist)

Semarang, INDONEWS.ID - Ribuan warga Semarang, Jawa Tengah, tumpah-ruah dalam acara “Terima Kasih Jawa Tengah”, di halaman kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan Kota Semarang, Selasa (5/9/2023). Banyak di antara mereka yang menangis, melepas Gubernur Ganjar Pranowo-Wagub Taj Yasin Maimoen.

Caleg DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah VI, RA Wisnu Wijaya mengatakan acara perpisahan tersebut adalah sebuah fenomena yang jarang terjadi selama ini.

“Acara perpisahan Pak Ganjar dengan warga Jateng adalah sebuah fenomena yang sepertinya jarang banget ditemui di lingkungan kita. Fenomena apa? Fenomena ganjar adalah KITA. Kita adalah rakyat dimana fenomena pelibatan partisipasi publik rakyat terjadi di saat perpisahan tersebut,” ujarnya di Jakarta, Jumat (8/9).

Caleg Jateng VI yang meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, dan Kota Malang, ini mengatakan, mulai dari petani, penyapu jalan, penyandang disabilitas, para pedagang bawang hadir dalam acara tersebut.

“Semua itu adalah bukti kuat Ganjar adalah sosok pemimpin yang berhasil membawa Jawa Tengah ke arah kemajuan sekaligus mendapatkan hati dan cinta masyarakat,” ujarnya.

Tokoh yang biasa disapa Wisnu ini menyebutkan beberapa di antara kesuksesan yang telah diraih selama kepemimpinan Ganjar-Gus Yasin.

Kesuksesan Ganjar, ujarnya, yang paling monumental diantara berbagai prestasi lainnya adalah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali dipilih sebagai provinsi terbaik pertama dalam Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2023. Penghargaan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia itu merupakan kali ketiga yang diterima Provinsi Jateng pada era kepemimpinan Ganjar

Dia mengatakan, di bawah kepemimpinan Ganjar, Jawa Tengah juga diakui sebagai ‘Provinsi yang Memulai Inisiasi Awal untuk Sirkular Ekonomi’.

Selanjutnya, penghargaan lain yang khusus diraih berkat keseriusan Ganjar dan seluruh jajarannya adalah provinsi tersebut berkomitmen untuk mengembangkan penerapan energi baru terbarukan atau EBT.

Di bawah kepemimpinan Ganjar, jumlah Desa Mandiri Energi (DME) di Jawa Tengah saat ini sebanyak 2.353 DME. Terdiri dari 2.167 DME inisiatif, 160 DME berkembang, dan 26 DME mapan.

“Raihan PPD 2023 kategori perencanaan dan pencapaian terbaik tingkat provinsi ini, menunjukkan keberhasilan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menjalankan fungsi kepemerintahan, khususnya keberhasilan reformasi birokrasi,” ujar Wisnu.

Keberhasilan ini juga, katanya, menunjukkan indikasi reformasi birokrasi yang berjalan. Aparatur Sipil Negara terus memperbaiki diri, melakukan inovasi, kemudian menunjukkan performance terbaiknya.

 

Jokowi dan Ganjar Adalah Sama

Melihat berbagai keberhasilan yang telah ditorehkan Ganjar di atas, katanya, semua pihak diajak untuk melihat keberhasilan yang juga telah dilakukan oleh Presiden, Joko Widodo.

Baik Ganjar maupun Presiden Jokowi sama-sama pemimpin yang berangkat dari bawah, namun sukses membawa keberhasilan.

“Kita lihat Jokowi adalah siapa? Seseorang yang dari nol namun sukses membawa derajat Indonesia ke kancah dunia. Begitu pula Ganjar seseorang yang memulai karir politiknya dari nol sehingga tumbuh menjadi kekuatan yang alami. Jokowi dan Ganjar adalah sama,” ujarnya.

Dia mengatakan, kedua tokoh tersebut bukan tokoh karbitan atau menjadi tokoh besar akibat bayang-bayang nama besar orang tua.

“Seseorang yang tumbuh alami dari bawah itulah yang mempunyai kekuatan eksekutor sejati. Kekuatan kepemimpinan eksekutor sejati inilah dibutuhkan sesuai dengan tantangan zaman saat kini,” kata Wisnu.

Di tengah kesuksesan yang diraih Ganjar, nada miring juga masih sering terdengar. Antara lain terkait kemiskinan misalnya di Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Atau juga sering dikeluhkan banjir rob di Kabupaten dan Kota Pekalongan.

Terkait hal itu, kata Wisnu, Ganjar langsung mencari penyebab sekaligus solusi untuk mengurangi kemiskinan di Kabupaten Pemalang.

“Pak Ganjar menyadari hal itu. Ia pun langsung mencari tahu penyebab dan solusinya agar kemiskinan itu bisa dikurangi, yaitu dengan menciptakan 800 lapangan pekerjaan,” ujarnya.

Terkait banjir rob yang selalu “mengintip” warga Kabupaten dan Kota Pekalongan, Ganjar juga telah membuat program “Flood Resilience Alliance”.

Menurut Wisnu, masa depan Pekalongan adalah konsekuensi dari setiap kebijakan yang diambil.

Menurutnya, ada tiga kebijakan yang bisa diambil, yaitu antisipasi dan penanggulangan banjir rob; pendekatan kepada masyarakat terkait rumah panggung dan transportasi air; hingga alternatif pengosongan pemukiman langganan banjir.

Sebagai langkah antisipatif, Ganjar melakukan penataan kawasan pemukiman tahan banjir seperti di Negeri Belanda. Walau kendalanya ada, yaitu pada besarnya anggaran yang harus dikeluarkan.

Karena itu, katanya, warga Pekalongan harus diberikan pengetahuan ihwal pemukiman permanen dan semi permanen. Jika warga tetap bertahan di daerah tersebut, maka dianjurkan untuk membangun rumah panggung.

Ganjar juga memberikan alternatif desalinasi, yaitu proses buatan air asin diubah menjadi air tawar, yang bisa direalisasikan pemerintah Kabupaten dan Kota Pekalongan Raya.

“Bahkan, alternatif lain seperti pengosongan dan pemindahan pemukiman juga patut dipertimbangkan. Kalau perlu teknologi yang bisa dicarikan altenatif. Yang paling ekstrem dipindah, maka area itu akan dikosongkan. Pemindahan ini akan coba dikomunikasikan seperti di Demak,” ujarnya. ***

 

Artikel Terkait