
Jakarta, INDONEWS.ID – Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Rusia Alexey Gruzdev mengatakan Rusia siap meningkatkan kerja sama bilateral dengan Indonesia.
“Di banyak sektor, kita telah mencapai banyak pencapaian penting dalam beberapa tahun terakhir dan kami siap menjadikan semua ini sebagai dasar kerja sama bilateral kita dengan Indonesia,” katanya dalam ”Programme of The Russia-Indonesia Business Forum” yang digelar di Jakarta, Senin (14/4).
Gruzdev mengatakan, perdagangan Indonesia-Rusia tidak terlalu beragam. Hal itu terlihat dari produk yang dikirim Rusia ke Indonesia adalah komoditas bahan bakar dan energi seperti batu bara dan minyak.
Sementara impor Rusia dari Indonesia didominasi produk agroindustri seperti minyak sawit, minyak kelapa, mentega, dan kakao.
“Bagi Rusia, pasokan minyak sawit dari Indonesia merupakan komoditas utama. Llebih dari 90 persen minyak sawit yang dipasok ke Rusia berasal dari Indonesia. Jadi, dapat dikatakan bahwa ini merupakan faktor strategis kerja sama kita,” kata Gruzdev seperti dikutip dari Antaranews.
Dia menambahkan bahwa Rusia menunjukkan minat serius untuk memasok produk farmasi ke pasar Indonesia dan menjajaki potensi kerja sama jika ada prasyarat ekonomi dan pasar yang cukup.
“Kita bisa berbicara tentang obat-obatan untuk onkologi, autoimun, penyakit langka, seluruh kelompok insulin, dan berbagai macam vaksin,” katanya dalam forum yang juga dihadiri oleh Ismeth Wibowo, Komisaris PT Sunra Distributor Indonesia, perusahaan yang menjadi pionir dalam memproduksi kendaraan roda dua berteknologi ramah lingkungan, yang juga memfasilitasi beberapa perusahaan Rusia yang akan investasi di Indonesia tersebut.
Gruzdev menyebutkan juga ada peluang kerja sama di sektor pariwisata dan pembuatan kapal penumpang.
Selain itu, katanya, ada juga kerja sama terkait pengembangan energi nuklir, dengan Rusia merupakan salah satu pemimpin dalam industri tersebut.
Seperti diketahui, Indonesia telah mengadopsi rencana untuk mengembangkan energi nuklir. Menurut Gruzdev, Rusia bisa menawarkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir dan aplikasi non-energi dari teknologi nuklir kepada Indonesia.
“Ini adalah pengobatan nuklir, penyediaan radioisotop, teknologi untuk pengolahan tanaman, meningkatkan masa simpan produk pertanian. Industri nuklir kami dapat menawarkan semua ini,” ujarnya.
Rusia juga, katanya, sedang membahas opsi untuk membangun dan mengembangkan jaringan koresponden dan membangun rute pengiriman kargo baru.
“Perusahaan logistik Rusia menunjukkan minat untuk meluncurkan jalur baru, termasuk pengembangan kontainer infrastruktur pelabuhan,” katanya.
Selain itu, Rusia memiliki perkembangan yang sangat baik dalam teknologi informasi dan digital seperti perangkat lunak industri, solusi digital untuk sistem navigasi, kartografi, dan pencarian independen di internet.
“Kami dengan senang hati menawarkan semua ini ke pasar Indonesia,” kata dia.
Ismeth Wibowo, Komisaris PT Sunra Distributor Indonesia, perusahaan yang menjadi pionir dalam memproduksi kendaraan roda dua berteknologi ramah lingkungan, yang juga memfasilitasi beberapa perusahaan Rusia yang akan investasi di Indonesia tersebut. (Foto: Ist)
Dukung Program Prioritas Indonesia
Alexey Gruzdev mengatakan bahwa Rusia berupaya mendukung kebijakan dan prioritas nasional Indonesia. Karena itu, perdagangan Indonesia-Rusia harus didasarkan pada rasa saling menghormati dan saling percaya.
Gruzdev mengatakan Rusia berusaha memahami hal-hal yang diharapkan oleh Indonesia, terutama terkait kebijakan dan prioritas nasional Indonesia.
“Kami hanya akan melakukan apa yang diharapkan oleh mitra kami … bukan untuk mencoba menjual apa yang ingin kami jual,” kata Gruzdev dalam sesi wawancara seperti dilansir Antaranews.
Rusia, katanya, siap menjual lebih banyak hanya jika Indonesia siap.
Terkait BRICS, Gruzdev mengatakan bahwa pihaknya meluncurkan Pusat Kompetensi Industri negara-negara BRICS dengan dasar keberadaan Organisasi Pengembangan Industri PBB (UNIDO) dan berharap Indonesia akan bergabung.
Dia mengatakan ide awal dari pusat kompetensi tersebut adalah untuk mendistribusikan dan berbagi teknologi dan solusi terbaik yang tersedia di negara-negara BRICS untuk kepentingan semua negara anggota BRICS.
“Kami percaya bahwa akan baik bagi UKM untuk mendapatkan akses ke pasar bersama, ke solusi untuk pelatihan, untuk keterampilan dan transfer teknologi,” ujar Gruzdev. *